41

329 89 25
                                    

Mark tak tau harus berkata apa setelah mendengar penjelasan Jeno mengapa ia memukul Hendra tadi, begitu juga Jisung. Haechan sudah tau tentang masalalu Jeno, namun ia memilih membiarkan Jeno sendiri yang bercerita pada dua temannya yang lain.

" Kalau gue jadi Bianca gue juga akan ngerasa kalau lo cuma jadiin dia pelarian. Udah tau lo sama Dhera cuma masalalu, di depan banyak orang lo malah pasang badan buat Dhera."

" Tapi Mark, gue gak bisa diem liat Dhera di katain kaya tadi."

" Itu artinya lo masih ada rasa sama dia Jen. Cerita jangan setengah-setengah. Biar gue sama yang lain bisa bantuin lo cari jalan keluar."

" Lo inget kan gimana histerisnya Dhera saat ingatan itu muncul, gue gak tega liatnya Mark. Gue gak bisa liat dia kesakitan."

" Tapis secara gak langsung lo udah nyakitin dia dengan bersikap kaya sekarang. Dia udah inget semuanya, kenangan yang udah terkubur lama Jen. Akan lebih sakit bagi dia menghadapi sikap lo yang kaya gini. Sayang bilang sayang, kalau mau move on yaudah jangan perduli lagi!" Jelas Mark.

" Gue masih sayang sama Dhera, tapi perbuatan gue di masalalu gak akan bisa gue tebus dengan bersikap baik ke dia sekarang."

" Terus alasan lo kesini apa? Jelas buat memulai hubungan yang lebih baik sama Dhera kan? Jen, jangan ampe gue keplak kepala lo beragumen kaya gini sama gue!"

Jeno terkekeh, " Itu kesalahan gue Mark, berniat narik Dhera buat jatuh lagi ke lubang yang sama."

" Sekarang lo sama Bianca gimana?" Tanya Haechan.

" Anaknya masih belum bisa gue hubungi Chan."

" Samperin rumahnya." Usul Jisung.

" Mending biarin dia punya waktu tenang dulu." Saran Mark.

" Dan biarin dia sedih sendirian? Bang Jeno mah enak punya kita-kita. Lo lupa Bang? Bianca gak punya temen." Jelas Jisung.

" Biar gue coba ke rumahnya." Ucap Jeno.

" Perjelas Jen gimana kelanjutan hubungan lo sama Bianca, mumpung masih baru." Ucap Mark.

" Iya Mark."

" Kabarin kita, biar kita samperin lo. Jangan pusing sendiri, lo punya kita-kita."

Jeno mengangguk mengerti. Pemuda itu keluar dari apartemen Mark dan bersiap mengendarai motornya menuju kediaman Bianca.

***

Bianca menatap kesal gadis di depannya. Iya, kini berdiri di depan Bianca adalah Dhera. Dhera merasa tak enak sudah membuat Jeno membelanya di depan banyak orang bahkan di depan Bianca yang notabene adalah pacar dari Jeno.

" Gue minta maaf Bi, please jangan marah ke Jeno."

" Gue juga mau minta maaf, meskipun gue tau lo sama Jeno pernah punya hubungan, gue dengan sangat berat hati gak akan ngelepas Jeno untuk balik ke elo. Belum lagi sikap lo selama ini ke Jeno."

" Tenang aja Bi, Jeno udah milih lo kok. Dan gue kesini murni buat minta maaf gak ada maksud lain."

" Gue percaya lo orang baik Dher, tapi orang baik bisa aja berubah dalam waktu beberapa saat atas keserakahannya sendiri."

" Soal masalalu antara Jeno dan gue, gue mohon rahasiain dari yang lain. Gue liat lo ngobrol sama Hendra, gak mungkin dia gak cerita masalalu Jeno. Apapun yang keluar dari mulit Hendra gue mohon jangan lo percaya gitu aja."

" Gue tau apa yang harus gue lakuin sebagai pacar Jeno, jadi lo jangan menggurui gue. Lo emang pernah menjalin hubungan sama dia dan hubungan kalian udah selesai itu artinya lo udah gagal Dher. Sekarang gue yang akan bikin Jeno bahagia. Jadi jangan bertindak bodoh untuk bikin Jeno kaya di sekolah tadi. Ngerti?"

DETERMINE X JENO LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang