🐬10

603 115 22
                                    

Hari ini Dhera dan kelompoknya akan presentasi. Seperti biasa, Bianca yang akan maju. Bianca memang terkenal sebagai gadis yang serba bisa, pandai dalam segala hal, namun sayang ia tak memiliki teman yang tetap, karena sikap Bianca yang selalu mementingkan pelajaran dari pada teman-temannya.

Setelah kelompok Bianca kelompok lain pun maju. Suasana kelas semakin terdengar ramai karena celetukan siswa yang bertanya namun tak kadang pertanyaan yang di layangkan justru di bungkus candaan.

Jam pelajaran usai, karena bel istirahat sudah nyaring terdengar.

" Jen." Dhera menepuk bahu Jeno yang berjalan di depannya.

" Tumben, kenapa Dher?"

" Kan ada tugas kelompok lagi, gue kebagian beli peralatan buat ngehias mading pas puisi buatan kelompok kita di pajang. Lo mau bantuin gak?"

" Maulah! Mau gue jemput? Sekalian ijin ke bokap lo."

" Gak usah, gimana kalau ketemu di toko buku langsung?"

" Boleh, kapan? Jam berapa?"

" Jam 4 sore besok, minggu lo gak ada kegiatan kan?"

" Engga, yaudah nanti gue chat."

" Thank you Jen."

" Sama-sama Dhera sayang." Balas Jeno dengan memperlihatkan senyuman yang siapa saja bisa jatuh ke dalamnya. Kecuali Dhera, mungkin untuk saat ini.

Dhera berjalan mendahulu Jeno untuk pergi ke tujuan awalnya menuju arah perpustakaan. Sedangkan Jeno seperti biasa berkumpul dengan Mark, Jisung dan Haechan di dekat gudang sekolah. Mereka hanya berkumpul berbagi cemilan sambil main game di ponsel atau baca komik yang di sembunyiin Haechan di tempat persembunyian yang aman, bukan buat merokok atau hal negative lainnya. Bersyukur empat anak ini lurus-lurus aja.

Jeno menghampiri teman-temennya dan memilih duduk di sebelah Mark.

" Ada kabar bagus nih." Ucap Jeno.

" Kabar apaan? Renjun putus sama Dhera?" Tanya Haechan.

" Aamiin." Balas Jeno.

" Yeeuu, serius nih gue apaan? Kepo." Desak Haechan.

" Dhera minta tolong gue buat nemenin dia ke toko buku."

Haechan yang awalnya fokus pada komik mendelik menatap Jeno tak percaya, begitu juga Jisung dan Mark.

" HAH? KOK BISA?!!" Seru ketiganya heboh.

" Bentar dulu, lo gak ngerasa aneh gitu? Masa seonggok Dhera yang deket sama lo aja risih tiba-tiba minta di temenin. Emang bakal diijinin sama babenya?" Cecar Haechan.

" Nah bener bang! Bukannya gue sama yang lain mau ngerusak kebahagiaan lo nih Bang, tapi kalau dia emang bisa keluar tanpa babenya mending dia jalan sama Renjun kan?" Timpal Renjun.

" Kecuali Dhera juga ngajak babenya, jadi lo bakal ke toko buki bertiga. Hahaha." Sahut Mark.

" Ya kalau Dhera punya maksud terselubung juga maksud apaan? Gue gak ada pengaruhnya sama sekali di sekolah ini, atau apapun yang bikin dia ngerasa mencari keuntungan."

" Tapi kali aja dia mau deketin lo, bikin lo patah hati, terus dia tinggalin. Biar lo gak ngejer dia lagi. Anjir macem sinetron neh, hahahaha." Ledek Haechan.

Jisung menjetikkan jarinya, " Bener kata Bang Sinchan."

" Haechan bontot!" Protes Haechan.

" Hahaha, ya lo buktiin aja dulu Jen. Jangan terlalu seneng, segala kemungkinan bisa terjadi." Sahut Mark.

DETERMINE X JENO LEEWo Geschichten leben. Entdecke jetzt