23

417 104 65
                                    

Sudah lebih dari sebulan Jeno bersikap keterlaluan pada Dhera, mulai dari sengaja mempermalukan Dhera hingga membuat gadis itu takut pergi ke sekolah. Jeno yang ia kenal bukan Jeno yang manis seperti dulu, melainkan hal sebaliknya yang lebih mengerikan.

Baru saja Dhara akan makan bakso yang ia pesan tapi Jeno dengan usilnya menjambak rambut Dhera dari belakang hingga gadis itu jatuh dari tempat duduknya.

" Kenapa? Mau mewek lo? Cengeng! Masih manja aja mau nolongin orang!" Jeno mengambil mangkuk bakso milik Dhera lalu menumpahkan isinya ke Dhera yang baru saja akan bangun dari tempatnya jatuh.

" PANAS JENO!" Bentak Dhera yang rasanya sudah lelah di perlakukan seperti ini.

" Panyas Jenyo nyenyenye."  Balas Jeno.

" Lo bisa gak sih selesein masalah ini baik-baik? Elo jelas salah Jeno, gue begini demi kebaikan lo tapi lo salah ngartiin sikap gue ke Renjun! Meskipun itu bukan Renjun, gue akan tetep bikin lo minta maaf sama mereka yang udah lo perlakuin kaya gitu!"

Duak!

Jeno menendang kursi panjang yang ada di sebelah Dhera, " Lo bisa diem?" Jeno mengcengkram kerah baju Dhera hingga Dhera yang memiliki tingga badan berbeda sampai berjinjit.

" Enggak! Gue gak bisa diemin kesalahan lo Jen. Bullying itu gak cuma lukain fisik tapi mental orang juga Jeno!"

Jeno terkekeh, " Harusnya lo berterima kasih sama gue, karena punya pacar kaya gue hidup lo aman di sekolah, kalau enggak udah sejak lama lo jadi target orang. Cewek cengeng, manja, childish kaya lo cuma terlihat lemah di mata orang lain."

" Lo pacaran sama gue karena apa? Lo jadiin gue pacar karena apa Jen? Sampai hanya karena gue ngasih tau lo yang baik lo bersikap berlebihan ke gue!"

" Gue pacaran sama lo karena Renjun suka sama lo dari masa orientasi, gue suka ngambil sesuatu yang orang mau, termasuk elo!"

" Terus kenapa lo cemburu gue meluk Renjun kalau lo gak sayang sama gue Jen."

" Banyak tau gak akan merubah hal yang udah terjadi, jadi kalau lo masih pengen hidup tenang pergi dari hadapan gue, sebisa mungkin jangan lo tampakin muka lo! "

" Gue akan terus ada di depan lo sampai gue bener tau kalau apa yang lo bilang tadi bener."

Jeno mendorong Dhera hingga gadis itu mundur beberapa langkah, " Lo emang gak bisa di ajak tawar menawar."

****

Jeno tetap saja mengabaikan pesan atau telfon dari Dhera. Sampai-sampai Gerard yang bersama Jeno sejak tadi gemas sendiri.

" Lo sayang gak sih Jen sama Dhera?"

" Rard, ngapain lo nanya hal kaya gitu ke Jeno?" Sahut Hendra.

" Mending lo denger penjelasan Dhera dulu Jen, dan sikap lo ke Dhera terlalu berlebihan. Dia datengin Renjun juga demi elo."

Jeno melirik tajam ke arah Gerard, " Siapa yang minta lo ikut campur urusan gue? Sesayang apapun gue sama cewek tapi kalau cewek itu mau cari gara-gara rasa sayang gue bakal ilang gitu aja."

" Yaudah sih, cuma masalah cewek ini. Kan Jeno yang jalanin, biarin aja dia mau milih jalan yang mana. Kita sebagai temen kan harusnya saling dukung." Jelas Hendra.

" Apa temen salah juga harus lo belain? Enggak kan Ndra? Lo terlalu cari aman sampai lupa pakai empati lo sebagai manusia."

" Lo suka sama Dhera? Ambil aja." Ucap Jeno lalu keluar dari kediaman Gerard kemudian di susul oleh Hendra.

DETERMINE X JENO LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang