15

624 115 18
                                    

Jeno dan Jisung sudah berada di rumah Bianca. Bahkan gadis itu sudah menyuguhkan minuman dingin untuk dua temannya itu.

" Baru kita berdua doang nih?" Tanya Jisung.

" Seperti yang lo liat. Bertiga btw sama gue." Jawab Bianca.

" Coba chat di grup, tanyain pada dimana." Usul Jeno.

" Udah otw sih beberapa. Tapi Dhera bilang telat dateng, nunggu pacarnya jemput."

" Dhera punya pacar?" Tanya Jisung pura-pura tak tau.

" Dia sih bilangnya gitu tadi di sekolah. Jen, lo gak patah hati kan?" Tanya Bianca.

" Bianca, gue pengen cemilan." Ucap Jeno.

" Mau apa?"

" Yang pedes."

" Okey. Gue ke minimarket depan bentar."

" Gue temenin." Jisung beranjak dari tempat duduknya.

Setelah Bianca dan Jisung pergi, datanglah Dhera. Tapi gadis itu datang sendirian, dengan ragu Dhera duduk di depan Jeno yang sedang asik bermain ponsel.

" Jen, Bianca mana?"

" Minimarket." Jawab Jeno singkat.

" Eum, kaki lo—

" Masih dua." Balas Jeno sambil terkekeh namun pandangannya tetap pada layar ponsel.

" Jen kemarin lo gak nungguin gue kan?"

" Nungguin." Jawab Jeno.

" Maaf gue gak bisa dateng."

" Gue tau kok, jangan ngerasa bersalah. Kan gue yang maksa."

" Soal es teh sama nasi bungkus..."

" Lo penasaran? Kalau penasaran cari jawabannya sendiri."

Untuk pertama kalinya Dhera kesal melihat Jeno yang berbicara tapi tidak menatapnya, jelas ada yang aneh dengan Jeno.

" Okay to the point, kaki lo kenapa? Itu bukan karena lo nungguin gue kan?"

" Bukan."

" Terus kenapa sikap lo begini ke gue?"

" Terus lo maunya gue bersikap gimana?"

" Kalau emang kita pernah ketemu sebelumnya kasih tau dengan jelas dimana, kapan dan apa yang bikin kita bisa ketemu?!"

Jeno meletakkan kasar ponselnya di atas meja lalu menatap tajam ke arah Dhera, " Setelah lo tau jawabannya apa yang bakal lo lakuin?"

" Tergantung jawaban yang lo maksud apa dulu!"

" Putusin Renjun. Setelah itu gue kasih tau jawabannya."

" Lebih baik gue gak perlu tau jawabannya. Lo jelas-jelas permainin gue Jen!"

" Terus lo yang ada maksud terselubung ngajakim gue ke toko buku hari itu gue sebut apa? Apa gak permainin perasaan orang juga? Mikir lo!"

" Jen gue—

" Apa? Lo pikir gue gak tau? Gue gak masalah keuntungan apapun Dher, tapi kalau keuntungan itu buat maksa gue suka sama orang lain. Lo keterlaluan Dher."

" Dan elo yang tetep maksa gue buat suka sama lo apa?! Keterlaluan juga kan? Impas!"

" Keras kepala!"

" Bodo amat!" Balas Dhera.

Keduanya saling membuang pandangan ke arah lain. Syila yang baru datang berdiri kikuk melihat Dhera dan Jeno yang saling diam.

DETERMINE X JENO LEEWhere stories live. Discover now