4 | BILLBOARD

2.3K 101 13
                                    

[🚫 DILARANG SALAH LAPAK ATAU PROMOSI DI LAPAK INI 🚫]

HAPPY READING ALL 💐


Kania berjalan terburu-buru menuju sekolahnya.Dia dari tadi tidak berhenti mengumpati Arka.Kania kesal dengan Arka karena meninggalkan-nya sendirian di depan Alfamart.Dia bertambah sebal saat Arka tidak mengabari alasan kenapa pergi meninggalkan-nya begitu saja.Sebaiknya jika Arka akan pergi beri tahu dulu alasannya pada Kania.

Kania pergi ke belakang sekolah untuk memanjat gerbang belakang sekolah.Dia sangat malas kalau sampai di hukum.Dengan lincah Kania memanjat gerbang sekolah.Matanya melirik kanan dan kiri.Untuk mengawasi sekitar.Takut jika ada yang memergokinya memanjat gerbang sekolah.Dia untungnya memakai dalaman celana panjang.Jadi memudahkannya saat memanjat.

Senyum Kania mengembang saat melihat sekitar tidak ada guru yang melintas.Dia segera melompat turun dari gerbang sekolah.Saat dia baru saja melangkah.Ada seseorang yang tidak asing memanggilnya.Langkahnya berhenti.Dia mengatur nafasnya.Lalu dengan hati-hati dia membalikan badannya.

“KANIA!KETAHUAN KAN KAMU TERLAMBAT!”teriak seorang guru yang berbadan kurus.Dengan postur tubuh yang tidak terlalu tinggi.Wajahnya terlihat merah padam karena marah.Pagi-pagi ada-ada saja yang membuatnya naik darah.

“SINI KAMU!”lanjutnya membuat Kania meringis pelan.

Kania melangkah mendekati guru tersebut.Guru itu adalah guru kiler yang bernama bu Retno.Sepertinya nasib baik sedang tidak berpihak padanya.Buktinya dia malah dipergoki oleh guru killer tersebut.Tahu kalau akan dipergoki Kania lewat gerbang depan saja.Nanti juga akhirnya dia akan dihukum.

Tatapan Bu Retno menelisik.Kania mengumpat di dalam hati.Ini semua karena ulah Arka yang meninggalkannya sendirian di Alfamart.Awas saja jika Kania sampai dihukum yang berat.Arka akan dia amuk.Dia akan meminta perhitungan dengan lelaki itu.

”Kenapa kamu terlambat sekolah? ”tanya bu Retno dengan tatapan tajam.Tangannya berkacak pinggang.Kesan galak menguar dari dalam dirinya.

Kania menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.Dia bingung harus menjawab apa.Karena Bu Retno itu orangnya tidak percayaan.Dia bisa percaya jika ada bukti.Tapi Kania bingung ingin memberikan bukti apa ke Bu Retno.Sedangkan dia tadi tidak mendokumentasikan saat berada di Alfamart.

“Iya.Karena saya terlambat sampai,Bu,”balas Kania di sertai cengirannya.Sengaja dia menjawab seperti itu agar Bu Retno tidak terus mencecarnya.

Bu Retno menghembuskan nafas kasar.Muridnya yang satu ini selalu membuatnya naik darah.“Saya serius!”ujar bu Retno yang wajahnya merah padam atau tandanya sudah marah besar.

“Maaf Bu.Sengaja.Biar ibu lupa menghukum saya,”balas Kania dengan senyuman lebarnya.Agar Bu Retno sedikit luluh dengannya.

“Iya kalau tidak mau dihukum jangan datang terlambat!”balas Bu retno yang emosinya sudah mulai reda.Memang aneh anak jaman sekarang.Tidak mau di hukum.Tapi tidak bisa mentaati peraturan.Maunya hanya enaknya saja.Tidak mau menanggung akibatnya.

Bu Retno menghela nafas panjang.Membuat Kania was-was.Takut Bu Retno memberikan hukuman yang berat terhadap dia.“Karena kelas kamu jam kosong.Maka kamu tidak saya hukum.”ucap Bu Retno yang tentunya membuat Kania kegirangan.

Kania terkejut mendengarnya.Tumben sekali.Guru killer itu baik padanya.Tapi Kania bersyukur dirinya tidak dihukum hari ini.“Terima kasih banyak,Bu.Ibu makin cantik aja deh,”balas Kania memuji Bu Retno agar guru itu tidak marah-marah lagi.

“Bisa aja kamu,”Bu Retno tersenyum-senyum sendiri.Mendengar penuturan anak didiknya.Terkadang dia gampang luluh dengan pujian muridnya.

“Ya sudah saya pamit dulu ya,Bu,”Pamit Kania sambil menyalimi punggung tangan Bu Retno.Lalu melangkah pergi meninggalkan Bu Retno.Dia berjalan ke arah kelasnya.Yang katanya sedang jam kosong.Untung saja.Ternyata takdir sedang berpihak padanya.

ARKANIA | PERJODOHAN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang