28 ; Up and Down

3.7K 549 85
                                    

"Temen kamu udah gak waras ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Temen kamu udah gak waras ya?"

"Namanya juga bucin akut, yang. Daripada makin gila nantinya."

Jissa menghela napas kesal. Ia sehabis bertemu dengan Vano dan Jerome. Tadi saat sedang asik menggosip dikelasnya tiba-tiba Juan memanggilnya. Ternyata Juan diminta Jerome untuk meminta tolong kepadanya supaya memberitahu info tentang Jane, karena jika tidak ketua osis SMARA itu memaksa ingin pergi ke New Zealand sekarang juga dan akan meninggalkan banyak hal disini.

Sebenarnya Jane meminta Jissa untuk tidak memberitahu apapun tentang dia yang pergi ke Selandia Baru. Tapi daripada pacar dari sahabatnya itu nekat menyusul akhirnya Jissa menyerah dan memberitahu kalau Jane pergi untuk menjenguk neneknya yang tiba-tiba sakit, hanya selama tiga hari. Dan akhirnya setelahnya diberitahu Jissa, Vano mengurungkan niatnya untuk menyusul Jane dan memilih untuk menunggunya.

"Aku kesel juga sama kamu. Sama aja tau kamu ngedukung kebohongan mereka."

"Bukan maksud ngedukung, Sa. Aku cuma gak mau terlalu ikut campur sama hubungan mereka. Aku yakin kok, pasti bakal kebongkar juga dengan sendirinya kaya sekarang." Juan mengelus pelan kepala gadis itu. "Udah gausah cemberut gitu. Pulang nanti mau jalan dulu gak?" tawarnya.

Jissa yang tadinya memasang wajah masam sekarang sudah tersenyum lebar. "Ayo! Udah lama gak jalan-jalan sama kamu." jawab Jissa antusias, dibalas kekehan gemas Juan.

Jissa itu gadis yang gampang untuk dibuat bahagia. Dengan mengajaknya mengelilingi kota saja sudah bisa membuat kadar bahagianya meningkat. Dan Juan tau itu.

***

Bel tanda pulang sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Saat ini Jissa sedang menunggu Juan mengambil motornya diparkiran. Ia bersama Lisa dan juga Anna.

"Cha, lo masih marahan sama Zaki?" tanya Jissa yang mendapat anggukan gadis berponi itu.

"Kenapa gak diselesaiin dulu sih? Jadinya makin kusut aja nanti hubungan lo."

"Gue cuma pengen liat seserius apa Zaki sama gue, Sa. Kalo emang dia beneran cinta sama gue, dia pasti berjuang buat bikin gue percaya lagi sama dia." ucap Lisa kali ini lebih serius.

Jissa dan Anna mengangguk mengerti. Laki-laki seperti Zaki memang harus diberi sedikit pelajaran agar dia bisa lebih menghargai perasaan wanitanya.

Tak lama mobil Sean berhenti tepat didepan ketiga gadis itu. Sean juga sempat menyapa Jissa dan Anna.

"Icha gak pulang bareng sama Zaki lagi?" tanya Anna.

"Gak. Hari ini gue berangkat bareng Sean, jadi ya pulangnya harus bareng dia lagi." jawab Lisa.

"Zaki gimana, Cha?" tanya Jissa. Lisa hanya mengangkat bahunya acuh sebagai jawaban.

[✔️] ELITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang