10 ; Lovebirds

5.3K 719 42
                                    

Seorang gadis cantik berseragam putih abu-abu dengan atribut lengkapnya itu baru saja melangkahkan kedua kakinya menuju kendaraannya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Seorang gadis cantik berseragam putih abu-abu dengan atribut lengkapnya itu baru saja melangkahkan kedua kakinya menuju kendaraannya. Kulit putih pucatnya sedikit terpapar sinar matahari. Rambut panjangnya ia biarkan menjuntai hingga punggung. Jane bersiap memasuki mobilnya, namun ketika melihat sebuah motor berhenti di depan gerbang membuatnya penasaran.

Jane tidak mengenal motor itu tetapi ia mengenali perawakan pengendara nya. Jane berjalan kedepan untuk memastikannya lalu meminta Pak Dadang-satpam dirumahnya untuk membukakan gerbang. Saat orang itu membuka helmnya. Ia terkejut, tapi tidak terlalu. Sesuai dugaannya itu adalah kekasihnya, siapa lagi kalau bukan Vano.

"Hai princess!" Sapa cowok itu riang setelah mematikan mesin motornya.

Jane mengamati cowok itu dari atas hingga ke bawah, samping kanan samping kiri, ia amati semua.

"Kenapa ngeliatinnya gitu banget?"

"Ini motor siapa?" Gadis itu malah bertanya balik.

"Motor aku lah by, masa motor Pak Dadang!" Pak Dadang yang tersebut namanya pun mendengar lalu menyahuti, "Kalo mau dikasih ke saya gapapa, Den. Saya ikhlas!" Vano tertawa. "Yee, bukan begitu, Pak!"

"Gimana?" Tanya cowok itu lagi kepada Jane.

Jane mengernyit. "Gimana apanya?" Jane bingung lalu mengerjapkan kedua matanya lucu.

Vano tersenyum gemas ingin mengarungi gadis itu. "Ya gimana? Aku keren gak bawa motor kaya gini?"

Jane nampak berpikir, '"Biasa aja tuh," jawabnya datar.

Vano memelototinya, "Kamu gak seru ah, kamu harusnya bersyukur karena pasti banyak cewek yang ngantri buat diboncengin aku,"

"Yaudah sana sama cewek lain aja kalo gitu!" Nada gadis itu berubah sewot dan menatap tajam cowok didepannya ini. Ada benarnya juga kata cowok itu. Bagaimana tidak mengantri, meski ia tidak tahu-menahu tentang permotoran, tetapi ia tahu milik kekasihnya itu motor mewah bermerk Harley Davidson, karena Papinya pun suka mengoleksi itu dan sejenis juga dengan motor Zaki serta Jerome. Lelaki memang sama saja.

"Bercanda sayang, jangan marah gitu nanti kamu tambah imut," ucap Vano sambal tersenyum lalu mencubit pelan hidung Jane.

"GAK AMAN INI BUAT JANTUNG GUE!" Batin Jane berseru. "Ish gausah cubit-cubit!" ucapnya mati-matian menahan senyum.

"Ayo buruan naik, nanti telat," ucap Vano. "Oh iya aku pamit dulu ya ke Papi sama Mami kamu-"

Jane segera memotong, "Gausah, Papi sama Mami lagi di Paris sampe minggu depan,"

"Jadi kamu sendirian dirumah?" Tanya Vano mengingat bahwa kekasihnya ini adalah anak tunggal.

"Enggak kan ada bibi, besok juga Jissa, Icha, Ann, bakal nginep disini. Udah biasa juga kan, kamu tau sendiri," jawabnya membuat Vano mengangguk mengerti.

[✔️] ELITEOnde histórias criam vida. Descubra agora