21 || Gue Join, Al

Start from the beginning
                                    

Alendra melayangkan tatapan tajamnya kearah Dino. Kenapa sahabatnya yang satu ini tidak pernah bisa mengerti suasana hatinya? Mentang-mentang sudah punya pacar, Dino memang selalu seenaknya.

“Biarin gue seneng dulu bisa nggak?” sinis Alendra.

“Gue nggak bisa liat orang seneng, Al. Sorry aja ya, gue kan emang lebih suka liat lo menderita.” Balas Dino.

“Tapi, Al. gue lebih suka liat lo jadi orang yang waras sih.” Raka menyahut.

Alendra mendelik tidak terima. “Maksud lo, selama ini gue nggak waras gitu?”

“Lah, kan selain nggak waras lo juga goblog,” ujar Dino.

“Terus lo juga tolol.” Timpal Aksa.

“Susah dibilangin juga sih.” Sambung Dino.

“Sebentar. Salah gue apa sih? Kok lo pada seneng banget bully gue mulu?!” gertak Alendra kesal.

“Lo, lagi Sa. Udah gue tolongin bukannya berterima kasih malah ikut-ikutan mereka, udah pulih bener lo hah? Sini kita rebut.” Oceh Alendra kesal.

“Kebiasaan, padahal nolongin temen sendiri kan dapet pahala. Ini malah terus-terusan jadi bahan perhitungan, andaikan gue udah nggak ngerasa sakit. Gue timpuk lo pake bata.” Jawab Aksa

Raka menghembuskan asap rokoknya seraya mengangkat bahu cuek. “Eitsss, sudahlah kawan tak perlu berteman. Gue suka kalian ribut, yo ribut. Hehe, tapi ya lo nggak salah kok, Al. Cuma muka lo kan ngeselin.”

“TERSERAH LO PADA! Gue pengen kencing.” Gerutu Alendra kemudian bangkit dari duduknya berjalan menuju sudut tembok belakang sekolah.

“Gue join, Al!”seru Dino ikut menghampiri Alendra.

“Kalau mau kencing dikamar mandi lah. Ngapain lo berdua suka banget kencing disitu sih? Jadi bau tempatnya!” omel Aksa.

“Berisik lo!” teriak Dino.

“Anjir, lo kena sepatu gue goblog!” maki Alendra emosi karena air kencing Dino mengenai sepatunya.

“Yaelah, heboh banget. Kan cuman kena dikit.”

“Kencing biasa tanpa ada kehebohan bisa nggak? Ribet amat lo berdua.” Teriak Raka yang heran dengan tingkah laku kedua temannya.

“Bacot mul_”

“ITU YANG KENCING DIPOJOKKAN ITU SIAPA YA? IKUT SAYA KERUANG BK!”

“Mampus anjiir,” ujar Alendra dan Dino kompak karena perbuatan keduanya berhasil terciduk oleh Pak Jamal.

***
“Kalian lagi, kalian lagi,” ujar Bu Ratna seraya memijat keningnya yang terasa pusing melihat 4 anak muridnya yang sama lagi-lagi masuk ke runag BK.

“Apa sih ibu ku sayang, kangen ya? Padahal kan kalau kangen bilang, nggak usah uring-uringan. Udah kayak anak ABG aja nih ibu.” Oceh Alendra melambaikan sebelah tangannya malu-malu.

“Siapa yang kangen sama kamu?!” sentak Bu Ratna galak.

“Astagfirullah haladzim, Bu. Istigfhar yu bu, jangan marah-marah terus entar keriput. Kalau keriput kan bahaya, nanti kalau suami ibu cari istri baru gimana?” ujar Raka kurang ajar.

“Raka!” bentak Bu Ratna semakin memberang.

“Sabar, Bu. Sabar, saya juga kesal. Sudah tak paham lagi saya dengan mereka ini. Geram saya tuh, Bu,” ujar Pak Jamal dengan logat bataknya.

“Bah, macam mana pula Bapak ini. Siapa suruh Bapak ajak saya sama teman saya kesini.” Jawab Alendra menirukan cara bicara Pak Jamal dengan nada sedikit berlebihan.

“Macam tak benar saja,” ujar Raka.

“Betul, betul, betul.” Ucap Dino polos.

“Salah server lo berdua,” ujar Aksa mengkoreksi.

“Diam! Kalian pikir saya ini bercanda hah?!” Bu Ratna menggebrak meja. “Kamu lagi Aksa, sudah jarang masuk sekolah malah bergaul dengan Alendra dan teman-temannya yang begini. Saat kelas X kamu tidak senakal ini, kenapa kamu menjadi berubah?”

“Lah, santai bu. Emangnya, Ibu pikir saya membawa pengaruh buruk buat Aksa? Orang Aksa nya yang mau berteman saya kok. Lagian kan sebelum sama saya juga Aksa memang sudah buruk? Mau bagaimana lagi? Lagian ibu jangan baperan gitu dong, mentang-mentang Aksa lebih milih saya,” ujar Alendra.

“Siapa yang milih, lo sih?” tanya Aksa menatap Alendra aneh.

Alendra menyengir kiku, “Lo nggak bisa buat pura-pura aja gitu? Kan biar keliatannya gue ini berharga.”

Aksa memutar bola matanya malas, lalu ia membalasa ucapan Bu Ratna. “Saya tidak berubah, Bu. Memangnya saya kenapa? Hanya karena saya berteman dengan Alendra bukan berarti teman-teman saya membawa pengaruh buruk bagi kehidupan saya. Iya saya akui, saya suka membolos. Tapi, saya juga sering mengumpulkan tugas dan mendapatkan nilai bagus. Letak kesalahan saya dimana?”

“Aksa, Ibu Cuma mau kam_”

“Ok, Rak, Din. Pulang sekolah kita langsung cari kembang tujuh rupa!” sela Alendra heboh.

“Buat apa sih, Al?” tanya Dino tak paham.

“Mandiin Aksa. Gue yakin dia pasti tadi kerasukan jin penunggu tembok yang gue kencingin tadi.”

“Gue nggak kerasukan sama sekali anjir,” ujar Aksa datar.

“Lo juga kerasukan jin bar-barnya kali, Al. makannya ngomong Panjang lebar, tumben banget kan. Tapi, ada kemajuan sih. Perlu potong nasi tumpeng nggak nih?” tanya Raka.

“Potong leher lo juga boleh nih.” Alendra mengangguk-angguk meneliti Raka dari atas sampai bawah.

“Ya nggak gue juga setan!”

“Raka! Alendra! Kalian berdua tidak ada sopan-sopannya sama saya dan Pak Jamal.” Bu Ratna memejamkan mata seraya menarik napas mencoba menetralkan emosinya yang meletup-letup.

“Hukum saja mereka, Bu. Suruh berguling di lapangan juga boleh tuh,” ujar Pak Jamal.

“Saya kan tadi nggak ikut kencing, Pak,” ujar Raka dan Aksa berbarengan membela diri.

“Sudah tahu teman kau itu kencing sembarangan, kenapa masih kau diam kan? Salah lah kau ini.” Hardik Pak Jamal menepis aksi Raka dan Aksa yang mencoba membela diri.

“Terserah Bapak, saya memang selalu salah dimata Bapak.” Balas Aksa dramatis.

“Tuhkan, Pak. Tanggung jawab tuh, Aksa baper gitu. Bapak sih, pahamilah Pak perasaan macam kami ini begitu sensitive,” ujar Alendra mendekap tangannya didepan dada.

“Tak usah lah kau curhat, macam betul kali kau ini.”

“Ok. Sepertinya peringatan dari saya memang sudah tidak mempan untuk kalian. Tapi, dengan orang ini pasti kalian langsung diam.” Bu Ratna bangkit dari duduknya, “Silahkan masuk Pak Jack dan Ibu Puppy.”

Seketika Alendra dan ke 3 temannya mematung ditempat. Alendra yakin, setelah ini semuanya tidak akan baik-baik saja.

“Ingin ku berkata kasar, anjing!” teriak Alendra didalam hati.





Nah kan, panik gak? Panik gak? Panik gak? Panik lah ya masa enggak.
Lagian juga, heran bet sama kelakuan Alendra dan Kawan-kawan.

AlendraWhere stories live. Discover now