12 || Pacaran itu enak nggak?

87 6 0
                                    


“Emang gue nggak ganteng ya, Rak?”

“Biasa aja deh,” jawab Raka.

“Emang gue nggak ganteng ya, Din?” tanya Alendra beralih pada Dino.

“Dev, udah gue bilang kalau gue nggak tau,”
Alendra menghela napas “Bentar, masa iya ketampanan gue luntur?”

Raka menggaruk lubang telinganya, sedangkan Dino sedang menguap lembar. Entah sudah berapa kali Alendra bertanya seperti itu tanpa ada tujuan hal yang jelas. Hanya karena satu cewek yang tidak terpincut oleh ketampanannya, ia langsung sibuk sendiri menanyakan masih tampan atau tidak.

“Din, minggu temenin gue kesalon ya.”

“Nggak bisa, gue kan harus ke gereja,”

Alendra menghembuskan napas lemah. Benar juga, setiap minggu Raka harus pergi ke gereja. Jika ia mengajak Dino, sudah jelas itu akan membuat Alendra jengkel. Sebab, Dino pasti ikut-ikutan nyalon tanpa mau mengeluarkan uang sepeserpun.

“Heh! Lagian lo mau ngapain sih kesalon? Belagu amat udah kayak ciwi-ciwi doyan perawatan,” ujar Raka sembari membuka plastik keripik pisang yang Dino beli sebelum kerumah Alendra tadi.

“Beneran gue ditolak sama dia, Rak,” ujar Alendra lesu.

Raka dan Dino mengernyitkan dahinya tak mengerti bersamaan. Dia? Dia siapa? Butuh waktu beberapa saat untuk keduanya menyerap perkataan Alendra. Dia? Pasti dia yang dimaksud Alendra adalah cewek Bantara yang Alendra suka mengaku-ngaku sebagai calon pacarnya itu.

“Maksud lo Levana?” tanya Dino memastikan.

“Leviana,” koreksi Alendra.

Dino mengangguk-angguk lirih, “Iya, maksud gue kan itu.”

“Lagian kalau cari gebetan yang bener lah, Dev. Kayak yang di Nusa nggak ada cewek cakep aja lo sampai naksir cewek dari musuh sendiri,” Raka memantul-mantulkan bola basket Alendra kelantai. Kebiasaan Raka Ketika berbicara adalah tidak pernah menatap lawan bicaranya.

“Lo seenak jidat ngomong gitu, kalau gue udah suka sama tuh cewek gimana? Kan hati gue yang nuntun gue buat suka sama dia, lagian ini cinta pertama gue. Ayolah, bukan kemauan gue juga.”

“Dev, Bahasa lo berat banget,” cibir Dino.

“Tolong dong, yang pernah pacaran angkat tangan,” pinta Alendra.

Raka dan Dino kompak mengangkat tangan. Sementara Alendra menggaruk belakang lehernya kikuk, jadi dari mereka bertiga hanya Alendra seorang diri yang tidak pernah berpacaran? Malu sama Amora dong, adiknya saja sudah mempunyai jodoh masa Alendra belum. Ngegebet satu aja gagal, wajah tampan Alendra seketika tidak berguna.

“Lo berdua pacaran? Kok nggak ngajak-ngajak gue?!” sewot Alendra, ia tersinggung karena merasa kalah satu Langkah.

“Itu pacaran atau mau main futsal pake acara ngajak segala? Pacaran kan urusan pribadi, ya nggak mungkin ngajak orang. Lo mau jadi orang ketiga? Berarti lo itu setan,” ujar Raka.

“Lo Din udah pacaran berapa kali?” tanya Alendra.

“Berapa ya?” mata Dino menerawang keatas dengan mulut komat-kamit dan jarinya digerakan seperti menghitung sesuatu. “Sekitar 25 kali deh, dan gue selingkuh udah 3 kali. Eitss tapi jangan bilang sama Steffany kalau gue pernah selingkuh ya.”

Alendra mendengus jengah, sudah bukan hal yang lumrah jika Dino bisa berpacaran sebanyak itu. Dino memang terkenal playboy, dari jaman kelas X saja ia sudah sering bergonta-ganti pacar.

“Kalau lo, berapa kali Rak?” tanya Alendra.

“Dua kayaknya,” balas Raka singkat.

“Bisa-bisanya malah gue yang belum pernah pacaran, padahal gue yang paling ganteng kok bisa nggak punya pacar.”

“Lo ganteng, Dev? Masa ganteng jomlo? Heran gue.” Timpal Raka.

“Pacaran itu enak nggak?” tanya Alendra lugu.

“Enak pake banget, Dev,” ujar Dino semangat “Lo bisa pelukan, ciuman, megang-megang, terus ju_”

“Megang apa dulu nih?” potong Raka mengangkat raket nyamuk bersiap menyetrum bibir Dino.

Dino cengengesan, Dino paham jika Raka tidak terlalu suka dengan kalimat yang terdengar ambigu.

“Maksudnya kan megang tangan, megang rambut, Rak. Lo mah bawaannya negative mulu.”

“Din, itu pacaran karena cinta atau nafsu bego? Kok ada ciuman segala? Gue sih kalau nanti punya cewek nggak bakalan brengsek kaya lo, Din,” ujar Alendra.

Dino mengibaskan sebelah tangannya menanggapi ucapan Alendra yang terdengar sok suci. Ayolah, pacaran anak jaman sekarang tidak mungkin hanya sebatas pegangan tangan saja. Pasti banyak yang lebih dari itu. Naif sekali jika dalam setiap menjalin hubungan tidak melakukan kontak fisik.

“Sekarang lo boleh  ngomong gitu, tapi liat aja kalau udah deket sama cewek jangan harap lo bisa nahan nafsu. Icip-icip dikit doang awalnya, ntar lo malah ketagihan.”

“Lah, lo kira narkoba bikin ketagihan?” cibir Alendra.

“Kalau lo nggak percaya coba tanya Raka,” tunjuk Dino pada Raka melalui dagunya.

“Tanya apaan?”

“Rak, lo jago icip-cicp kan?”

“Icip-icip apa dulu nih?” tanya Raka.

“Itu, icip-icip yang kata Dino tadi.” Balas Alendra lugu.

“Lo mah, orang dungu di percaya,” ujar Raka sinis.

“Lo mau tau kan caranya biar cewek yang lo taksir bisa takluk sama lo?” Raka menggerakan kedua alisnya seraya tersenyum misterius.

Alendra buru-buru mendekat pada Raka, cowok itu duduk merapatkan diri pada Raka dan menatapnya dengan wajah penuh antusias.

“Apa?!” tanya Alendra tak sabar.

“Lo tinggal pergi kedukun, terus pelet tuh cewek. Dijamin ampuh.”

“Ide lo ini malah bikin gue masuk neraka, anjing!” Alendra merebahkan dirinya diranjang, menatap langit-langit kamar dengan gusar. Sungguh, ide Dino membuatnya jengkel saat ini.

Bagaimana caranya menaklukan Leviana? Apakah Alendra harus lebih ekstra menjadi bucin? Alendra takut kalau nanti Leviana justru menjadi ilfil dan malah akan semakin menjauhinya.

Bagi Alendra, bukankah cewek lebih suka dengan cowok badboy? Jago berkelahi, dan tampan ya? Seperti ala-ala cerita novel. Mungkin iya, tapi tidak bagi Leviana. Hah, ternyata menyukai seseorang secara sepihak itu tidak enak.

Alendra baru sadar, ternyata sudah banyak hati cewek yang ia patahkan. Alendra tidak sombong, faktanya memang sudah banyak yang menyukainya. Hanya saja, ia yang terlalu pemilih. Entah terlalu pemilih atau memang belum ada yang tepat. Sudahlah, sulit juga memang Ketika lelaki badboy jatuh cinta untuk pertama kalinya.


Baiklah, akhirnya update lagi ya.

Mau nanya dong, menurut kalian pacaran itu enak nggak sih? Dan apakah kalian ada saran untuk Alendra agar dapat menaklukkan Leviana?

AlendraWhere stories live. Discover now