33 || 300 ribu doang

57 5 0
                                    

Mulut Alendra terbuka dan tertutup persis seperti ikan mas Ketika Jack menatapnya tajam. Kalimat penuh permohonan maaf yang sudah Alendra rangkai dengan begitu indah seketika lenyap begitu saja. Alendra pikir meminta maaf disaat situasi tegang seperti ini adalah hal yang mudah. Namun, ia salah ini sangat sulit.

“Awas aja ya kalau sampai gue dihukum. Si Scor adalah orang pertama yang bakalan gue amukin!” geram Alendra dalam hati.

Jack dengan sengaja memainkan kartu kredit berwarna hitam itu membuat kadar ketakutan Alendra menjadi-jadi. Alendra berpikir Papah nya itu pasti sengaja ingin membuatnya menjadi merasa bersalah. Tapi, bagaimanapun juga Alendra tidak akan pernah merasa bersalah.

“Berapa yang kamu ambil?” tanya Jack dengan suara rendah. Kartu kredit berwarna hitam itu ia mainkan disela-sela jarinya.

“300 ribu doang,” ujar Alendra berbohong.

Jack manggut-manggut “300 ribu tapi tambah nol nya 5 jadi berapa, Dev?”

Alendra menyengir sembari menggaruk pipinya yang tak gatal. Respon canggung bercampur gelisah semakin memperlihatkan Alendra seperti orang bodoh.

“Berapa Dev?” ulang Jack.

“30 juta doang.”

Puppy menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Alendra gemas. Untuk apa Alendra mengambil uang sebanyak itu? Rasanya jika hanya untuk uang jajan tidak akan mungkin hingga 30 juta.

“Buat apa uang sebanyak itu, Al?” tanya Puppy berkacak pinggang dihadapan Alendra galak.

“Anu, itu Ma_” Alendra semakin keki ditembak pertanyaan seperti itu. Mana mungkin kan Alendra mengatakan jika uang nya ia pakai untuk membeli barang-barang ke sukaan cewek? Belum lagi uangnya lebih banyak dihabiskan belanja oleh Steffany. Lagi pula Alendra berpikir, jika ia mengambil uang 30juta pun tidak akan membuat Jack menjadi jatuh miskin bukan?

“Ampun pah, aku janji bakalan ganti uangnya deh,” ujar Alendra sungguh-sungguh “Jangankan 30 juta, Pah. 30 milyar juga aku ganti, asal jangan hukum aku ya.” Mohon Alendra.

“Dev.”

“Oke Pah, oke. Aku ngaku, selama ini aku emang suka usil ke Scorpio. Aku juga yang suka sembunyiin sepatu Papah Ketika Papah mau pergi ke kantor. Aku juga yang kadang ngambil jajanan punya Amora, aku yang suka ngacak-ngacak kulkas.” Alendra menyela cepat “Aku juga yang sering ngutang dikantin sekolah dan beralasan kalau Papah nanti yang bayar. Lagi pula, Papah tuh orang kaya tapi pelit ke anak sendiri. Dan lihatlah, anak Papah ini banyak utang dimana-mana jadinya.” Aku Alendra jujur.

Jack memijat pelipisnya, pengakuan macam apa itu?

“Udah?” tanya Jack.

Alendra mengangguk lugu “Udah, Pah.”

“Oke, terimakasih udah mau jujur. Papah sedikit senang karena akhirnya otak kamu berfungsi dengan baik dan benar kali ini.” Jack menepuk Pundak putranya itu bangga.

“Jadi, selama ini semua orang berpikir kalau gue nggak gunain otak dengan baik dan benar?” gerutu Alendra di dalam hati.

“Jadi gimana, Pah? Aku di hukum nggak?"

“Emang siapa yang mau hukum kamu?”

“Seriusan nggak ada hukum menghukum nih?”

“Nggak.”

“Makasih, Pah.” Alendra menghambur kepelukan Jack “Jadi makin sayang deh sama bapak-bapak satu ini.”

“Dev.” Panggil Jack pelan.

“Ya, Pah.”

“Mulai besok motor kamu Papah sita.”

“Ha?!”

“Makannya, jangan terlalu senang dulu. Kamu kayak nggak tau Papah kamu gimana.” Puppy tertawa penuh mengejek.

“Ma_”

“Berani ngerengek, Papah nggak bakalan kasih kamu uang jajan.”

Kepala Alendra sontak terhenpas lirih dipundak Jack. Kenapa semua orang gemar sekali menyiksa dirinya?

“Gue butuh penyemangat, gue butuh Leviana.” Teriak Alendra frustasi dalam hati nya.


AlendraWhere stories live. Discover now