22 || Gue, Devano Alendra Demiand

77 5 0
                                    

Assalamualaikum, manteman semua. Gimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya.

Selamat Membaca Alendra ✨

***

Jika sudah dihadapkan dalam situasi Bersama dengan Jack, maka semuanya akan diisi dengan aura tegang bercampur mencekam. Tidak ada yang berani membuka suara, baik Bu Ratna dan Pak Jamal. Tidak juga Alendra dan teman-temannya.

Melihat tatapan penuh amarah yang terpatri diwajah Jack semakin membuat Alendra ketar-ketir, takut-takut Papahnya itu akan mengamuk disekolah. Apalagi Ketika sedang marah, Jack akan berteriak nyaring menyerukan nama depan Alendra. Sumpah demi apapun Alendra akan dibuat malu tujuh turunan. Alendra lebih senang jika di panggil Devano oleh Leviana, dibandingkan oleh sang Papah.

“Al, buat masalah apa lagi hmm?” tanya Puppy bertanya kepada putra sulungnya itu.

Alendra berdecak malas, harusnya perihal kencing tadi tidak usah dibesar-besarkan seperti ini. Alendra tidak paham kenapa Bu Ratna selalu saja berlebihan, lagipula tempat yang dijadikan kencing Alendra kan tempat yang sudah terpakai. Kenapa sih, setiap guru senang sekali mencari kesalahan para siswanya? Entahlah, yang jelas hanya karena hal sepele ini Alendra akan kena semprot amukan sang Papah. Sungguh menyebalkan memang.

“Aksa, Dino, Raka. Kalian bertiga buat masalah apa lagi?” tanya Puppy masih berusaha sabar.

“Alendra sama Dino kencing ditembok belakang sekolah. Aku sama Aksa berusaha ingetin tapi mereka berdua nggak mau dengar. Dan berujung lah kita semua di ruangan ini.” Terang Raka lugu.

“Benar-benar cari muka kau, Rak. Muak abang liatnya.” Umpat Alendra didalam hati nya kesal.

“Bohong sekali kau ini, nggak usah bohong bisa?” Dino memukul belakang kepala Raka.

“Ya Namanya juga membela diri, Din. Nggak enak tau jadi pihak yang tersalahkan itu.” Dumel Raka mengusap bekas pukulan Dino yang lumayan cukup memberikan efek sakit.

“Benar-benar tidak setia kawan kau. Awas aja ya, kalau nanti tawuran lo kenapa-kenapa. Gue masa bodo.” Sinis Alendra.

“Al, jaga mulut kamu. Masa gitu cara bicara kamu ke teman sendiri?” tegur Puppy.

Alendra meringis kecil, “Ya maaf, Mah. Cuma bercanda kok, aku kan sayang Raka.” Alendra melayangkan ciuman jarak jauh yang mana langsung di tepis oleh Dino menggunakan buku yang tergelak di atas meja Bu Ratna.

“Haram.”

“Lo kira gue babi?” dumel Alendra.

“Dev, bisa nggak sih sehari aja nggak bikin Papah pusing. Kamu ini selalu saja bikin Papah darah tinggi.” Ketus Jack mengubah posisi duduknya menjadi bersedekap.

“Papah pusing? Mau aku beliin obat nyamuk atau jus daun singkong?’ tawar Alendra.

“Len, bokap lo itu.” Aksa melotot galak kearah Alendra.

Alendra menyengir kikuk, ia berusaha mengalihkan pembicaraan agar tak kena semprot sang Papah. “Kok Amora nggak ikut, itu anak kecil mana?” tanya Alendra yang masih berusaha mengalihkan pembicaraan.

“Nggak usah basa-basi dengan berasalan mencari Amora ya.” Jack berujar sinis. “Uang jajang kamu udah Papah potong, mau di tambah hukuman apa lagi? Kenapa kamu selalu susah dibilangi?”

“Anu, om_”

“Kalian bertiga juga, kenapa mau aja deketan sama setan macam Alendra? Dia kan titisan siluman.” Jack menyela sewot perkataan Raka.
Raka menggaruk keningnya yang tidak gatal. Nampaknya semua orang disalahkan oleh Jack. Jika tuan Demiand sudah berkata tegas seperti itu tidak ada yang berani menjawab.

AlendraWhere stories live. Discover now