23

7.7K 343 0
                                    

HAIIII WELCOME TO PART 23💚

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT💙

HAPPY READING 💜

M a s   C a p t a i n

Selang beberapa menit, Iona telah selesai berbelanja. Ia kemudian menatap Arkan.

"Pak, udah selesai." Ucap Iona melapor.

"Kamu yakin itu barang-barangnya?" Tanya Arkan ragu.

Iona nampak berfikir sejenak, kemudian mengangguk. "Yakin pak! Bapak masih belum yakin?"

Arkan menganggukkan kepalanya.

"Seingat saya yang habis itu sih, sayuran, buah, frozen food, micin, garem, bawang merah, bawang putih, yoghurt, susu, sama telur tinggal sedikit. Selebihnya sih pake insting hehe.." Ucap Iona seraya menunjuk semua barang di troli lalu menatap Arkan dengan cengiran.

Arkan menarik napas lalu menghembuskan dengan perlahan.

"Lain kali lebih teliti, bawa catatan apa yang dibutuhin." Ucap Arkan tegas.

Iona mengangguk paham. "Iya pak. Tapi sih insting saya selalu benar, jadi bapak tenang aja gak perlu takut bangkrut." Ucap Iona.

"Kalau nanti ada yang kebeli percuma, kamu harus ganti rugi." Ucap Arkan.

Iona mengerutkan alisnya. "Dihh peritungan banget sama istri sendiri."

"Jadiin pelajaran, jangan diulangi. Saya gak suka orang yang gak teliti." Ucap Arkan tak menggubris perkataan Iona.

Iona mengangkat alisnya. Dihh gada yang nanya dah perasaan.

Iona kemudian mengangguk. "Iya pak." Ucapnya mengiyakan.

Arkan mengangguk. "Bayar." Ucapnya.

"Eitss sebentar, bapak gak inget ucapan bapak yang tadi..." Ucap Iona menggantung.

"Apa?" Tanya Arkan.

Iona menghela napas. "Syarat pak..."

"Yaudah ambil." Ucap Arkan.

Wajah Iona langsung bahagia. "Azeeeeek!"

"Satu aja." Ucap Arkan.

Seketika, Iona melotot. "Satu snack?" Ucap Iona memastikan.

Arkan menganggukkan kepalanya.

Iona menatap Arkan tak percaya lalu menggeleng sembari tertawa kecil. "Hahaha gak mungkin. Maksud bapak satu kantong plastik kan?"

Arkan menggeleng. "Gak."

Iona berdecak kesal. "Ck! Masa satu! Seenggaknya lima kek!"

"Gak ada tawar menawar." Ucap Arkan.

Iona menatap Arkan dengan tajam. "Ini bukan tawar menawar pak! Tapi ini kesepakatan syarat! Kalo bapak lupa saya ingetin, sya.rat!" Ucapnya dengan penekanan diakhir kata.

Arkan menatap Iona dengan tajam. "Jangan pemborosan!" Ucap Arkan.

Iona mencebikkan bibirnya. Tangannya terangkat menunjukkan kelima jarinya dengan puppy eyes.

Arkan menggelengkan kepalanya, membuat Iona berdecak. Di dalam otak, Iona mempunyai cara.

"Pak Arkan." Ucap Iona dengan manja, ia mendekat lalu memeluk tubuh Arkan.

Mas Captain! I Love YouTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon