STIGMA-52

37.9K 6.4K 1.2K
                                    

Siapin hati buat baca part ini karena mengandung banyak bawang🤧

Bisa sambil dengerin playlist diatas, biar feelnya makin kerasa ya

⚠️Sebelum baca, wajib tinggalkan jejak vote terlebih dahulu ya. Jangan sampai lupa⚠️

•••

Alya menatap pantulan dirinya di depan cermin dengan dress formal berwarna hitam. Dress dengan kesan yang mewah namun elegan tersebut sangat pas di tubuhnya yang ramping hingga memperlihatkan lekukan pinggangnya. Alya tersenyum kearah cermin, betapa ia mencintai dirinya sendiri sebelum suara dari luar memanggilnya namanya. Alya lantas beranjak dari duduknya dan segera keluar dari kamarnya untuk segera berangkat bersama Wiguna dan Amara yang juga sudah berpakaian rapi.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga puluh menit, akhirnya ia sampai di lokasi acara yang bertempat di sebuah hotel bintang lima.

Alya melangkah diatas red karpet yang disediakan untuk para tamu. Acara pertemuan bisnis global itu di desain dengan sangat mewah dan juga meriah, membuat kedua mata Alya tidak berhenti menganggumi dengan penuh binar di matanya. Terlihat sebagian besar tamu sudah datang, yang berjumlah ribuan orang, yang rata - rata adalah pebisnis dalam bidang firma hukum yang tidak hanya berasal dari Indonesia, melainkan juga dari beberapa negara asia tenggara.

Wiguna meraih tangannya, dan mengajaknya untuk berkenalan dengan beberapa rekan bisnis Wiguna satu persatu. Sebelum ia akhirnya memisahkan diri dari Wiguna dan Amara. Alya melangkah menjauh dari kedua orang tuanya, kedua matanya bergerak menatap sekitarnya dengan terpukau dengan dekorasi mewah dalam pertemuan besar malam ini.

Alya mendadak mematung ketika kedua matanya menangkap keberadaan laki - laki yang sudah cukup lama tidak ia jumpai. Rafajar Zeroun Agler, lelaki itu juga tengah menatap Alya dari kejauhan dengan menggunakan setelan jas rapi dan beberapa tangkai bunga Lily putih ditangannya. Alya sama sekali tidak menyangka bahwa lelaki itu juga akan mendatangi acara ini. Selama ini Alya sudah mengetahui perihal bebasnya Fajar dari tahanan, namun ia merasa tidak punya alasan untuk bertemu dengan lelaki itu lagi. Tapi kini, Tuhan kembali menemukan keduanya secara tidak terduga.

"Kamu sangat anggun dengan dress hitam itu, Warna hitam memberikan kesan misterius yang meningkatkan daya tarikmu dan memancarkan kesan percaya dirimu, dan kamu yang percaya diri itu cantik," puji Fajar menghampiri Alya yang kini menatapnya dengan cukup asing, tidak seteduh biasanya.

"Makasih atas pujiannya," jawab Alya merasa tersanjung walaupun ia terkesan agak canggung. Fajar lantas memberikan bunga Lily ditangannya itu untuk Alya, dan Alya menyambutnya dengan tangan terbuka.

"Aku lebih suka memiliki dua atau tiga bunga lili yang dikumpulkan untukku dari orang yang aku sukai, daripada buket paling mahal yang bisa dibeli, terima kasih," balas Alya sangat menghargai pemberian Fajar, yang mampu membuat Fajar merasa cukup seneng karena pemberiannya diterima dengan baik.

"Dengan sama - sama menggunakan setelan dengan warna hitam, kita berdua terlihat serasi ya. Tapi apa kita bisa melangkah bersama?" pungkas Fajar dengan senyum tipis yang terpatri di wajah tegasnya.

"Kemanapun kamu melangkah, aku akan ikut bersamamu, kamu harus selalu ingat itu, Alya. Aku harap kita bisa kembali seperti dulu," desis Fajar terdengar begitu serius ditelinga Alya. Ia menatap gadis dihadapannya dengan penuh kerinduan.

"Berawal dari perlakuan kasar dan jahatmu, setres yang berakhir hampir gila, dan trauma yang nggak akan pernah lepas dari ingatanku yang dimana semua itu adalah ulahmu, lalu kamu berharap aku bisa kembali hanya dengan sapaan bodohmu itu?" tanya Alya dengan terkekeh sinis.

STIGMA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang