STIGMA-25

47.7K 7.3K 3.6K
                                    

Jangan lupa vote dan komen karena itu bisa bikin aku tambah semangat.

Jangan lupa follow akun aku, yakali baca aja nggak follow😢

Happy reading!

•••

Usai menyerahkan semua hasil ulangannya kepada Anderson—Ayahnya, Jelita membalikan tubuhnya untuk segera pergi, namun langkahnya tertahan oleh kalimat perintah yang Andrerson layangkan untuknya. Jelita menelan salivanya dengan susah payah, dan mengigit bibir bawahnya dengan perasaan cemas.

"Ini adalah nilai tertinggi yang bisa kamu raih, princess?" tanya Anderson dengan lembut, dan senyum lebar yang terpahat diwajahnya.

Jelita menganggukan kepalanya."Iya, Daddy. Apakah itu masih kurang?"

Anderson menghampiri putri semata wayangnya dan mengelus pucuk kepala Jelita penuh kasih sayang."Apakah ada yang mendapatkan nilai lebih dari pada kamu?"

Dengan mantap Jelita menggeleng, ia baru saja berbohong, disaat kenyataanya Anderson sudah lebih dulu mendapatkan rekapan nilai rata- rata ujian siswa - siswi yang ia minta secara khusus kepada kepala sekolah. Ia bisa mendapatkan semua itu dikarenakan ia adalah komite dan salah satu penyumbang terbesar untuk yayasan SMA Dawana.

"Kenapa kamu berbohong?" tanya Anderson dengan tatapannya yang berubah menajam dalam seketika. "Alya, sepupumu, dialah yang meraih nilai tertinggi, kamu kalah saing darinya yang nyatanya sebelumnya adalah peringkat terakhir dikelasnya?"

Jelita kembali menggeleng."Daddy sal————"

"Yang Daddy tahu, putri kesayangan Daddy adalah yang paling sempurna, tapi sekarang kamu menunjukan bahwa dirimu tidak memiliki otak."

Jelita bergeming ditempatnya, tidak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari mulut Anderson, perkataan yang sangat menyakiti hatinya. Anderson mencengkram kedua bahu Jelita dan mengguncangnya untuk kembali menyadarkan putrinya dan membuat putrinya itu menatap matanya.

"Kenapa kamu membiarkannya mendapatkan nilai melebihi nilai yang kamu peroleh? Kamu harus bisa menyikirkan mereka yang kamu anggap menganggu. Kamu sudah belajar banyak dari Daddy. Terlebih lagi sifat kita berdua sama, kita berdua tidak pernah mau dikalahkan," desis Anderson dengan menyeringai lebar. Sedari kecil, Jelita sudah ditanamkan bagaimana cara menghadapi dunia dengan cara licik sekalipun.

"Aku sudah melakukannya, Daddy. Aku menjembaknya, dan menuduhnya menggunakan kunci jawaban, sehingga nilainya dianggap tidak sah dan dia dianggap tidak mengikuti ujian," jawab Jelita dengan eskpresinya yang begitu puas. Sebelum akhirnya mereka berdua tertawa.

"Ini baru putri kesayangan, Daddy," puji Anderson. 

"Kita bisa menghalalkan segala cara untuk menyingkirkan siapapun yang kita inginkan. Lebih baik singkirkan dia sebelum dia semakin menganggu," ujar Anderson menanamkan siasat kepada putrinya yang langsung menyerapnya dengan baik.

Jelita sudah tersenyum licik, berbagai rencana jahat mulai terbayang di dalam kepalanya.

•••

Fajar bersama teman perkumpulan malamnya yaitu Aldam, Azriel dan Ozine  sedang melakukan pesta minum bersama dalam rangka merayakan berhasil meraup keuntungan sebanyak - banyaknya dengan cara menjual video dewasa ke sebuah situs. Tayangan video tersebut sudah menginjak angka puluhan juta kali ditonton dalam rentang waktu yang singkat. Alya, gadis malang itu sudah menjadi korbannya, yang bahkan wajahnya terekspos dengan jelas, berbeda dengan empat lelaki yang memangsanya, wajah mereka sengaja di blurkan.

STIGMA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang