70

1.6K 168 74
                                    



Hulla💃🏻💃🏻
Aku Kembali🙃
Maapin iya kalo banyak typo wkwkwk
Btw votmentnya heh jangan lupa😡









"Siang nanti daddy jemput" serunya

"Iya daddy ku sayang, aku sudah mendengarnya puluhan kali pagi ini"

"Ingat..."

"Untuk tidak berdekatan dengan Mark iya aku tahu aku akan ingat, daddy tenang saja"

"Terima kasih sudah mengantar ku bye dad, bye mae" serunya seraya keluar dari mobil milik sang daddy dan memasuki pekarangan sekolahnya.

"Hati-hati Gun" seru Prem

Boun kembali melajukan mobilnya menjauh dari sekolah Gun kala sudah melihat anaknya tersebut memasuki sekolah.

"Hia"

"Hm, kenapa baby?" tanya Boun seraya mengecup singkat punggung tangan Prem yang ada dalam genggamannya.

"Aku benci sikap hia akhir-akhir ini" serunya seraya membuang pandangan nya keluar jendela. Boun mengangkat alisnya sebelah mendengar penuturan Prem.

"Memangnya aku kenapa?"

"Hia terlalu berlebihan dengan Gun, apa yang salah jika dia berdekatan dengan Mark?"

"Tentu saja.."

"Itu masa lalu Hia, mungkin juga Mark tidak seperti phi Ohm" potong Prem. Boun memutar stirnya ke kiri untuk menepikan mobilnya.

"Baby" panggilnya, Prem masih enggak untuk menoleh.

"Prem Noppanut!" tegas Boun membuat Prem menoleh menatap Boun yang kini tengah menatapnya dengan tegas.

"Kau tau bukan aku tak suka membahas ini"

"Tapi Hia.."

"Ini caraku untuk menjaga kalian!"

"Aku tahu Hia, tapi kau terlalu keras dengan Gun aku tak suka itu!" seru Prem tak mau kalah.

"Tentu!. Ini untuk masa depan Gun!"

"Sampai kapan?, sampai kapan Hia, kau sudah membuat Gun menangis waktu itu saat kau bilang akan memindahkan sekolahnya"

Prem merasa Boun saat ini bukan yang selama ini ia kenal, tidak ada lagi Boun yang memanjakan Gun, bahkan bagi Prem terlalu banyak aturan yang Boun buat untuk Gun akhir-akhir ini.

Terebih Prem tak suka kala anak semata wayangnya itu sedang sakit dan harus menangis memohon agar tidak pindah sekolah.  Itu sungguh menyesakkan untuk Prem, ia bahkan sempat beradu argumen kala itu dengan Boun. Beruntung Boun mengabulkan permintaan nya untuk tidak memindahkan sekolah Gun meskipun dengan cara Prem harus mendiamkan Boun dulu selama seminggu.

"Gun menangis hanya karena tidak ingin keluar dari zona nyaman nya baby, itu bukan salah ku!. Sebenarnya dia bisa untuk disekolah yang baru kembali bersosialisai dia juga pasti akan dapat teman"

"Hia tidak tahu bisa saja bukan Gun akan kesulitan untuk bersosialisasi.."

"Stop aku tidak ingin membahas ini lagi!, keputusan ku sudah final jika Gun terlihat dekat Mark lagi aku akan mengirim nya ke US!" Final Boun.

"Dan saat itu tiba jangan harap aku akan bersama Hia lagi!" seru Prem menarik kasar tangannya yang tengah di pegang Boun dan kembali menyandarkan tubuhnya menatap keluar jendela seolah gedung tinggi disebelahnya lebih menarik ketimbang daddy dari anaknya itu.

"Baby apa maksudmu?!"

"Cepat jalan ibu pasti menunggu ku, jika tidak ingin mengantar aku bisa naik bus" seru Prem tanpa menatap Boun dan hendak membuka seatbelt nya. Boun buru-buru menahannya lalu kembali menjalankan mobilnya untuk mengantar Prem kerumah mertuanya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang