Part 17

11.1K 550 9
                                    

Mohon koreksi jika ada kesalahan penulisan

Sebuah mobil terlihat memasuki pelataran sebuah rumah besar. Tak lama keluar dua orang laki-laki dari dalam mobil. Keduanya berjalan memasuki rumah, menaiki tangga hingga di hadapan mereka kini terdapat sebuah kamar dengan pintu yang terbuka, dan bercak darah berceceran di lantai.

Kevin masuk diikuti oleh Lucas di belakangnya, mereka berjalan mengikuti bercak darah yang berceceran di lantai. Melihat banyaknya darah, membuat rahang Lucas mengeras. Tatapannya menajam, memindai seluruh ruangan dengan tatapan waspada.

Bercak darah itu mengarahkan mereka ke arah balkon, mereka mendapati kaca pembatas antara balkon dan kamar yang sudah hancur berkeping-keping dengan serpihan yang sudah berserakan di lantai, bercampur dengan bercak darah.

Mata Lucas menajam melihat sebuah batu seukuran kepalan tangan manusia tergeletak tak jauh dari tempat bercak darah itu berpusat. Lucas melangkah maju lalu meraih batu itu, menggenggamnya.

"Fix, batu ini yang udah ngelukain pelipis Zhiva. Udah gue duga, kalau ini memang bukan kecelakaan, ini di sengaja." Tutur Kevin, dan Lucas tak menjawab.

Lucas menatap batu di genggamannya lalu tatapannya beralih menatap kaca yang sudah hancur, dia melangkah menuju balkon, matanya menelisik ke seluruh balkon, dan mendapati banyak kerikil kecil berserakan. Tubuh Lucas memutar menatap kaca, lalu berbalik lagi menatap ke arah halaman. Berusaha menyimpulkan apa yang terjadi pada gadisnya.

"Jadi menurut lo, apa yang terjadi?" Tanya Kevin membuat Lucas berbalik kembali menatapnya. Sebenarnya Kevin sudah bisa menyimpulkan, dia hanya ingin tahu seberapa pintar ketua Black Wolf ini.

"Pertama-tama, pelaku ngelempar kerikil-kerikil kecil ini," ujar Lucas sambil menunjuk lantai balkon.

"Dan Anna, datang kesini buat ngecek," sambungnya sambil menunjuk tempat serpihan kaca dan bercak darah berserakan.

"Waktu Anna berdiri tepat di depan kaca, si pelaku ngelempar batu ini ke arah dia, sampai kena di pelipisnya." Imbuh Lucas lagi menyelesaikan opininya.

"Cuma yang masih gue pikirin, pelakunya itu ngelempar batu ini dari luar benteng, atau dari halaman rumah." Ucap Lucas sambil menatap batu di genggamannya.

"Kalau dia ngelempar dari halaman rumah, gimana caranya dia bisa masuk padahal ada pak satpam di depan. Dan kalau dia lempar dari luar benteng, dia pasti punya kekuatan lemparan yang kuat, secara jarak nya cukup jauh." Lucas mengira-ngira.

Kevin manggut-manggut tanda setuju, sebenarnya Kevin tidak kepikiran perihal kerikil-kerikil itu karena Kevin tidak terlalu memperhatikan. Dan Kevin cukup puas mendengar opini Lucas yang menunjukkan seberapa cerdas ketua Black Wolf ini.

Tiba-tiba tatapan Kevin terlihat ingin tahu menatap Lucas, "Lo, lagi punya musuh?" Tanya Kevin.

Lucas sedikit terkejut dengan pertanyaan Kevin yang menyadarkannya akan dia yang berniat membalas dendam padanya. Tapi Lucas menyembunyikan keterkejutannya dengan baik.

"I mean, gue tau setiap geng motor pasti punya musuh. Cuma maksud gue buat sekarang, apa Lo punya musuh yang lagi mencoba buat ngusik atau cari masalah sama geng Lo? Siapa tau ini semua ada hubungannya sama geng Lo." Imbuh Kevin lagi.

Kening Lucas berkerut, dirinya sedikit terkesan dengan pengetahuan Kevin tentang geng motor. "Ada." Jawab Lucas kemudian berbalik lagi menatap halaman rumah Baskara.

"Ada, dua orang yang saling kerja sama buat jatuhin gue, dan Black Wolf." Ucap Lucas menatap menerawang sembari menggenggam erat batu di tangannya.

Possessive MantanWhere stories live. Discover now