13-DAU

1.3K 97 19
                                    

Happy Reading......

~~~~~~~~~

"Katanya lo nggak punya uang, kok beli baju yang kemaren Sha?"

Shasha menghentikan kegiatannya melipat baju lalu menatap Dira yang memegang baju pemberian Farraz kemarin. Kenapa dia bisa lupa meletakkan baju itu di lemari. "Kemaren itu, uhm aku kesana lagi dan katanya diskon"

"Masa sih?"

"Hu'um-" Kemarin setelah dia diberi paper bag oleh Farraz dirinya langsung menelfon Dira dan mengatakan akan pulang dahulu dengan alasan jika diajak temannya untuk bertemu.

"Eh, aku kemaren liat pak Andra nenteng paper bag Sha. Buru buru gitu, kira kira di kasih ke siapa ya?"

Shasha menggeleng tanpa menatap kearah Dira. "Nggak tau"

"Masa dikasih ke selingkuhannya?" Dira masih saja menatap Shasha sambil mengerutkan keningnya.

"Siapa tau pak Andra ngasih paper bagian ke ibunya, kan kita nggak tau" ucap Shasha sambil melirik paper bag di atas lemari.

"Hm, bisa jadi" ujarnya lalu merebahkan diri dan menatap Shasha yang masih melipat baju.

"Kenapa?"

"Lo punya cowok Sha?" tanya Dira lalu memiringkan badannya.

"Nggak"

"Tapi gue liat beberapa kali bibir lo bengkak. Gue kira dicium sama pacar lo"

Shasha menyentuh bibirnya lalu menggeleng pelan. Dia kira Dira tidak menyadarinya jadi dia biasa saja saat bibirnya bengkak setelah dicium oleh Farraz. "Aku gigit gigit gara gara makan pedes"

"Kenapa beli makanan yang pedes kalau nggak kuat pedes. Aneh-" ucap Dira dan hanya dibalas tawa kecil oleh Shasha. "-Tapi bener lo nggak punya pacar? Gebetan lah masa nggak punya?"

"Nggak punya" ujar Shasha sambil menatap Dira yang terlihat tidak percaya.

"Masa? Atau jangan jangan lo suka sama pak Farraz!"

Shasha menggeleng sambil memperlihatkan raut wajah tak suka. Dia saja benci kepada Farraz. "Buat kamu aja, aku nggak suka"

"Makasih-" Dira mendudukkan badanya lalu menghela nafas. "-Gue balik dulu"

"Nggak tidur disini aja?"

"Nanti kalau pengen ya kesini lagi" ucapnya lalu pergi dari kamar Shasha. Fandi mengajak teman temannya ke kost, jadi mungkin dia akan tidur dengan Shasha.

Shasha memasukkan bajunya ke dalam lemari dan mendorong paper bag lebih ke belakang supaya Dira tidak melihatnya. Dia merebahkan diri dan membuka ponselnya.

Shasha tersenyum melihat video Zena yang dikirim Namira. Dia sangat senang melihat putrinya itu baik baik saja disana. Beberapa menit kemudian, dia mendengar pintu kamarnya terbuka tetapi dirinya masih saja fokus dengan ponselnya.

"Pintunya udah kamu kunci kan?" Shasha bisa merasakan sisi kasurnya memberat lalu dia langsung tersentak kala sebuah tangan mengelus pahanya yang terbuka.

"Hm, sudah saya kunci"

Jantung Shasha berdetak tak karuan kala Farraz berucap sambil memeluk dirinya. Dengan gerakan cepat dia melepaskan pelukan tersebut lalu berdiri dan menatap Farraz. "Bak Farraz ngapain ke kamar saya?!"

"Mau ketemu kamu"

Shasha tak habis fikir dengan Farraz. Bagaimana jika nanti Farraz memperkosanya lagi? Tanpa mengucap sepatah kata pun dia berlari kearah pintu yang sialnya terkunci.

Destiny And UsWhere stories live. Discover now