26-DAU

1.5K 77 14
                                    

Happy Reading..............

~~~~~~~~~~

Namira benar benar sangat malu sekarang. Dua kali dia kepergok berduaan dengan Andra dan yang lebih parahnya lagi Arshad datang bersama Malven dan Abi.

Dia sekarang hanya menunduk di samping Andra karena pria itu menahanya saat dia ingin pergi dari sana. Dirinya sedikit melirik Abi yang tersenyum tidak jelas. Bagaimana tidak, mereka bertiga tadi melihatnya duduk dipangkuan Andra karena dia tadi tadi ditarik Andra dengan tiba tiba.

"Jadi–" Abi terkekeh jenaka sambil menatap keduanya genit. "–Kalian ini apa?"

"Manusia ciptaan Tuhan"

"Ngelawak"

Arshad melirik Malven yang menggelengkan kepalanya pelan. "Kalian udah lama kan?"

"Lo udah tau Ar? –" ucap Abi dengan terkejut lalu menatap Raya yang masuk bersama Arum sambil menenteng beberapa plastik ditangannya. "–Raya cantik bawa apa tuh? berat banget kayaknya, mau dibantu?"

"N–nggak usah. Makasih" Raya buru buru pergi kedapur walaupun  dirinya bingung melihat Namira yang duduk bersama 4 pria disana.

"Mau ibu buatin sesuatu?"

"Nanti aja bu" ucap Malven dan Arum langsung mengangguk lalu tersenyum kepada Namira.

Namira menghela nafas dan ingin menyusul Arum. Tapi belum sempat dia berdiri Andra memeluk pinggangnya dengan posesif.

"Duduk!"

"Aku mau–" Namira menghentikan ucapanya saat Andra terus saja menatapnya.

"Jadi kalian udah lama punya hubungan–uhm hubungan asmara?" tanya Malven sambil menggaruk tengkuknya.

"Sebelum Arshad tau tentang Zena"

"Wih lama juga–" celetuk Abi lalu memincingkan matanya menyelidik. "–Jangan bilang kalau waktu lo kencan buta dulu lo udah suka sama Namira?"

"Ya" jawab Andra sambil melirik Namira yang memainkan jarinya.

"Lancar juga lo ternyata"

"Nggak juga Ven" bantah Andra dengan santai.

"Mau kemana Ar?" tanya Abi saat Arshad langsung pergi begitu saja.

"Liat Zena"

"Cewek susah di tebak ternyata" ucap Andra sambil mengelus pinggang Namira.

"P–permisi" pamit Namira dengan cepat setelah melepas tangan Andra dari pinggangnya lalu buru buru pergi kedapur.

"Lo pernah apain dia emang? Cewek tuh nggak pernah bilang apa kesalahan yang kita buat. Jadi ya pinter pinter aja–" ujar Abi lalu menatap Malven. "–Ya nggak Ven"

"He'em" sahut Malven dengan malas.

"Cuma salah paham"

"Walaupun salah paham tetep aja bikin lo kacau kan?–" Abi menyunggingkan senyumnya kalau Andra mengangguk. "–Mau nggak lo berguru sama gue?"

"Jangan Ndra! Abi sesat" cegah Malven dengan cepat. Dia sudah tahu apa yang akan Abi sampaikan  kepada Andra. Jadi lebih baik mencegah daripada menanggung akibat di akhir.

"Sesat tapi bermanfaat" ucap Abi bangga dan dicibir oleh Malven.

"Apa?" tanya Abi dengan penasaran.

"Ciuman.cium sampai dia bener bener luluh sama lo"

Malven dan Abi saling lirik lalu menatap Andra yang terdiam. Apa mungkin ucapan Abi terlalu vulgar untuk Andra.

Destiny And UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang