42. Mulai terkuak

455 113 20
                                    

Votement!

"Gimana? ada perkembangan?"

Leo tersenyum bangga. "Udah ketemu tersangaka utamanya bang,"

"Siapa?"

Leo mendekat pada gibran membisikkan sesuatu.

***

Terlihat dari raut wajahnya yang muram itu tengah memikirkan sesuatu. Duduk sendirian di taman belakang sekolah yang terasa damai, tidak ada yang menganggu sebelum seseorang datang menghampirinya.

"Jangan ngelamun," Arga datang dan duduk di sampingnya. "Oh...iya, selamat sekolah kembali Alen." seru Arga.

Alen terkekeh. "Apasih, seneng banget ya gue balik sekolah? Padahal sebelumnya kita bukan teman?"

Arga menggaruk tengkuknya.

"Gimana masalah lo yang itu? udah ketemu pelakunya?" tanya Arga mengalihkan pertanyaan Alen.

Alen menghela nafas tak lama tersenyum lebar. "Udah, makanya gue bisa sekolah. Gak lama lagi yang nyebarin video gue bakalan muncul nunjukkin dirinya."

Arga menepuk puncak kepala Alen pelan, membuat Alen menoleh pada Arga.

"Lo hebat."

"Maksudnya?" Kernyit Alen

"Lo hebat menghadapi masalah serius ini gak sampe bikin lo gila...hahaha."

Alen berdecih

"Masalah kayak gini gak bakal bikin gue down, sebelum masalah ini ada yang bener-bener bikin gue hampir nyerah, tapi sayang gak jadi." Cengir Alen. "Karena semuanya udah baik."

Arga hanya mengangguk menaggaoi walaupun tidak tau arti di balik kalimat gadis di depannya.

"Laper gak?" tanya Arga

Alen memegang perutnya yang berbunyi. "Laper," jawab Alen meringis malu.

Arga bangkit dari duduknya. "Ayo kekantin."

"Kantin ya? gue nitip aja deh."

"Gakpapa kalau ada yang ngejek lo jangan takut, kan itu bukan salah lo. Lagian ada gue yang siap jadi perisai lo." Ucap Arga meyakinkan Alen yang terlihat ragu.

Mendengar ucapan Arga membuat Alen berpikir, benar buat apa dia takut? sebentar lagi juga pelakunya bakalan terungkap.

Dengan yakin Alen beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kantin bersama Arga.

Sedangkan di tempat lain seorang gadis tengah terlihat panik sambil memegang gawai-nya di dekat telinga.

"Kenapa sampai kebongkar?"

"Gue gak tau, tapi intinya semuanya udah kebongkar. Sorry, gue terpaksa ngasih tau mereka karena mereka ngancam gue sama keluarga gue."

Balasan suara dari telepon yang dia genggam membuat ia menggeram.

"Gue cuman ngasih tau, sekarang lo harus hati-hati gak lama lagi semuanya bakal kebongkar...tut..tut."

Sambungan telepon di matikan sepihak olehnya.

"Sialan." umpatnya

***

Meski Arga sudah ada di sampingnya untuk menjadi perisai Alen jika ada perundangan, tetap saja tatapan mereka yang terlihat merendahkan masih ada.

Tanpa sadar tangannya yang di genggam oleh Arga itu mengerat.

Dengan halus tangan yang lebih kecil itu di usap lembut oleh tangan yang lebih besar.
Seolah mengatakan 'ada gue disini, jangan takut'.

"Woww...yang tadinya pelacur sekarang juga rebut pacar orang?"

"Gak malu apa ya?" Ucapnya dengan tatapan mengejek.

"Udah putus kali urat malunya, masih berani aja datang ke kantin mana gandengan sama pacar orang lagi."

Tiga cewek abal-abal datang tiba-tiba langsung mengejek tepat di hadapan Alen.

Alen melepas tautan tangannya dengan Arga, dia sendiri tidak tau kapan mereka sampai bisa bergandengan tangan hingga sampai di kantin.

Salah satu dari mereka bernama Aca mendekat pada Alen dan berbisik. "Seharusnya lo sadar sama diri sendiri len, udah putus ya urat malu lo? inget Arga pacar temen lo sendiri."

Arga yang mendengar sedikit mendorong pelan bahu Aca. "Yang harus sadar itu lo!"

Aca berdecih sinis. "Liat disekitar lo Arga. Liat arti tatapan mereka gimana."

Aca melirik pada dua temannya. "Cabut." Mereka bertiga melenggang pergi dari hadapan Arga dan Alen yang terdiam.

Alen berbalik arah berjalan menunduk melewati mereka yang sekarang bukan lagi tatapan remeh melainkan sudah mulai menyindirnya secara langsung.

Alen merasa bodoh? Lupa kalau cowok yang sekarang dekat dengannya adalah kekasih temannya? Apa lagi tanpa sengaja sampai bergandengan tangan di tempat ramai?

Bagaimana nanti kalau Bella melihat kejadian tadi?

Benar yang di ucapkan Aca tadi, seharusnya dia harus sadar diri jika Arga hanyalah teman biasa tanpa harus ada saling bergandengan tangan.

*

**

TBC

Nangis, ini cerita gaje bener anjir
😭

Selasa, 28 Desember 2021









ARLEN Where stories live. Discover now