Bulan 2 (24)

137 99 179
                                    

Starla Hydrangea Aster
Aconitum mafia

............


Aku double up karna judulnya kembar 🙃
Vote+comen yuk
Happy reading💜


25. Bulan 2

Starla menendang-nendang dedaunan yang kering dan berjatuhan ditanah ia terjebak dihutan dengan singa ah tidak maksudnya Sen-nya yang selalu sensitif itu.

"Sen jangan diem aja dong saya ngeri serasa jalan sama-." celetuk Starla.

"Sama apa?!." potong Ares galak.

"Genderuwo." gumam Starla.

Hari semakin gelap, hawa disini semakin dingin.
Starla meniup kedua tangannya yang disatukan karna dingin.

"Ngapain di puncak cuman pake jaket kayak gitu hah?! Lo mau mati kedinginan?." ujar Ares.

"Saya mana tau mau nyasar." kata Starla sambil menekan kata nyasar.

Tanpa disangka Ares melepas hoodie merah maroonnya.

"Astagfirullah Sen jangan buka-buka didepan cewek." ujar Starla ngawur padahal jelas-jelas Ares memakai kaos pendek berwarna putih.

"Gak usah bacot pake!." kata Ares sambil menyodorkan hoodie nya.

"Ciee Sen perhatian."

"Gue cuman gak mau aja lo jadi mayat nanti gue juga yang repot turun puncak gendong mayat!." elak Ares.

Sebelum memakainya Starla mencium hoodie milik cowok itu.

"Tunggu itu ada Gua kita tidur sementara dulu di sana karna udah malem." celetuk Ares.

Ares merasa iba gadis itu menekuk kedua kakinya menyembunyikan wajahnya menahan dingin.

Greb!

Starla mendongak Ares duduk di samping gadis itu merapatkan tubuhnya dengan tubuh Starla memeluknya dari samping.

"Gue tau ini gak nyaman, tapi ini bisa ngurangin rasa dingin!." kata Ares tanpa menoleh.
Pipi Starla merona jantungnya berdetak tak normal.

"Tapi Sen cuman pake kaos doang harusnya Sen gak usah peduliin saya." kata Starla sambil memalingkan wajah nya.

"Kembali ke elo harusnya lo nggak ngerepotin!."

Ngeselin!

Deg!

Deg!

Deg!

Starla takut takut jika Ares mendengar suara jantungnya.

Gua dengan dinding yang sudah berlubang itu menampakan bulan bulat besar menghiasi langit malam sendiri tanpa bintang yang menemaninya.

"Bulan nya indah." celetuk Starla.

"Bulan itu bikin gue terluka." ujar Ares.

"Ke-kenapa?." tanya Starla.

Ares hanya menggelengkan kepalanya pelan bulan itulah yang menjadi saksi saat kepala kedua orang tuanya di gantung oleh para pembunuh bayaran itu, ia benci ia benci bulan itu.

"Tidur gue bakal jagain lo sampe besok pagi".



Hydrangea✓

Hydrangea✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang