Aku dan Hidupku Bersamanya

12 2 0
                                    

Sekarang Ptolemy sudah tidak ada. Begitu juga Cleopatra.

Aku menggenggam jimat scarab yang dia berikan padaku dan mendapatkan penglihatan bagaimana Kakanda dan Marcus sedang berdua. Gemuruh sorak-sorai penduduk mesir menggelora di atas istana. Kamar Kakanda yang dipenuhi dengan gorden putih berayun diterpa angin membuat suaranya terdengar sampai sana.

Namun keduanya seakan tak peduli dan saling bertatapan mesra.

Mereka terlihat sangat bahagia bersama. Keduanya tersenyum segan. Lalu menatap ke arah penduduk yang tak sabar melihat pasangan baru kerajaan.

 Lalu menatap ke arah penduduk yang tak sabar melihat pasangan baru kerajaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku suka sekali renovasinya. Para penduduk pun juga sangat menikmatinya!" ujar Marcus.

"Ya, tapi kita jangan membuat mereka menunggu terus! Mereka segera harus melihat pasangan kerajaan yang baru. Aku pun agak tidak sabar melihat reaksi mereka saat pengumuman kita berdua sebagai pasutri baru."

Marcus menaikkan satu alisnya. "Agak tidak sabar?"

Cleopatra menyengir. Dia memeluk tongkat perak yang ujungnya melengkung seperti kipas. Marcus merapikan jubah merahnya. Keduanya siap menyambut rakyatnya.

"Menurutmu Pangeran Kamose akan senang dengan semua ini?" tanya Marcus.

Cleopatra tetegun. "Iya. Sebagai pangeran yang cinta damai kurasa dia akan setuju dengan hubungan kita."

"Kapan dia akan kembali?"

Cleopatra terdiam dengan mata berkaca-kaca. Dia membisu tak menjawab pertanyaan kekasihnya.

Marcus menaikkan kedua alisnya seraya memanyunkan bibir. "Kalau menurutmu kita yang menjemputnya, bagaimana?"

Pertanyaan itu membuatku berjengit sampai penglihatannya menghilang. Tanganku yang menutup mata kananku terlepas dan aku kehilangan fokus.

Aku terbaring di tengah kuil di Azterer. Di mana Kafele mengunci memoriku dan Neith.

Aku ingat saat tinggal di Azterer aku dan Neith sebenarnya kehidupan kami cukup damai. Meskipun banyak penyihir lain yang suka berdebat dan bertengkar atau mengomeli kami, terutama Neith yang kadang seenaknya, aku dan adikku itu tidak pernah bisa terpisahkan.

Itulah mengapa aku kembali ke sini saat Cleopatra bilang dia merasakan Neith masih ada disini. Mencari petunjuk di mana dia berada.

Namun nihil. Aku tidak menemukan apapun.

"Kamose ...," Kimberly memanggil.

Kimberly duduk di sebelahku. Menatap bintang-bintang yang berkumpul di sebuah kabut tipis biru di angkasa. Udara dingin malam tidak membuat kami berdua terganggu atau kena radang dingin. Kimberly mendesah.

"Aku tahu sebenarnya keluarga Kings sudah lebih dahulu kemari. Tapi kita tidak menemukan mereka juga," ujar Kimberly.

"Aku tahu. Tapi itu juga karena urusanmu dengan Gerald dan sekolah itu belum selesai, kan? Tidak apa-apa, mungkin aku harus mencari Neith di tempat lain."

Scamatories: Kamose TheosWhere stories live. Discover now