Aku dan Walikota Manor Falls

17 8 24
                                    

Daun dari pepohonan birch berjatuhan di sekitar danau hitam. Beberapa dari daun itu meriakkan pelan gelombang di danau. Lalu perlahan tenggelam. Dan danau itu kembali bersih dan kelam.

Aku yakin ada penghuni di danau itu karena ketika Kingsley tercebur kesana dia menceritakan betapa indah sekaligus mengerikannya danau itu.

Aku yang sedang berjalan di jalan setapak segiempat begitu waspada jika ada ikan darat yang muncul dan menggigiti kakiku. Untungnya tidak ada.

Langit masih mendung seperti tadi. Padahal kemarin malam cerahnya sampai cahaya bulaannya membuatku pingsan.

Tetap saja. Kawasan jalan setapak diantara danau dan kediaman Kings begitu suram dan menuai banyak misteri.

Kita lihat saja apa pusat kota Manor Falls juga sama.

KREK!

Tubuhku bergidik seketika. Apakah ikan darat itu muncul?

Aku menoleh ke belakang. Lalu segera mengedarkan pandangan ke segala arah.

Tidak ada siapapun, sih.

SREG!

AAHHH, aku berteriak dalam hati.

Kudengar langkah pelan menggesek rerumputan. Sesuatu bergemerincing saat dia berjalan. Aku melihat ke tepian danau. Disana ada seseorang yang sedang membungkuk melihat bayangannya di danau. Dia memakai topi bersisi lebar dibalik rambutnya yang panjang. Jubah panjang sampai kaki dibalik kemeja dan rompi kotak-kotak kelabunya. Dan celana lebarnya yang sabuknya lebar. Sepatu bot hitamnya yang dipenuhi kancing tembaga dan di ujungnya ada gerigi kecil tajam. Dia memaki tas di punggung sepertiku yang lebih besar. Dan dibahunya tersandang sebuah pistol berlaras panjang. Dia menengadah dan ... menatapku!

Jantungku langsung lemas dan tubuhku membeku. Mata gelapnya itu kini memandangku seraya bangkit berdiri beranjak ke arahku. bibirnya yang dibawah dagu lebar tersenyum kepadaku. Setiap langkahnya yang mendekat ke tempat aku berdiri sekarang, kurasakan debaran jantungku kian cepat. Dan dia semakin dekat.

Mati aku! Dia adalah David van Helsing!

Kenapa dia kesini? Austin sudah pergi ke sekolah bersama yang lainnya. Apakah karena langit yang mendung ini? Aku baru ingat kalau Kingsley juga pernah bilang kalau cuaca seperti ini di sekitar daerah ini biasanya jikalau Ratu Pantai Utara merasa terancam. Serangan siren kemarin sepertinya tetap membuatnya waspada.

Aku berpikir ke belakang sampai tidak menyadari kini Tn. van Helsing sudah didepanku.

Dia membenarkan topinya dan tersenyum padaku. "Halo, nak! Cuaca yang bagus, kan? Menurutmmu?"

Aku tahu nada bicaranya bermaksud seperti apa. Dia pikir setiap penyihir itu suka dengan kekelaman dan kegelapan. Seharusnya dia berlatih dan belajar lebih banyak lagi.

"Kukira manusia tidak suka dengan cuaca mendung seperti ini. Sepertinya kau berbeda, Tuan."

Dia tertawa. "Tidak juga. Aku hanya sedang memeriksa sesuatu. Dan cahaya bulan di malam kemarin yang membuatku kemari."

Cahaya bulan? Kuharap dia tahu alasan kenapa aku bisa sampai pingsan saat memandang bulan kemarin. Dan juga tanganku. Tanda mata itu.

"Aku disini untuk mengklarifikasi apakah memang keluarga Kings dan semua yang ada di dalamnya bertanggung-jawab atau setidaknya tahu mengenai hal ini." ucapknya dingin sembari menatapku tajam.

Oh, ternyata dia ingin menyalahkan kita. "Tidak! Kita tidak adda kaitannya dengan keanehan panorama bulan malam kemarin." Aku pun membalasnya dengan tegas. "Dan perlu kau tahu kami juga mengamankan Pantai Utara dari serangan siren."

Scamatories: Kamose TheosWhere stories live. Discover now