Aku dan Rumah Kaca Keluarga Kings

23 10 36
                                    

Aku melirik jendela dibalik ruang makan. Tn. dan Ny. Kings yang bersitatap tajam kini saling berpelukan. Tn. Kings juga harus pergi ke sekolah karena dia ..., yah, bisa kalian anggap guru

Aku melirik jendela dibalik ruang makan. Tn. dan Ny. Kings yang bersitatap tajam kini saling berpelukan. Tn. Kings juga harus pergi ke sekolah karena dia ..., yah, bisa kalian anggap guru―tunggu, tidak! Dia memang mengajar di sekolah kota ini. Dia tersenyum menatap istrinya sebelum beranjak untuk pergi ke sekolah. Dia keluar dari pintu belakang dapur dan setelah itu dari teras depan aku tidak melihatnya lagi karena rimbunnya pohon di sekitar sini.

Ny. Kings menghela napas. Aku rasa aku tidak perlu mengganggunya karena kudengar dia akan pergi bersama para saudarinya. Dan kalian pastinya tahu gelagat para penyihir jika mereka saling berkumpul. Seperti ibu-ibu arisan yang heboh, tapi lebih ambyar lagi.

Dari mana aku belajar kata-kata itu?

Yah, daripada aku melumut di tangga bebatuan putih ini, kurasa aku akan kembali saja ke tempatku bernaung.

Aku menelusuri jalanan ke pantai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku menelusuri jalanan ke pantai. Menaiki tebing sembari mendengarkan suara ombak lautan lepas. Jalan yang panjang tetapi tak terasa melelahkan dengan pemandangan yang indah ini. Kadang Kingsley dan Kinsey mengunjungi rumah aku dan Kim tinggal. Kingsley yang selalu cuek dengan apapun sama sekali tak peduli dengan semua itu. Dia lebih suka terrbang dengan sapu ajaibnya dan meliak-liuk di udara. Kinsey yang selalu ceria dan bersemangat dan merubah dirinya selalu sampai duluan. Cece yang seorang peri terbang kesana-kemari sambil memandang panorama, kadang dia mengobrol denganku dan Kim yang berjalan santai ke rumah. Kinsey dan Cece setidaknya lebih menghargai alam. Kingsley karena waktu dulu pernah bertekad menghancurkan kota kebalikan dari keduanya. Sifat perusak dari penyihirnya begitu kuat. Perusak dan pengacau. Kalau kau mau bertemu dengan bibi-bibinya, bersiaplah! Aku tidak mau tahu apa yang akan dia lakukan pada manusia biasa, bahkan makhluk lainnya. Mayat pun dia obrak-abrik, hampir semuanya―(jiwanya, makamnya, keluarganya, diberi kutukan, dan kau bisa berimajinasi apapun yang terburuk lainnya.)

Aku selalu berpikir, kemarilah akan aku beri tahu. Aku berbeda.

Berbeda dari penyihir-penyihir lain. Bukan hanya di Manor Falls, bahkan di Azterer. Bahkan Kimberly.

Aku hanya bertarung untuk melindungi diriku sendiri dan orang terdekatku. Aku tidak suka mengutuk orang sembarangan―bukan karena aku tak bisa, tapi tak pernah melakukan. Aku tidak suka merusak dengan sihir hieroglifku. Dan aku selalu mengerti bahasa semua penyihir yang aku temui!

Kalian bayangkan saja! Penyihir dengan kekuatan mesir. Tinggal di Piramida Aztec. Dan sekarang hidup di belahan planet lainnya yang dipenuhi oleh bangunan dengan menara-menara yang menusuk langit. Mesir-Aztec-Eropa. Aku bahkan ... ―ah, sudahlah. Tidak penting.

Beberapa putri duyung dengan ekor yang bervariasi sedang berjemur di batu karang. Kulihat mereka lebih bersemangat sekarang, setelah para siren tidak menganggu mereka lagi. Ratu Pantai Utara memang hebat dalam melindungi daerah kekuasaannya.

Scamatories: Kamose TheosWhere stories live. Discover now