Semuanya Akan Baik-Baik Saja

304 27 7
                                    

Min Yoongi POV,

Aku menggigiti kuku jariku sambil menatap lampu yang menyala di atas pintu ruang operasi. Sudah hampir satu jam Sofia berada di dalam ruang tersebut. Di sampingku nenek Han tak henti-hentinya menangis sejak dari area pemakaman tadi.

Aku menolehkan wajahku ke arah nenek Han dan menggenggam tangannya yang gemetar. Apa yang baru saja kami saksikan memang akan membuat siapa saja terkejut. Terus terang aku tak begitu ingat apa yang terjadi setelah melihat Sofia terluka. Semuanya terasa berlangsung begitu cepat dan samar.

Aku hanya ingat bahwa aku berlari sekuat tenaga menghampiri Sofia, melepas kemejaku dan menekan lukanya yang terus mengeluarkan darah. Aku bahkan tak tau siapa diantara kami yang menghubungi polisi dan ambulans.

"Nek ...", gumamku ketika kulihat lampu ruang operasi padam dan seorang dokter berpakaian biru keluar dari pintu ganda tersebut

Nenek dan aku segera berdiri dan menghampiri dokter yang berjalan ke arah kami.

"Bagaimana operasinya dokter?", tanya nenek Han menahan tangisnya

"Operasinya berjalan lancar dan pendarahannya pun sudah berhenti. Namun luka tusukannya cukup dalam sehingga mengenai usus kecilnya. Jadi kami harus memotong organ yang terluka sepanjang 5 cm. Dan sekarang kita hanya tinggal menunggu ia sadar dan pulih kembali", ujar Dokter tersebut

"Syukurlah ...", ucapku dan nenek bersamaan

"Kami akan segera memindahkannya ke ruang perawatan dan menunggunya sadar", ucap Dokter tadi sambil tersenyum pada kami

"Terima kasih Dokter", ucap nenek sambil membungkuk padanya

"Kamsahamnida", kataku ketika Dokter tadi menganggukkan kepalanya dan berjalan meninggalkan kami

Aku memapah nenek Han yang lemas kembali ke kursi ruang tunggu.

"Syukurlah Sofia selamat ... aigoo, aku masih tak mempercayai ini. Bagaimana bisa Chunhee melakukan ini? ...", kata nenek Han lemah

"Sepertinya kematian Mina dan istrinya telah meninggalkan luka yang sangat dalam baginya. Dan ia merasa bahwa semua yang telah terjadi pada keluarganya adalah kesalahan kalian ...", ucapku pelan

"Ya Tuhan ... ia adalah sahabat kami. Ia adalah satu-satunya orang yang kupercaya .... ...", isaknya di pelukanku

Aku tak mengatakan apapun, aku hanya mengusap lembut punggungnya untuk menenangkannya. Terus terang akupun baru merasa lega setelah mendengar perkataan dokter tadi.

Baru kali ini aku menyadari bahwa aku sangat mencintainya, hingga aku sangat takut kehilangannya. Melihatnya tak sadarkan diri dan bersimbah darah membuatku sungguh tak berdaya.

Aku tak dapat melupakan kebencian yang terpancar dari mata paman Lee ketika ia menatap Sofia. Bahkan hingga kini pun aku masih bergidik bila membayangkannya. Ku akui ia sangat pandai menyembunyikan perasaannya selama ini dihadapan kami, dan dihadapan nenek.

Aku betul-betul terperangah ketika menyadari bahwa orang yang berpapasan denganku di Rumah Sakit adalah dirinya. Mengapa aku sangat lamban menyadarinya padahal bukti-bukti ada tepat dibawah hidungku, sesalku.

"Maaf madam, polisi ingin berbicara dengan anda dan juga Min Yoongi ssi", kata sekretaris nenek datang menghampiri kami

Nenek Han melepaskan diri dari dekapanku, menghapus air matanya dan mengangguk pelan. Sejak kami tiba di Rumah Sakit pihak kepolisian memang belum mengajukan pertanyaan pada kami.

"Tolong kau urus kamar perawatan Sofia sementara kami menemui polisi. Oya, apakah Wonjae ssi sudah tiba?", tanya nenek pada sekretarisnya

"Ye, ia baru saja tiba dan sedang berbicara dengan para polisi di Lobby Rumah Sakit", jawab wanita berambut pendek itu

My Savage (Childish) HusbandWhere stories live. Discover now