The Truth

327 25 2
                                    

Han Sofia POV,

Busan, akhir bulan September,

"Oh ... astaga!", desahku, mencengkram erat seprei di hadapanku

Sementara Yoongi memelukku dari belakang sambil terus menggerakkan tubuhnya dengan perlahan keluar masuk tubuhku. Nafasnya yang hangat menderu di telingaku, mengirimkan pusaran kehangatan yang perlahan turun memenuhi perutku.

"Yeobo, kumohon ....", aku menggigit bibirku menahan luapan kenikmatan yang datang bertubi-tubi

Ia menarik tubuhnya keluar dan dengan cepat memutar tubuhku hingga menghadapnya.

"Kau cantik sekali, Sobi", gumamnya sambil menaruh salah satu kakiku di bahunya

Tanpa berlama-lama ia kembali memasuki diriku, memompa dengan lebih bersemangat. Rintihan dan desahanku terdengar keras memenuhi setiap sudut kamar kami.

"Yeobo ... ah ... aku ... aku ...", kataku tak jelas, terhanyut oleh kenikmatan yang terus menerus diberikan olehnya

"Kau menyukainya?", bisiknya di sela-sela ciumannya

"Mmmhh ... yeah ...", desahku

"Lihat diriku, Sobi ... tatap aku", pintanya

Aku membuka mataku, berpegangan erat pada bahunya, tubuhku berguncang seirama hentakan tubuhnya. Peluh membasahi tubuh kami. Wajah Yoongi terlihat kaku dan matanya dipenuhi gairah.

Ia menggertakkan rahangnya dan mempercepat gerakannya. Kedua tangannya sibuk menjelajahi tubuhku, mengirimkan sengatan-sengatan panas di setiap bagian tubuh yang baru saja ia sentuh.

Aku tak dapat menahannya lagi, lingkaran  kebahagiaan mulai memenuhi tubuhku, semakin lama semakin besar dan siap meledak setiap saat.

"Ya Tuhan, yeobo ... aku ...", pekikku

"Sebut namaku, Sobi ... sebut namaku!", perintahnya sambil menyeringai

Tubuhnya menegang, gerakannya tidak beraturan. Ia juga hampir tiba pada pelepasannya.

"Yoongi! Oh Tuhan .... Yoongi!!", pekikku, ku pejamkan mataku ketika badai kenikmatan meledak dan menyebar ke seluruh bagian terkecil diriku

Yoongi bergerak sekali lagi dan menghujamkan dirinya dalam-dalam. Lenguhan dan desahan keluar dari mulutnya ketika ia menyentakkan kepalanya kebelakang

Kurasakan seluruh tubuhnya bergetar, ketika badai kenikmatan yang sama membanjiri dirinya. Dan ia pun terhempas perlahan kesamping dengan nafas terengah-engah.

"Astaga ...", gumamku senang hampir kehabisan nafas

Ketika sensasi memabukkan telah surut, dan nafas kami telah kembali seperti semula, aku memiringkan tubuhku dan menatap matanya.

"Aku mencintaimu...", ucapku pelan

Yoongi tak mengatakan apapun, ia hanya terkekeh dan menarikku ke dalam pelukannya. Aku tau, ia memang tak pernah membalas ungkapan cintaku —well kecuali saat kami berada di Rumah Sakit Daegu waktu itu— ia hanya akan tersenyum atau terkekeh setiap kali aku mengucapkan kata itu. Namun aku tau bahwa ia juga mencintaiku melalui tatapan matanya dan juga caranya memperlakukanku.

"Agashi, maaf menganggu. Aku hanya ingin mengingatkan bahwa kalian akan berangkat pukul 10 tepat. Madam Han akan menunggumu di bawah", ujar seorang pelayan wanita setelah beberapa kali ia mengetuk pintu kamar kami

Aku dan Yoongi saling bertatapan dengan wajah setengah terkejut, setengah geli, bertanya-tanya sudah berapa lama pelayan wanita itu berdiri di depan kamar kami.

My Savage (Childish) HusbandWhere stories live. Discover now