Part 21 - Waspada

2.4K 501 69
                                    

Sebenarnya baik Agni maupun Haru, keduanya tidak punya pengalaman banyak bersama laki-laki karena Haru selalu bersama Jino sementara Agni juga sibuk dengan perasaannya pada Endra. Tapi bedanya, Agni memiliki banyak teman-teman laki-laki yang secara tidak langsung membuatnya tahu beberapa perangai pria. Lagi pula pengalaman tidak harus kita sendiri yang mengalaminya kan, pengalaman orang lain juga bisa dijadikan pelajaran. Nah karena banyaknya pengalaman yang diceritakan oleh teman-temannya lah Agni jadi sedikit lebih tahu dari Haru. Makanya ia waspada sekali pada Januar. Karena dilihat-lihat Januar ini seperti salah satu temannya yang playboy, hobi berganti-ganti pacar setiap minggu. Siapa yang tahu kan kalau dia juga begitu?

"Kamu seriusan mau ikut Ni?" tanya Haru ketika mereka berjalan keluar dari café.

Agni mengangguk dengan penuh keyakinan. Ia menatap Januar dan bertanya, "Boleh gabung kan ya?"

Januar tersenyum, "Ya boleh aja. Ayo," katanya seraya tersenyum. Buset. Kenapa senyumnya tampan sekali ya?

Agni membalas senyumannya dengan senyuman terbaiknya namun kemudian ia tersadar. Agni berdehem. Ia mengalihkan pandangannya dari Januar, memilih untuk menghadap pintu seraya mencari-cari kuncinya.

"Agni! Nggak boleh kegoda Ni. Sadar!" gumamnya dalam hati.

"Agni! Mau kemana lo?"

Sebuah suara terdengar ketika Agni berhasil mengunci pintu cafenya. Gadis itu menoleh dan mendapati Endra di sana.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Agni dengan ketus.

"Ya mau ketemu Run—" ucapan Endra terhenti ketika melihat seorang pria tinggi dengan tubuh tegapnya berdiri di samping Haru, "Eh. Siapa nih?" tanyanya begitu saja.

Januar tersenyum. Ia mengulurkan tangannya pada Endra seraya berkata, "Hi! Gue Januar, temennya Putri."

"Putri siapa?" tanyanya pada Agni yang membuat Agni memukul bahunya kencang, "Namanya Haru. Kan Haruna Isnaini Putri."

"Idih. Dipanggil Putri. Bagusan dipanggil Runa," timpal Endra begitu saja. Januar tersenyum tipis sementara Haru menggelengkan kepalanya sedangkan Agni... gadis itu memukul Endra sekali lagi.

"Suka-suka dia lah mau manggil apa! Lo aja manggil Haru pake nama Runa," sahutnya.

"Runa bagus juga Put," kata Januar. Malah terinspirasi oleh panggilan Endra kepadanya.

Haru hanya membalasnya dengan senyuman.

"Mau Haru, mau Runa, mau Putri. Tetep aja si Haru sukanya dipanggil Haruku," sambar Agni. Haru terbelalak sementara Endra menatapnya penuh perhitungan, meminta Agni untuk menjaga sikap karena ada seseorang diantara mereka yang sepertinya tidak tahu kalau ada yang memanggil Haru dengan nama Haruku.

"Mending ngobrolnya sambil jalan yuk!" ajak Januar pada akhirnya. Haru mengangguk. Ia berjalan lebih dulu namun Januar meraih tangannya dan membantu Haru berjalan karena gadis itu hampir tersandung sementara Agni menyenggol-nyenggol Endra, meminta Endra memperhatikan keduanya baik-baik.

"Paan sih," gerutu Endra.

"Oh iya! Itu, siapa namanya?" tanya Januar dari jauh.

"Endra," jawabnya.

"Ya. Endra. Kalau mau ikut kita ayo ikut aja, gabung," tawarnya.

Mata Endra berbinar. Ia berteriak 'asik!' namun Agni menahan tangannya, "Nggak. Lo nggak boleh ikut!" kata Agni memperingati.

"Apa sih? kenapa nggak boleh ikut? Suka-suka gue kali," kata Endra.

"Emang lo nggak akan kepanasan? Tuh cowok kayaknya suka sama Haru. Pasti dia ngalahin lo nanti soalnya tadi aja dia bisa peluk Haru," terang Agni.

Selamanya Bersamamu - Haru Jino StoryWhere stories live. Discover now