Part 10 - Kembali Pulang

2.8K 502 97
                                    

3,5 Tahun kemudian

Cengkareng, Indonesia.


"Katanya program belajarnya cuman 1 tahun, tapi apa? Apa yang terjadi? Anak kita malah baru pulang ke Indonesia setelah empat tahun lamanya."

Reno mendorong koper Haru seraya menggerutu mengenai durasi anaknya di Malaysia—yang dijawab oleh istrinya dengan tawa ringan seperti biasa. Memang benar, rencana pendidikan Haru yang semula hanya satu tahun saja ternyata malah diperpanjang karena Haru ingin meneruskan pendidikannya dari Grand Diploma menjadi Bachelor of Culinary Management. Padahal menurut testimoni orang-orang, belajar sampai Diploma saja kalau sekolahnya di Le Cordon Bleu, sudah bisa bekerja dimanapun ia mau, tapi Haru malah berkata kalau ia ingin meneruskan pendidikannya dan memperpanjang durasinya di Malaysia. Jaraknya memang dekat, dalam empat tahun di Malaysia saja tidak terhitung berapa kali ia ditengok oleh orangtuanya, tetapi sebagai ayah yang sejak lama mengidap Daughter complex, Reno sangat tersiksa. Ditambah lagi, setelah dua tahun menyelesaikan gelar sarjana, Haru malah lintas jurusan. Anaknya yang manis itu malah mengikuti pelatihan untuk menjadi instruktur yoga. Apa-apaan!

"Papa, udah dong ngomelnya. Kan Haru bener-bener pulang sekarang, Papa sendiri yang jemput Haru," ucap Haru. Gadis itu memelankan langkahnya, menunggu ayahnya agar mereka bisa sejajar kemudian mengalungkan tangannya di tangan ayahnya.

"Temen-temen Haru dijemputnya di Bandara loh. Papa doang yang jemput Haru ke Flat langsung," kata Haru.

Sharen bergabung dengan mereka berdua, "Nggak tahu deh Nak. Papa kamu ini kebiasaan," ucapnya.

"Papa udah ikutin maunya kamu loh ya. Nanti giliran kamu yang ikutin maunya Papa."

Haru tersenyum manis, "Lihat aja nanti, kemauannya Papa apa, ya nggak Ma?" lemparnya pada Ibunya.

Sharen mengangguk setuju.

"Harukuuu!" suara yang tiba-tiba terdengar membuat Reno berdecak dengan kesal, "Baru juga mau damai, udah rusuh lagi," dumelnya.

Sharen menepuk lengannya pelan, "By ih! Stop dulu napa," katanya.

Reno tidak peduli. Ia malah menahan tangan Haru yang masih melingkar di lengannya. Sengaja membuat anaknya tetap di sampingnya alih-alih berlari menuju seorang laki-laki yang melambaikan tangan di hadapannya.

Haru tersenyum. Ia tahu ayahnya menahannya, jadi yang ia lakukan hanyalah melambaikan tangan pada Jino.

"Jinooo!" ucapnya dengan antusias.

Jino menatap Reno dan mendapati dirinya dimusuhi saat ini juga. Ih. Padahal selama empat tahun ini Reno begitu bersahabat dengannya, katanya sih kasihan Jino jauh dari orangtua dan kasihan juga Jino jauh dari Haru. Padahal Reno bersikap baik semata-mata untuk menghibur Jino kalau-kalau Haru punya pacar orang Malaysia dan meninggalkan Jino. Siapa sangka hubungan mereka sulit sekali dipisahkan. Hancur sudah!

"Papa Reno. Anaknya mau dipegangin sampe kapan?" tanya Jino.

Kurang ajar memang anak satu ini! Geram Reno tertahan.

"Hai Ji! Kamu cukuran ya? Semalem waktu kita video call kayaknya masih agak gondrong," ucap Haru.

Jino tersenyum, mengangguk-angguk seperti anak anjing yang akan diajak bermain oleh majikannya.

Selamanya Bersamamu - Haru Jino StoryDonde viven las historias. Descúbrelo ahora