You Are My Puzzle - Chapter 4

27 5 1
                                    

Saat sedang membereskan sentuhan akhir pekerjaannya, tiba-tiba Bharata mendengar langkah kaki yang mengarah ke ruangan tempatnya berada saat ini. Matanya membelalak saat pintu ruangan kantor Love Me Write terbuka.

Namun ia tidak melakukan apapun dan hanya duduk melihat seorang perempuan yang masuk ke sana dengan langkah santai seraya berjalan ke meja Mbak Lia.

Bharata tidak bermaksud bersembunyi, tetapi posisinya memang tidak akan terlihat jika dari arah pintu masuk. Monitor komputer yang cukup besar menghalangi siapa pun yang duduk di posisinya saat ini.

Hanya saja jika orang itu membalikkan badan saat berada di meja Mbak Lia, niscaya keberadaannya akan diketahui seratus persen karena ia bisa terlihat jelas dari sana.

Bharata terus melihat perempuan itu. Ia merasa familiar dengan wajahnya dan mencoba mengingatnya.

Ingatannya yang kuat langsung tiba di kejadian kopi tumpah di kafe kemarin. Ya, perempuan itu adalah yang menumpahkan kopi dan membelikannya kopi pengganti saat di taman. Dia Sachi.

Ia agak kesulitan mengingat dengan penampilan Sachi yang terlihat beda dari kemarin. Jika kemarin terlihat sedikit tak karuan, tapi barusan, dia terlihat sedikit seperti putri bangsawan.

Sesaat setelah gadis itu meninggalkan ruangan dengan terburu-buru ketika di ujung pintu, Bharata pun segera mematikan komputer, membawa tas, dan keluar setelah mematikan lampu dan menguncinya.

Saat keluar gedung dan menoleh ke sebelah kiri, ia melihat Sachi sudah berjalan dengan seorang pria berjas hitam. Mereka seperti sedang berkencan bersama, apalagi ada pasangan lain di depannya.

Seolah tak peduli, Bharata pun segera berjalan ke arah kanan. Ia berniat pulang dengan menggunakan bus kota lagi seperti saat datang tadi.

***

Sachi, Arthur, Arkha, dan Sheila kini tengah berada di sebuah kafe. Di hadapan mereka masing-masing sudah tersaji segelas kopi pesanan masing-masing.

Arthur dan Sachi duduk berderetan menghadap kakak mereka masing-masing yang juga duduk sederetan menghadap mereka.

"Jadi, pacar Kak Sheila kakaknya Arthur?" tanya Sachi.

Arkha dan Sheila lantas saling pandang sejenak sambil tersenyum. Sheila mengangguk senang. Sachi langsung menghela napas cukup panjang. Begitu pun Arthur.

"Kenapa? Kamu sama Arthur nggak ada apa-apa kan? Kalian temenan aja kan selama ini?" tanya Sheila.

Tiba-tiba saja mata Arthur menyudut ke arah Sachi. Selama ini, Sheila memang tahu bahwa Sachi berteman dengan Arthur. Mereka juga pernah bertemu beberapa kali.

"Bukan masalah itu! Kenapa aku nggak tahu kalau pacar kakak adalah kakaknya Arthur?" Sachi menaikkan suaranya.

Arthur lalu memberi tanda agar Sachi tenang mengingat saat ini mereka sedang berada di tempat umum.

"Karena aku juga nggak tahu Arkha kakaknya Arthur. Kami benar-benar tidak membicarakan masalah keluarga. Dia tahu aku punya adik, aku juga tahu dia punya adik. Tapi kami sebatas tahu aja," kata Sheila.

"Iya, karena kami merasa belum perlu mengenalkan keluarga masing-masing. Tapi tidak masalah, sekarang akhirnya kita sudah bertemu dalam momen yang tidak terduga," Arkha menambahkan. Senyumnya tak pernah lepas sejak tadi.

Sachi melihat, Arkha adalah orang yang ramah senyum. Sungguh berbeda dengan Arthur yang sedikit dingin dan jarang tersenyum. Apalagi kepada orang yang baru saja dikenalnya.

Sachi mengangguk-angguk. "Baiklah, salam kenal Kak Arkha!" Sachi menundukkan kepalanya memberi salam.

Tiba-tiba aja Arthur menepuk tangannya. "Apa-apaan sih?!" protesnya.

You Are My PuzzleDonde viven las historias. Descúbrelo ahora