You Are My Puzzle - Chapter 9

17 3 0
                                    


Pandangan Bharata dan Arthur masih tampak kikuk usai melihat keributan seorang pengunjung di kafe tempat mereka berada. Entah mereka menyadari atau tidak bahwa pemicu keributan di kafe itu adalah Sachi yang justru tengah menghindari mereka.

"Setelah ini mau ke mana?" tanya Bharata seolah mengalihkan.

"Ah, aku mau ketemu guru SD-ku. Beliau minta tolong aku memotretnya untuk foto keluarga. Anaknya baru lulus sekolah polisi, jadi katanya mau buat foto keluarga baru," kata Arthur.

"Oh begitu. Di mana? Apa aku boleh ikut?" Bharata tiba-tiba saja merasa tertarik.

"Memangnya kau tidak ada acara lagi?" Arthur balik bertanya.

"Tidak ada," jawabnya cepat.

"Boleh kan?"

"Boleh saja kalau kau mau."

"Oke, aku mau! Anggap saja aku asistenmu hari ini!" Bharata benar-benar antusias.

Arthur tersenyum. "Oke!" katanya.

Selang 30 menit kemudian, Arthur dan Bharata sudah tiba di sebuah rumah minimalis yang di depannya dihiasi beberapa kandang burung yang menggantung. Kedatangan mereka langsung disambut ricuh oleh suara burung berbagai jenis di sana.

"Waah, mengapa aku merasa tidak asing dengan tempat ini?" gumam Bharata sesaat setelah melihat pemandangan dan suasana di rumah Pak Tama, guru SD Arthur.

"Oh ya? Memangnya kau pernah ke sini?" tanya Arthur.

"Rasanya pernah!" katanya sambil terus berpikir. "Ah...!" tiba-tiba Bharata seperti teringat sesuatu.

Arthur terkejut. "Kenapa?" tanyanya sedikit panik.

"Ah... sepertinya aku ingat! Tunggu, apa ini rumah Pak Tama?" tanyanya.

Alis Arthur bergerak kompak seperti ulat. "Kau tahu Pak Tama? Ya, memang ini rumahnya."

"Oh benarkah? Pak Tama guru SD Peri Biru kan?" Bharata meyakinkan.

"Iya. Kau tahu SD Peri Biru?" Arthur mulai penasaran.

"Iya, aku..."

"Hooo... Arthur, kau sudah datang!" tiba-tiba percakapan Bharata dan Arthur terpotong dengan kedatangan pria paruh baya yang tampak necis. Rambutnya klimis oleh gel dengan gaya belah samping yang tak pernah lekang oleh waktu. Ia tersenyum menyambut kedatangan Arthur yang ditemani Bharata. Ia adalah Pak Tama.

"Ah, iya, Pak!" Arthur menyapa.

Sementara itu, Bharata menatap Pak Tama tanpa berkedip. Ia seperti tak percaya dengan apa yang dilihatnya kini.

"Lho, kamu..." Pak Tama menunjuk Bharata seperti mengingat-ingat.

"Pak Tama?" kata Bharata.

"Hoo! Bharata ya? Bharata kan? Kamu selalu rangking satu dari kelas satu sampai enam? Jago gambar pula!" katanya.

"Iya-iya, Pak! Itu saya!" Bharata mengiyakan dan sedikit terharu.

"Hooo... sudah lama sekali tidak bertemu!" tanpa pikir panjang, Pak Tama langsung memeluk Bharata. Mereka berdua melepas rasa rindu setelah sekian lama tak bertemu.

Sementara Arthur malah kebingungan melihatnya. Memorinya kembali di bawa ke beberapa tahun lalu semasa masih SD, apakah ia memiliki teman bernama Bharata yang jago menggambar? Ia lantas memperhatikan Bharata yang sedang berpelukan dengan Pak Tama dari ujung kepala hingga kaki.

"Bharata? Bharata... Bharata... Bha..." Arthur yang menggumamkan nama Bharata untuk mengingat, tiba-tiba juga seperti mengingat sesuatu. Mulutnya langsung menganga dan ditutupnya dengan cepat. Ia juga langsung memegang kepalanya karena merasa ini di luar ekspektasinya.

You Are My PuzzleWhere stories live. Discover now