You Are My Puzzle - Chapter 12

7 2 0
                                    


Sachi tiba di kantor Love Me Write. Ketika sampai, tampak Mbak Lia berbicara dengan seseorang di ruangan rapat. Sachi sedikit bingung apakah harus langsung masuk ke ruangan itu atau menunggu sampai Mbak Lia selesai. ia masih memperhatikannya dari jauh dengan sikap ragu-ragu.

"Lho, ngapain diem di sini?" tanya seseorang tiba-tiba mengejutkannya.

Sachi menoleh. Itu adalah Bharata. Ia muncul dari arah pantry sembari membawa segelas minuman yang mengeluarkan aroma kopi. Wanginya cukup menusuk hidung Sachi yang sedari tadi bimbang.

"Oh?"

"Masuk aja. Mbak Lia masih di ruang rapat kayaknya," katanya.

"Iya," jawab Sachi pelan.

Bharata memperhatikan Sachi. "Kayaknya dia mau menyampaikan kabar yang sedikit buruk buatmu," katanya memberi bocoran.

"Waduh, kabar buruk apa?" raut wajah Sachi tiba-tiba berubah cemas.

Bharata menggigit bibirnya.

"Sachi, sudah datang?" panggil Mbak Lia tiba-tiba.

Sachi yang masih dalam posisi mengobrol dengan Bharata langsung menoleh ke sumber suara. Begitu pun dengan Bharata.

"Ayo sini masuk!" kata Mbak Lia lagi.

"Oh, iya Mbak!" katanya. Sebelum beranjak, Sachi kembali melihat Bharata. Lelaki itu hanya menaikkan alisnya sekali seolah memberi sinyal bahwa Sachi harus pergi saja dulu menemui Mbak Lia.

Sejurus kemudian, Sachi sudah berada di ruangan rapat yang tadi Mbak Lia tempati. Tak lama, Mbak Lia menyusulnya masuk sambil membawa sebuah map dan tersenyum simpul.

"Kamu lagi lowong?" tanyanya sembari duduk di hadapan Sachi.

"Sekarang sih iya, Mbak, tapi jam 3 ada kuliah," jawab Sachi.

"Ah, oke-oke. Aku buat cepat kalau gitu. Jadi begini, proyek duet nulis cerita Valentine dengan anaknya Pak Dunand, Valerie, ternyata dia gak bisa lanjut sampai akhir. Jadi, dia hanya bisa kasih kamu alur ceritanya kayak gimana dan yang nulis ceritanya secara lengkap, kamu," kata Mbak Lia.

Sachi diam. Jika demikian, maka berarti Valerie sama sekali tidak menulis. Alur cerita yang dimaksud, pasti seperti draf awal yang belum lama ini dibacanya. Bahkan sejak dari sinopsis, sudah Sachi sendiri yang menulisnya.

"Oh begitu? Berarti itu bukan proyek duet namanya, Mbak," kata Sachi dengan raut wajah kecewa.

Mbak Lia tersenyum sedikit kaku dan menjulurkan tangannya ke arah tangan Sachi yang tersimpan di meja. "Aku ngerti, tapi ini permintaan yang punya kuasa. Kamu juga pasti paham kan? Jadi, untuk proyek ini, kamu adalah ghost writer Valerie," katanya.

"Ghost writer?" gumam Sachi heran.

"Iya, karena sebenarnya Valerie itu enggak jago nulis. Tulisannya buruk! Tapi dia punya banyak ide untuk cerita-cerita yang bagus dan unik," bisik Mbak Lia.

"Aku belum pernah jadi ghost writer dan aku ..."

"Makanya, sekarang kamu coba!" potong Mbak Lia.

Sachi kembali diam dengan ekspresi yang semakin tertekuk.

***

Sachi terus melangkahkan kakinya menjauh dari kantor Love Me Write dengan emosi berkecamuk di dada. Ia kecewa, mengapa hal itu harus terjadi? Sebagai seorang penulis, baginya ini tidak adil. Sikap Valerie yang sama sekali belum pernah ditemuinya itu terkesan angkuh. Ia hanya memberikan alur dan malah memintanya sebagai ghost writer.

You Are My PuzzleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang