You Are My Puzzle - Chapter 14

7 1 0
                                    

"Maafkan aku kalau kamu terpaksa melakukan ini," kata Sachi siang itu di salah satu sudut gedung tempat Love Me Write berkantor.

Ayudi melipat mulutnya. "Ya, sebenarnya aku sedikit terpaksa, Kak!" katanya. Wajah Sachi langsung merengut sedih. Ia sudah menduga hal ini terjadi. "Tapi jangan khawatir, aku akan melakukannya sebaik mungkin. Aku tahu, kalau membantumu, kakakku akan senang, Kak Arthur juga akan senang," lanjut Ayudi.

Sachi sedikit tersentak mendengar ucapan Ayudi itu. Otaknya langsung membentuk kesimpulan bahwa Ayudi membantunya demi kedua lelaki itu. Tapi kenapa? Kenapa dua lelaki itu harus terlibat dalam urusan ini? Tiba-tiba saja kesimpulan itu memiliki banyak cabang yang akan cukup rumit jika dibahasnya saat ini.

"Hmm... tapi sebenarnya, kalau cuma Kak Bharata yang minta, mungkin aku bisa aja nolak sih, Kak! Tapi, karena Kak Arthur juga minta, aku benar-benar gak bisa nolak. Bahkan bisa dibilang, tanpa Kak Bharata pun, kalau itu Kak Arthur yang minta, aku pasti bakal bantu kamu," katanya.

Sachi diam. Ia hanya bisa bengong dan mencoba memproses maksud kalimat Ayudi itu.

"Jadi, jangan khawatir!" ujarnya lagi dan segera pergi.

Sachi terkesiap, dengan sigap ia langsung menahan Ayudi pergi dengan memegang tangan secara refleks. "Ayudi, apa kamu ... suka Arthur?!" tanyanya tanpa ragu.

Ayudi tak terlihat kaget dengan pertanyaan Sachi itu. Ia mencoba mengontrol ekspresinya meski sejujurnya ia cukup terkejut dengan todongan pertanyaan Sachi itu. Ayudi hanya tersenyum dan lantas perlahan menurunkan tangan Sachi dari tangannya. Ia pun meninggalkan Sachi.

***

Bharata dan Sachi mengantar Ayudi keluar dari gedung kantor Love Me Write. Setelah memperkenalkannya langsung ke Mbak Lia dan mendapat sedikit wawancara, akhirnya Mbak Lia setuju menerima Ayudi sebagai ghost writer untuk Valerie. Ayudi bahkan dipertemukan langsung dengan Valerie dan menerima draf naskah langsung dari gadis itu.

"Kalau ada kesulitan, kamu bisa konsultasi ke aku karena aku sempat buat sinopsisnya kemarin. Valerie udah setuju sama sinopsis itu, kamu tinggal kembangin aja sesuai imajinasimu dari situ ceritanya," kata Sachi.

Ayudi tidak merespons. Dia melirik Bharata. Lelaki itu menatapnya. Ia seperti tahu jika adiknya itu sedikit berat melakukannya. "Aku juga yang bikin ilustrasinya," kata Bharata.

Mendengar ucapan Bharata itu, Ayudi memutar matanya semakin terlihat kesal. "Oke Kak Sachi, nanti kalau ada apa-apa, aku hubungi kamu," ujar Ayudi kemudian sambil tersenyum, berbanding terbalik dengan ekspresi sebelumnya.

Ia kembali mendelik pada Bharata dan lantas pamit. "Aku pulang!" katanya.

"Iya, hati-hati!" sahutnya.

"Sampai nanti, Kak!" Ayudi melambaikan tangan pada Sachi.

Sachi tersenyum dan membalas lambaian tangannya. Ayudi pun segera meninggalkan kedua orang itu.

"Kenapa dia begitu manis padamu tetapi seperti marah padaku?" tanya Bharata kemudian setelah Ayudi menjauh dari pandangan mereka.

Sachi melirik Bharata. Ia hanya tersenyum dan mengangkat kedua bahunya.

Bharata menghela napas. "Tapi, aku bersyukur dia mau membantumu. Jadi, kamu bisa mengerjakan proyek lainnya dengan tenang," kata Bharata.

"Ya, setidaknya begitu. Terima kasih juga kamu mau memintanya untuk membantu. Aku tidak tahu kalau adikmu juga pandai menulis," ujar Sachi.

"Sudah seharusnya aku membantumu. Sebenarnya bakat dia banyak. Ternyata, dia meminta Arthur mengajarkan banyak hal padanya. Padahal, semula Arthur hanya untuk mengajarinya main gitar karena dia mau jadi trainee idol-idol itu. Untung saja Arthur juga serba bisa," kata Bharata.

You Are My PuzzleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang