25. IS IT INDIGO?

16 7 0
                                    

Apakah kalian memiliki kemampuan istimewa? Sesuatu yang dianugerahkan Tuhan pada kalian dan itu sangat berharga? Well aku punya sebuah kelebihan istimewa yang jarang dimiliki orang lain. Tapi sayang aku tidak bisa menerima hal itu sebagai anugerah, ini lebih seperti sebuah kutukan.

Suatu hari aku bertemu seorang wanita cantik di sebuah taman dekat kota dan sekelebat bayangan seperti film yang dipercepat merefleksikan sesuatu yang menurutku mengerikan. Dan yah, selang beberapa menit sebuah mobil menabrak dan menewaskannya dengan cara sama persis seperti sekelabat bayangan yang aku lihat.

Kadang jika aku beruntung, aku bertemu dengan seseorang dengan sekelebat bayangan yang membahagiakan membuatku ikut senang. Yep! Aku punya kemampuan untuk melihat masa depan seseorang dalam jangka waktu dekat. Apakah ini indigo? Aku tidak tahu.

"Aaaaargh!!" aku terbangun dalam kondisi keringat dingin. Sebuah mimpi yang sangat buruk. Kulihat jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam, aku hampir terlambat untuk makan malam keluarga.

Aku melangkah masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Masih kalut dengan mimpi buruk barusan, aku membasuh muka beberapa kali berharap ini mampu membantuku bepikir lebih jernih. Kulihat bayanganku dicermin dan samar-samar kulihat sekelebat bayangan yang mirip sekali dengan apa yang aku mimpikan. Mungkinkah mimpi itu sebenarnya pertanda?

Aku menggeleng kuat-kuat membuang jauh pikiran buruk tersebut. Tak lama setelah bersiap jam dinding menunjukkan pukul setengah delapan malam, aku segera turun ke ruang makan.

"Malam Ma, Pa," sapaku melihat mereka dengan pakaian rapi beserta sajian makanan enak di meja.

"Malam sayang. Aku cantik sekali," sapa ayahku tersenyum yang kubalas dengan senyuman juga.

Suara bel bordering menandakan ada tamu didepan. Mama segera melangkah membukakan pintu.

"Hey lihat siapa yang datang," Mama menyambut Seli sepupuku dan pacarnya dengan ramah.

Kami melangsungkan makan malam sederhana dengan tenang. Seli asyik membahas pertunangannya dan pacarnya dengan antusias. Aku memutar bola mata jengah, sudah jelas beberapa hari kedepan acara itu akan batal karena ketidak setiaan pihak laki-laki.

Tunggu!

Pemandangan ini, pembicaraan ini, suasana makan malam ini seperti sebuah dejavu. Jantungku rasanya berdetak lebih kencang dari biasanya, keringat dingin mulai keluar membasahi dahiku. Ini persis seperti mimpiku barusan. Bahkan detik jam yang sedang kulihat saat ini sama persisi seperti sekelebat bayangan yang aku lihat dicermin tadi.

Aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku menelan ludah hendak pergi meninggalkan meja makan, tapi tiba-tiba suara pintu terdengar dibuka dengan kasar. Ayahku berdiri melihat siapa yang menerobos masuk kedalam rumah.

Seorang laki-laki dengan celana jeans sepatu kulit dan kemeja putih dengan rompi beludru berwarna cokelat menenteng sebuah senjata api. Tanpa aba-aba ia segera membabi buta melontarkan peluru dari timah panas dan,

DOR!

Aku terhenyak sesaat ketika kurasakan sesuatu menancap di bagian perutku dengan keras, darah memancar dari bagian perutku dengan cepat. Benda itu terasa panas dan dengan segera aku merasakan sakit yang luar biasa. Aku jatuh terduduk, memandang wajah orang-orang disekitarku yang tengah panic, suara dengungan seperti ribuan lebah menusuk telingaku membuatku pusing.

Perlahan penglihatanku kabur, suara dengungan lebah semakin samar, rasa sakit yang menjalar ditubuhku mulai menghilang bersamaan dengan kesadaranku yang semakin kabur. Ya, aku memang bisa melihat masa depan seseorang. Sekelebat bayangan seperti sebuah film yang dipercepat dan hal itu terjadi di dunia nyata dalam waktu dekat. Well, aku baru saja melihat kematianku sendiri.



THE END

Selenophile [END]Where stories live. Discover now