15. BLANK SPACE

21 8 0
                                    

Suatu pagi aku terbangun dengan perasaan aneh, cuaca dibalik jendela terlihat cerah dan cahaya hangat mentari pagi menembus tirai kamarku. Tapi hari itu terasa sangat sepi, tidak ada suara ibu memasak didapur, tidak ada suara mobil atau kendaraan yang lalu lalang, tidak ada suara tetangga yang biasanya sudah saling berbincang di depan rumah mereka.

Merasa ada yang janggal aku buru-buru turun dari tempat tidur dan menuju lantai bawah untuk memeriksa apakah orangtuaku masih dirumah atau tidak. Nihil, rumahku kosong, begitu juga ketika aku melihat keluar jendela tidak ada tanda aktivitas para tetangga.

Aku memutuskan untuk mandi dan sarapan sebelum mencoba keluar, mungkin orang-orang di kompleks rumahku sedang mengikuti sebuah acara di suatu tempat dan aki ditinggalkan. Atau barangkali ada acara dan mereka akan segera kembali nanti.

Diperjalanan aku berhenti disebuah toko untuk membeli makanan ringan dan betapa terkejutnya aku, toko itu kosong. Tidak ada pengunjung, tidak ada penjaga dan tidak ada kasir. Aku memutuskan keluar mencari toko lain, saat aku keluar aku semakin merasa ada yang tidak beres. Jalanan benar-benar lengang, tidak ada kendaraan, tidak ada polisi, tidak ada angkutan umum.

Aku memutuskan pergi ke rumah temanku untuk membicarakan betapa janggalnya hari ini dan aku sangat terkejut saat rumah itu kosong, begitu juga dengan rumah-rumah yang ada disekitarnya. Aku mencoba pergi ke alun-alun kota yang selalu ramai pengunjung dan sekali lagi kosong. Hanya ada beberapa burung merpati yang berterbangan didekat gereja.

Aku mencoba mengunjungi tempat-tempat umum seperti bioskop, stasiun kereta api, perpustakaan, dan semua tempat yang mungkin ramai pengunjung tapi lagi-lagi kosong. Merasa semua ini benar-benar aneh aku memutuskan untuk pulang dan menelpon kedua orangtuaku tapi tidak ada sambungan. Aku mencoba mengecek ponsel dan tidak ada sinyal yang terdeteksi, tidak ada jangkauan internet ataupun wifi.

Aku membanting tubuhku ke sofa mencoba berpikir dengan jernih. Apa yang terjadi? Apakah aku sendirian di kota ini? Atau ini semua hanya mimpi?

Malam berselang dan keesokan paginya aku terbangun dengan harapan semua akan kembali normal. Tapi ternyata sama saja, semua tempat sunyi dan tidak ada orang lain yang aku temui. Aku memasuki toko kue dan mengambil beberapa varian untuk dinikmati, berikutnya kau memasuki toko dan mengambil beberapa kebutuhan untuk bertahan dirumah tanpa membayar atau khawatir akan dikira mencuri.

Seminggu berlalu aku selalu berusaha menyusuri kota berharap bisa bertemu dengan seseorang tapi nihil. Tidak ada seorangpun yang aku temui. Semua kejanggalan ini semakin mengganggu pikiranku karena semua bahan makanan, kue, atau apapun yang aku temui di toko atau supermarket tidak membusuk sama sekali. Semuanya segar seperti hari pertama aku terbangun dengan kondisi sepi seperti ini.

Aku masih terus berusaha menggunakan sambungan telepon ataupun internet tapi masih sama, tidak ada sambungan sama sekali. Kadang-kadang aku pergi ke tempat penyewaan mobil dan bebas memilih mobil seperti apa dan pergi kemana saja, dan ajaibnya aku tidak pernah kehabisan bahan bakar.

Semua kejadian aneh ini membuatku berpikir, apakah aku terjebak di hari yang sama? Atau semua ini hanya berlangsung dalam mimpiku saja? Sekeras apapun usahaku menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu aku tidak pernah menemukannya. Aku berharap semua berjalan normal seperti semula.

THE END 

Selenophile [END]Where stories live. Discover now