21

28.9K 3K 18
                                    

Dengan jalan mengendap-endap, mereka bergerak dengan hati-hati. Keysa yang waspada terhadap sekitar sambil memegang sebuah pistol di tangan kanannya.


Ada beberapa kendala saat mereka akan menuju aula. Beberapa teroris juga semakin merperketat penjagaan mereka.


Keysa juga harus ekstra hati-hati karena membawa beberapa orang dengannya. Beberapa saat kemudian mereka sampai di aula.



Saat membuka pintu, mereka di todongkan oleh senjata api. Tapi untungnya mereka menahan agar tidak menembak.



"Four. Kirain siapa," helaan nafas lega terdengar dari orang yang menyebut nama alias dari Keysa.


"It's okay. Saya bersama dengan mereka," Keysa menjawab dengan formal lantaran orang militer yang menjaga di sini lebih tua dari Keysa.


Meski begitu, mereka tetap menghargai satu sama lain. Di saat Keysa sedang mengobrol beberapa hal dengan anggota militer, orang-orang yang bersama Keysa berhamburan ke keluarga mereka masing-masing.


Keysa yang melihat itu hanya tersenyum tipis. Lalu di alihkan pandangannya ke arah seorang pria yang di yakininya sebagai kapten tim.



Meski penampilannya tidak meyakinkan. Dengan rambut warna merah, telinga di tindik dia tetaplah seorang anggota militer.


"Kapten Red Fire?" tanya Keysa memastikan. Yang di panggil pun menolehkan kepalanya.


"E yoou, four. Hahahaha kita bertemu lagi yah," sapa kapten red fire. Atau kita panggil saja nama aslinya, Erik.

"Ya sudah lama sekali, sejak kau jatuh karena menginjak tali sepatu mu sendiri," canda Keysa.


Erik cemberut mendengar pertemuan terakhir mereka waktu itu. Erik sebenarnya adalah orang yang selalu bertingkah konyol. Di balik itu semua, dia adalah sosok yang cerdik, gesit, pintar menangani suatu keadaan masalah.


Tidak heran melihat Erik menjadi seorang kapten sebuah tim. Yah, meski kelakuannya membuat orang menggelengkan kepalanya dan berpikir 'Bagaimana bisa dia menjadi seorang kapten'.

"Kita harus segera menyusun rencana. Tapi masalahnya, mengapa ketua teroris mencari Andreas? Dia juga menahan ibunya," Keysa langsung to the point di saat anggota militer sudah berkumpul untuk membahas sesuatu.



"Ah soal itu. Aku tahu. Kau lihat, si Andreas-Andreas itu kalo tidak salah memakai sebuah kalung. Nah di kalung itu bandulnya sebuah kunci. Setelah melakukan penyelidikan, ketua teroris mencari kunci yang di pegang pemuda itu," jeda Erik sejenak.



"Kau juga tau kan, kalo di tengah lapangan ada alat pengebor. Itu di maksudkan untuk mengeluarkan sesuatu di sana. Aku curi dengar dari salah satu teroris itu. Ada sebuah brankas besar yang terkubur oleh.... Em siapa yah, aku lupa" cengir Erik karena melupakan sesuatu.

Keysa hanya menganggu kan kepalanya mengerti. Di sisi lain, Papa Keysa menatapnya sendu.



Zakiel juga sempat terkejut mendengar perkataan kedua anak laki-lakinya. Jadi selama ini, anak perempuannya itu hilang karena sekolah di kemiliteran?




Sungguh ia sangat menyesali semua sikapnya pada anak gadisnya. Zakiel masih belum tau perihal Keysa yang sudah menikah. Bara dan Kenzo berpikir, bahwa lebih baik Keysa sendiri yang memberitahukan hal tersebut kepada Papa mereka.




****

Up dua kali ah. Semangat terus kasih dukungannya yah para readers


Author kasih bonus penampakan si Red Fire ini


Meski si Erik ini sembrono, tapi dia tetep cool tau wkwk


Salam keren,

BlackSwan


15 Juli 2021

Antagonis Yang Berbeda [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang