20

31.5K 3.2K 13
                                    

Entah apa yang di cari oleh pemimpin teroris itu di tengah lapangan sampai ia membawa alat pengebor.



Liam dan kawan-kawan mulai bersembunyi di tempat yang tidak jauh dengan lapangan. Sedikitnya mereka mendengar beberapa percakapan dari beberapa orang teroris.




"Kira-kira menurut lo, berapa banyak yang bisa di dapetin saat udah di gali?" kata salah satu teroris.



"Menurut gue sih yah, karena si bos udah ngincer tuh harta. Hmm yang pasti gede banget. Setelah itu kita bakal cari tempat batu lagi buat seneng-seneng. Dan juga jangan lupakan para wanita, hahahahah" sahut yang lain.




Di atas rooftop

"Key, ada yang datang" panggil Kenzo yang sedang mengawasi di balik teropongnya. Keysa segera mendekati Kenzo dan melihat siapa yang datang.

"Bang Hans," gumam Keysa yang tidak terdengar oleh orang lain namun di dengar Kenzo.

"Tahan tembakan dia di pihak kita," Keysa mengintruksikan agar yang di tugaskan memegang senjata api untuk tidak menyerang.



Keysa kembali berkutat dengan notebook nya agar dapat terhubung dengan Hans.



"Halo," bisik Hans di seberang sana.



"Bang, ngapain masuk. Di sekolah lagi bahaya banget," peringat Keysa.




"Nggak bisa Key. Abang juga ada urusan sama ketua teroris itu. Dia yang udah orang tua abang," Hans menjelaskan dengan santai. Tetapi karena Keysa memiliki pendengaran yang tajam, ia dapat merasakan adanya nada geram di sana.



"Abang kayaknya bawa pasukan yah. Abang gabung aja sama komandan militer. Mereka.... Ada di sekitar lapangan," Keysa menyarankan agar Hanya bergabung dengan Liam.


Tidak mungkin juga hanya segelintir orang dari Hans. Meski Hans adalah ketua mafia, kekuasaan Hans tidak sebesar itu.

Jika mereka bergabung dengan Liam, bisa saja digunakan untuk menekan para teroris. Bantuan kedua dari pemerintahan juga belum ada, karena lokasi sekolah mereka telah di blokir.



"Makasih Key informasinya. Kakak bakal giring mereka buat bantu kemiliteran," lalu sambungan pun terputus karena sinyal mereka juga tengah final blokir oleh lawan.


Keysa beralih untuk melihat suasana aula. Tidak mungkin juga mereka berdiam diri di atas rooftop dan menunggu balasan bantuan datang.


Ternyata gedung aula sudah di kuasai oleh pihak militer. Tetapi yang aneh adalah, kenapa ada para orang tua murid juga di sana?



Sudahlah itu tidak penting sekarang. Keysa memutuskan untuk membawa orang yang bersamanya ikut bergabung dengan orang-orang yang berada di aula.



"Guys, listen to me. Kita bakal gabung sama orang-orang di aula. Di sana juga udah aman, orang tua kalian juga ada di sana," jelas Keysa sembari merapihkan barang-barang nya dan mulai bersiap.



Yang lain juga begitu, mereka tengah menunggu komando dari Keysa untuk pergi. Keysa menghampiri Andreas yang masih terdiam melamun.



"Andrean," panggilan Keysa menyentak lamunan Andreas. Lelaki itu menengok ke arah Keysa dan menatapnya.


"Lo ga usah khawatirin nyokap lo. She will be fine. Mereka pasti bakal nyelamatin nyokap lo, begitu juga kita semua. Gue harap lo tetap fokus," hibur Keysa. Andreas mengangguk mengerti.




Tapi Keysa merasa ada yang janggal. Kenapa para teroris itu mengincar Andreas. Apa hubungannya Andreas dengan tujuan para teroris itu?





"Kita bergerak. Kalian tetap berada di belakang gue," Keysa mulai memberikan instruksi.


"Kakak di samping kamu Key," Bara mencemaskan Keysa yang berada di garis depan. Belum lagi kondisi Keysa yang katanya tengah mengandung anak seorang komandan.



****


Hehehe maafin pendek juga yang ini biar banyak part aja.





Sekarang author udah kehabisan cahpter di draft buat di publish. Soalnya, idenya juga udah di pakai di awal-awal chapter. Belum lagi author publish 2 hari pas chapter awal juga sampai 15.



Tunggu aja kelanjutannya yah



Salam sedih,


BlackSwan

15 Juli 2021

Antagonis Yang Berbeda [TERBIT]Where stories live. Discover now