17

32K 3.5K 41
                                    

Keysa berjalan perlahan di ikuti Andreas di belakangnya di susul Bara dan Melvin. Keysa memilih kedua orang itu karena ilmu bela dirinya cukup lumayan.



Sedangkan Kevin yang sebagai ketua geng katanya, dia tempatkan dengan sisa orang yang ada di sana karena memang kekuatan bela diri Kevin yang tinggi di butuhkan untuk melindungi mereka.



Di rasa suasana aman, Keysa dan kawan-kawan berhasil berada di parkiran. Keysa melangkah perlahan menuju mobilnya. Memang tadi pagi dia berangkat memakai mobil dengan sengaja.



Keysa mengambil kunci mobil di saku rok sekolahnya dan mulai mematikan suara mobil agar tidak bersuara. Di bukanya garasi mobil untuk mengambil barang-barangnya.



Ada sebuah tas besar di sana. Keysa menyerahkan tas besar itu pada Bara untuk memintanya di pegang sebentar. Saat akan menutup bagasi, Keysa menatap sebentar pada sesuatu yang tertutup di bagasi itu.




Dengan terburu-buru, Keysa membuka benda yang tertutup lantai bagasi mobil dan mengambilnya. Di tutup kembali bagasi mobil itu dan menuju kursi penumpang untuk mengambil sebuah tas seperti tas pakaian.




"Ayo kita nyusul mereka ke rooftop," mereka mengangguk mengerti. Keysa memegang tangan Andreas agar tidak lepas dari pandangannya.




Saat di pertengahan jalan, mereka juga bertemu dengan salah satu teroris. Keysa dengan gesit menghabisi teroris itu. Tidak sengaja lengan atasnya tertembak oleh peluru.



Dan untungnya senjata yang teroris itu gunakan ada alat peredam suaranya. Jadi tidak perlu khawatir jika terdengar orang lain.



"Key, kamu luka," cemas Bara melihat darah mulai merembes keluar melewati seragam sekolahnya. Yang tadinya putih sekarang bercampur dengan warna merah darah.



"Gapapa. Sebaiknya kita harus cepat," Keysa menatap Bara mengatakan dia baik-baik saja.



Sampailah mereka di atas rooftop. Di sana juga sudah ada mereka yang bersamanya di kelas Andreas.



Keysa langsung menutup pintu dan menghalanginya dengan linggis di sela gagang pintu.




"Key, lo luka. Ini gimana?" pekik Rissa heboh melihat lengan kiri Keysa terluka. Keysa mengabaikan itu dan menyuruh Bara meletakan barang yang di bawanya ke meja yang terbengkalai di sana.



Keysa mulai membuka kancing seragamnya dan menyisakan kaos hitam kebesaran di tubuhnya. Membuka tas yang di bawanya dan mengambil alkohol dan perban untuk mengobati lukanya.




"Ga usah khawatir Ris. Gue baik-baik aja," ucap Keysa sambil mengobati lukanya sendiri.


Di siram luka tembak itu. Untungnya hanya luka gores. Jika tidak, maka Keysa harus mencabut peluru yang menancap. Di balutlah luka itu dengan perban.



Setelah selesai, Keysa juga membuka rok sekolahnya menyisakan celana levis di atas lutut. Keysa membongkar tas yang dibawanya, dan mulai memakai  holster khusus untuk menyimpan senjata api.



Begitu pula dengan di pinggangnya ia memakai holster yang terhubung sampai ke pahanya. Di selipkan pula dua pistol di pinggangnya dan dua belati di sisi pahanya.





Keysa menyeret tas besar yang di bawa oleh Bara tadi. Ke sisi pagar di rooftop dan mulai memasang senjata api jarak jauh. Keysa sangat jitu sebagai seorang sniper.




Keysa sudah memasang senjata itu, lalu mengeluarkan notebook untuk ia gunakan menghubungi rekan-rekannya. Sedangkan yang ada di sana menatap tidak percaya pada Keysa.



Antagonis Yang Berbeda [TERBIT]Where stories live. Discover now