Cold Prince || 14

7.7K 639 1
                                    

"Dia yang mengenalkanku pada dunia, dia juga yang menghancurkan dunia itu."

***

Happy Reading♡


"Asik, abis nge-date sama pacar!"

Ilona mendelik melihat Kevin yang sudah duduk di sofa rumahnya dengan satu kaki terangkat ke sandaran sofa, sementara posisinya ia sedang tiduran. Namun, yang paling membuat Ilona tercengang adalah bungkus makanan yang berserakan di mana-mana.

"Ah, sayang banget nyokap bokap lo belum pulang," ujarnya kembali menggoda Ilona, sembari tersenyum mengejek.

"Kalau mama papa udah pulang, Kak Kevin nggak akan berani ngelakuin ini!" Ilona menuding semua sampah yang dibuang sembarangan oleh cowok itu.

Kevin mengibaskan tangannya santai. "Tenang aja, kan, ada lo."

Paham maksud sepupunya itu, Ilona melempar bantal sofa yang jatuh tepat sasaran mengenai wajah Kevin. "Nggak sudi!"

Lalu, Ilona berlari menuju kamarnya di lantai dua sambil berteriak, "Teteh, itu ada tikus kenapa dibiarin masuk!?"

"Lagi cari kucing garong, Non!" timpal asisten rumah tangga Ilona, ikut berteriak juga.

Ia dipanggil 'Teteh' oleh Ilona sebab memang asisten rumah tangganya itu masih muda. Bahkan tak jarang Kevin sengaja main ke rumah Ilona hanya untuk menggoda wanita berumur dua puluh lima tahunan itu. Makanya, wanita itu selalu mendukung Ilona saat Ilona berantem dengan Kevin.

***

Pintu kamar Arka terbuka, muncul sosok Arga yang menyembul kecil dari balik pintu lalu masuk ke kamar Arka.

"Thanks," ucapnya, sembari menyodorkan kunci motor Arka.

"Diapain?" tanya Arka.

Arga mengambil guling milik Arka dan mendudukkan diri di karpet bulu, belagak memainkan ponsel padahal pikirannya kacau.

"Heh, gue nanya. Diapain?"

Arga tersenyum miris. "Cuma dimarahin."

"Nggak sampai dikasarin, kan?" tanya Arka memastikan.

"Nggak, elaah. Mungkin karena mereka mikir, gue bukan lo." Arga menghembuskan napas pelan. "Sorry juga, kalau nanti Lo kena marah. Atau bahkan ... dikasarin."

Arka diam, membolak-balikkan halaman buku tebal di depannya, padahal bukan ke sana fokusnya.

"Kayaknya, emang di sini gue penyebabnya."

Arka mendongak, menatap Arga tak suka. "Penyebab apa?"

"Ya ... semuanya, termasuk masalah lo." Arga mengedikkan bahu.

Arka semakin menatap dingin Arga, seolah tak suka dengan perkataan cowok itu barusan.

"Lagian, ya, gue kayaknya nggak ada capek-capeknya. Udah disita semua, dimarahin, pokoknya dihalangi apa pun yang menjadi kesenangan gue, tapi tetap aja gue cari kesenangan gue itu."

Arka mendecak membuang muka, sungguh tak nyaman dengan pembicaraan kali ini. Ia berdiri membuat perhatian Arga teralih.

"Mau ke mana Lo?" tanya Arga.

"Ambil minum, ngomong sama lo bikin gue emosi," jawabnya, lalu menutup pintu kamar meninggalkan Arga.

Kakinya melangkah santai keluar kamar menuju dapur, tapi sempat terhenti saat melihat pria paruh baya yang tak lain adalah papanya itu duduk di meja makan.

Arkano : Cold PrinceOù les histoires vivent. Découvrez maintenant