📓EPILOG

14.3K 743 224
                                    

H A P P Y   R E A D I N G

💜

🍁

Seorang anak perempuan berumur kisaran tujuh tahunan tengah berjalan mengendap-endap menuju pintu kamar bercat putih. Kepalanya menjembul di balik pintu menelisik yang ada di dalam kamar itu.

Pancaran matanya sedikit sayu, seperti ada sesuatu yang dia tahan-tahan. Dengan langkah pelan, anak perempuan itu mendekati seorang lelaki yang tengah duduk membelakanginya. Dan ia yakin, lelaki itu masih sibuk berkutat dengan laptopnya.

Sampai di mana gadis itu telah berdiri tepat di samping lelaki itu, diapun sepertinya belum menyadari. "Papa."

Sontak, lelaki itu mengalihkan pandangannya. Ia mendapati putrinya yang tengah memandangnya. Bibir lelaki itu tertarik, dia tersenyum kecil mendapati putrinya yang ia yakini terbangun di pukul sebelas malam ini.

"Kiara, kenapa gak tidur?" tanyanya seraya mengangkat putrinya duduk di pangkuannya.

Gadis itu menggelengkan kepala, lalu memeluk leher papanya dengan erat. "Kiara kebangun."

"Kebangun kenapa? Kiara laper?" Anak perempuan bernama Kiara itu kembali menggeleng pelan. "Terus Kiara kenapa?"

Kiara hanya terdiam di pelukan papanya. Sampai di mana lelaki itu merasakan badan anaknya bergetar. Bahkan bagian depan kaosnya terasa lembab. Dengan cepat, lelaki itu mendongakkan kepala Kiara menghadapnya.

"Kenapa nangis, hm?" tanya merasa khawatir. "Kiara sakit?"

Kiara hanya diam menatap lurus papanya. "Bilang sama Papa, Kiara kenapa?"

"Mama." Tatapan khawatir Kevin tiba-tiba berubah kosong. Lama ia tak bergeming, sampai di mana tangan mungil Kiara menyentuh pipinya.

"Kiara kangen Mama." Kevin akhirnya tersadar, ia tersenyum samar menatap putri kecilnya itu.

"Besok kita temuin Mama, ya. Sekarang Kiara tidur," ujar Kevin mengusap pipi Kiara yang basah.

"Kiara mau tidur sama Papa," gumamnya.

Kevin menghela napas pelan, lalu mengangguk menyetujui permintaan anaknya. "Yaudah, Kiara ke kasur duluan, ya. Papa beresin pekerjaan Papa dulu." Gadis belia itu mengangguk semangat, lalu berjalan ke arah kasur king size milik papanya.

Sementara itu, Kevin menatap kosong layar laptop yang menyala di depannya. Cairan bening luruh begitu saja dari kedua matanya. Ia berbalik badan, menatap Kiara yang sudah terpejam di sana. Pahatan wajah Kiara sangat mirip dengannya. Kiara seperti versi perempuan dirinya.

***

Pagi sudah menyambut, matahari kini sudah berada 120 derajat dari ufuk timur. Kevin dan Kiara sudah berada di meja makan menikmati sarapan pagi ini.

Hari ini adalah hari minggu, otomatis Kevin libur kerja dan Kiara libur sekolah. Di hari libur seperti ini, Kevin selalu meluangkan waktu untuk keluarga kecilnya.

"Kiara gak sabar ketemu Mama," ujar Kiara dengan semangatnya. Wajahnya berbinar membuat Kevin juga ikut senang.

"Ayo berangkat." Papa dan anak itu melangkah keluar rumah. Tetapi Kiara berhenti berjalan membuat Kevin juga menghentikan langkahnya.

"Kenapa, sayang?" tanya Kevin menunduk melihat anaknya itu.

"Kita perginya cuma berdua, Pa?" Kevin mengangguk singkat.

"Al--"

"Udah, yuk. Katanya gak sabar pengen ketemu Mama," ujar Kevin membuat wajah Kiara kembali berbinar. Sepertinya dia sudah lupa ingin mengatakan apa barusan.

Freak Couple : Nikah SMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang