"Tumben nggak bolos bos?" Pertanyaan datang dari orang yang sama, yakni Acun

"Gak bisa, nanti semua fasilitas gue di cabut sama si tua bangka." Acun tertawa mendengar nada datar yang keluar dari mulut bossnya. Tua bangka yang di maksud oleh Lucas adalah eyang nya, Gunawan yang tak lain adalah pemilik sekolah tunas bangsa, memang kurang ajar cucu satu ini.

"Bos, malem ini lo join gak? Hadiahnya lumayan, lima puluh juta." Justin, si playboy tampan dengan wajah bule itu buka suara

"Liat nanti, gue kayaknya mau jalan sama Anna." Lucas menjawab sembari matanya fokus pada ponsel di depannya, entah sedang apa.

"Bucin." Ejek Justin yang tak di tanggapi oleh Lucas, sang ketua geng itu masih fokus dengan ponsel di lengannya, terlihat sedang mengetikkan sesuatu. Sepertinya sedang berbalas pesan?

"Chat sama siapa sih? Baru pisah bentar sama doi? Masa udah kangen aja?"

"Berisik lo!" Lucas sudah berujar dingin, itu tandanya dia tak mau di ganggu, Justin dengan Acun pun saling menatap kemudian mengedikan bahu acuh lalu duduk ke tempatnya masing-masing.

***

Suasana kantin sangat ramai, karena sekarang adalah saatnya istirahat. Pandangan seorang gadis menyapu seisi kantin, mencari kekasihnya. Dan hap! Ketemu, kekasihnya sedang duduk bersama dengan dua orang sahabatnya. Biasanya Lucas akan kemana-mana ber enam, namun sepertinya tiga orang lainnya sedang membolos.

Zhivanna berjalan menghampiri Lucas, terlihat Lucas yang tengah sibuk dengan ponselnya. Zhivanna akui Lucas memang sangat tampan, mungkin yang tertampan di sekolah ini. Bohong jika ia bilang dirinya tak memiliki rasa sayang atau cinta pada Lucas. Empat bulan terhitung hubungannya dengan Lucas, dirinya pun mulai nyaman dengan lelaki itu meski hubungan ini berawal karena paksaan. Tapi ingat kan dengan pepatah cinta datang karena terbiasa? Itulah yang Zhivanna rasakan, dia sudah terbiasa dengan kehadiran Lucas, mungkin ketergantungan pada laki-laki dingin itu? Meski Lucas bersifat dingin dan itu  menyebalkan tapi Lucas selalu menjaganya dan melindunginya. Bagaimana dirinya tidak baper coba?

"Kak," Panggil Zhivanna pada kekasihnya. Dirinya memang memanggil Lucas dengan embel-embel 'kakak' karena walaupun Lucas adalah kekasihnya, tetap saja Lucas lebih tua darinya.

"Eh ada ibu bos." Ucapan Acun menyambut kedatangan Zhivanna yang di balas senyuman oleh gadis itu.

Lelaki yang sedari tadi sibuk dengan ponsel itu mendongak mendengar suara yang selalu menemani hari-harinya empat bulan ini. Terlihat kekasihnya berdiri dengan lengan bertautan memandang dirinya, Zhivanna menggerai rambutnya seperti biasa,dengan jepitan rambut kecil berwarna silver di rambutnya menambah kesan manis kekasihnya.

"Duduk." Ujar Lucas sembari menepuk kursi kosong di sebelahnya, Zhivanna pun menurut.

"Mau pesen apa?" Lucas bertanya

"Em mau bakso aja." Lucas mengiyakan kemudian menyuruh salah satu adik kelas untuk memesan, sudah biasa.

"Tumben di bolehin?" Pertanyaan itu meluncur dari mulut Justin, karena sahabat-sahabat Lucas tau bahwasanya Lucas selalu melarang Zhivanna memakan makanan pedas.

"Gak apa-apa, sekali-kali." Jawab Lucas acuh kemudian kembali fokus pada ponselnya. Zhivanna pun menatap Lucas heran, tumben sekali. Ada apa dengan kekasihnya? Tidak biasanya juga Lucas sibuk dengan ponselnya

Lucas yang merasa di perhatikan mendongak dari ponselnya, "Kenapa?"

"Eh nggak apa-apa kak," Jawab Zhivanna, "Kakak lagi chat sama siapa? Tumben banget"

"Bukan siapa-siapa." Lucas beralih menonaktifkan ponselnya kemudian menyimpannya kedalam saku, berbarengan dengan datangnya bakso pesanan Zhivanna.

Zhivanna mengucapkan terimakasih pada adik kelas yang telah membelikannya bakso kemudian beralih hendak mengambil sambal.

"Satu sendok aja" Lucas menyela

"Satu sendok mana berasa kak." Zhivanna memelas "Tiga sendok ya kak?"

"Nggak, satu sendok!"

"Tiga doang kak," Zhivanna masih mencoba menawar pada sang kekasih

"Satu."

"Dua deh kak."

"Satu Anna!"

"Dua deh kak."

"Satu."

"Dua kak...." Zhivanna mulai merengek

"Ck, yaudah dua." Akhirnya Lucas mengalah pada kekasihnya, dirinya sedang malas berdebat

Sementara dua orang di hadapan mereka hanya menatap cengo perdebatan sepasang kekasih di depannya.

"Ya Tuhan kirimin Acun pacar," Acun memandang nanar pasangan di depannya. "Kalo bisa Bu bos aja buat Acun"

Lucas spontan menatap tajam sahabatnya, "Bosen hidup lo?"

Acun spontan meringis kemudian membuat tanda peace, mengatakan dia hanya bercanda.

"Makanya ganteng kaya gue Cun," Justin kini buka suara

"Dih, gue juga ganteng ya!" Acun berujar tak terima

"Iya tapi gak se ganteng gue." Justin mengangkat dagunya tinggi-tinggi

"Gak usah so ganteng lo. Lo juga masih kalah sama si bos."

"Lucas cuma punya satu, kalo gue punya puluhan." Justin menyombongkan ke-playboy an nya pada Acun.

"Iya pacar lo banyak, tapi jalang semua." Acun mengejek, "Kalo Bu bos kan udah mah cakep, cewek baik-baik lagi." Acun membela Zhivanna

"Beneran bosen hidup lo?" Hati Lucas panas mendengar sahabatnya memuji kekasihnya sedari tadi.

"Nggak bos becanda." Acun memandang ngeri pada Lucas. Ia masih sayang nyawanya. Siapa nanti yang akan menemani emak nya nanti jika Acun mati muda?

Lucas beralih menatap kekasihnya yang sedari tadi menghiraukan perdebatan antara Acun dan Justin, lebih memilih memakan baksonya. Jarang-jarang kan dirinya di perbolehkan makan makanan seperti ini, jadi ya harus di nikmati.

***

Zhivanna berbaring diatas ranjang, matanya menatap langit-langit kamarnya, kemudian melirik pada jam di atas nakas, waktu menunjukkan pukul sembilan malam.

Pikirannya berkelana memikirkan perubahan yang terjadi pada hubungannya, pada Lucas tepatnya. Akhir-akhir ini dirinya merasa kekasihnya itu berbeda, Lucas terasa lebih cuek padanya. Dia tau, Lucas memang dingin, tapi ini lebih dingin dari biasanya. Lucas seperti, bodoamat mungkin? Pada hubungan mereka.

Sekarang Lucas jarang datang ke rumahnya, jarang pula mengajaknya jalan. Dulu, waktu awal-awal berpacaran, hampir setiap hari Lucas mengajaknya keluar entah hanya sekedar makan atau menghabiskan waktu berdua.

Sekarang, apa yang terjadi dengan kekasihnya? Apakah kekasihnya mulai bosan padanya?


***

Sat, July 3rd


Possessive MantanWhere stories live. Discover now