[ N ]

1.7K 505 22
                                    

FIN!

SELESAI DIREVISI

Jadwal permainan kembali seperti mulanya, tidak ada lagi penawaran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jadwal permainan kembali seperti mulanya, tidak ada lagi penawaran. Entah apa alasan permainan itu tiba-tiba menawarkan perubahan, apakah ada sesuatu yang salah?

Atau hanya ingin mengerjai Ara saja?

Saat ini Ara sedang berada di tempat khusus agensi untuk mengurus kasus seperti ini. Ara sedang menunggu gilirannya agar dapat berbicara dengan salah satu stalker itu.

Baru selanjutnya Ara akan menemui Ilisa.

krekkㅡ

"Kamu, silakan masuk," panggil seseorang.

Ara berdiri dari duduknya dan memasuki ruangan tempat orang yang memanggilnya barusan muncul. Ketika di dalam, ia dapat melihat gerombolan beberapa wanita yang tak asing.

Siapa lagi kalau bukan mereka yang mencegat Ara di waktu lalu?

Ara mengambil posisi duduk di hadapan mereka, memandang mereka dengan datar. Berbeda dengan mereka yang memasang ekspresi, seolah mereka tahu kalau Ara memang bukan sekadar orang biasa.

"Nah kan. Lo emang bukan sembarang orang," ujar salah satunya.

"Terus? Setelah tahu, mau ngapain?" tanya Ara balik.

"Gak usah belagu," ujarnya. "Jadi mantannya Taeyong gak ngebuat lo jadi dewa."

Ara mendecih sambil tersenyum miring. "Dan jadi fans gak ngebuat lo bisa ngatur hidupnya Taeyong."

"Ah, tapi kayaknya lo gak pantes sama sekali disebut fans." Ara balik memandangnya datar.

Sedangkan lawan bicaranya itu mulai memasang wajah jengkel. Padahal sebelumnya ia terlihat cukup tenang.

"Emangnya siapa yang ngatur hidupnya Taeyong? Gue cuma yakin kalau lo itu gak pantes buat dia," jawab dia.

"Hah? Gak pantes? Haha," Ara tertawa kecil. "Terus yang pantes itu siapa? Lo?"

"Kalau iya, kenapa bukan lo yang seharusnya pacaran sama dia? Kenapa malah gue, yang bukan siapa-siapa, bukan penggemar beratnya Taeyong, malah menang dari lo yang serba tahu soal Taeyong?"

"Gak perlu mancing emosi," jawab dia dengan suara tertahan.

Ara menggidikkan bahu. "Gak ada yang mancing emosi. Gue tanya baik-baik."

"Jadi itu cara lo ngomong baik-baik, hah?" tanya dia. Ara memajukan tubuhnya, agar lebih dekat dengan lawan bicaranya satu ini. Pandangannya berubah jadi lebih serius.

"Bukannya udah jelas jawabannya?" tanya Ara, yang membuat dia menaikkan alis. "Alasan kenapa Taeyong lebih milih gue yang bukan siapa-siapa, itu karena lo terlalu terobsesi. Dan, itu ngebuat Taeyong takut ada di dekat lo."

✔️Dating Doors || NCTWhere stories live. Discover now