[ E ]

2.1K 576 52
                                    

hoii~ pada kangen ya~

inget! bentar lagi cerita ini bakal tamat, dan mohon ditunggu debut mafia ke-3

💕

SELESAI DIREVISI

-few hours before-

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

-few hours before-

plak!

Ilisa terlonjak kaget saat mendengar suara sapu yang terjatuh. Ternyata Jeslyn menjatuhkan sapu itu dan berjalan cepat ke arah Ilisa dengan dahi berkerut. Sepertinya, saat menyebut nama Ara, ia terpancing. Jeslyn menatap Ilisa tajam, menunggu apa yang akan Ilisa katakan.

"A-apa? Dia masuk ke rumah menyeramkan, lalu, kalian tidak menyusulnya?"

Jeslyn masih mendengarkan secara seksama, walau ia tak tahu jelas apa yang Ilisa bahas. Tak lama, Ilisa mematikan sambungan itu dan menyimpan ponselnya. Ia melihat ragu ke arah Jeslyn, sedangkan Jeslyn memang tidak mengubah cara menatapnya. Ia tetap menatap Ilisa sinis.

"Kenapa?" Akhirnya, Jeslyn bertanya.

"Katanya, Ara pergi ke rumah kosong gitu. Terus, karena mereka pikir Ara cuma ngumpet aja, jadilah mereka nungguin di sana." Ilisa menjawabnya tanpa melihat ke arah Jeslyn. "Dan sekarang, setelah ini semua, gue mau ke sana. Lo ikut?"

"Gak usah ditanya," jawab Jeslyn ketus dan kembali ke arah sapunya.

Ilisa melihat Jeslyn yang menjauh darinya dengan sedikit kesal juga. Kenapa hanya Ara yang dipikirkan oleh Jeslyn? Kenapa tidak dirinya? Memang Jeslyn tidak sadar, kalau Ilisa juga punya sesuatu yang ingin dia capai?

"Inilah kenapa gue gak pernah mau masuk dunia K-pop begini. Akibat terlalu gila, jadinya gak waras kaya lo. Temen sendiri dimakan, gila," ketus Jeslyn dengan menatap Ilisa sinis.

"Terus dengan lo nyinyir begitu bakal ngeubah apa, hah?" balas Ilisa yang tak kalah jengkelnya.

Jeslyn mencebik. "Ya ngeubah pola pikir lo, lah, bodoh! Gimana sih? Lo sebenernya anggep Ara tuh siapa, hah? Cuma sekedar bucin Hendery? Enggak! Ngakunya temen sejak embrio, tapi giliran temennya kena masalah malah dimanfaatin. Gila, LO!"

Jawaban Jeslyn membuat Ilisa bungkam, bukan, ia bukannya tersadar, justru malah semakin jengkel. Ia menyapu halaman itu dengan perasaan yang sangat kesal. Entahlah, ia sebenarnya merasa kesal dan bersalah di saat yang bersamaan. Jadi, ia belum memutuskan sebenarnya perasaannya ini bagaimana.

"Yang bisa ngebawa lo ke rumah itu cuma gue, ya," balas Ilisa tanpa memandang Jeslyn.

"Lo pikir gue gak bisa ngikutin lo diem-diem, gitu?"

✔️Dating Doors || NCTDove le storie prendono vita. Scoprilo ora