acara sekolah

Mulai dari awal
                                    

"Kayanya kita harus kesana deh," putus Aruna.

"Lho lho. Kok gitu?"

"Bentar doang elah. Modus dikit sabi lah."

"Yaudah deh." Ziva cemberut. Mereka harus berdiri dilapangan dengan cuaca panas seperti ini. Di kelas menguras otak untuk belajar. Sekarang niat have fun malah menguras energi di bawah terik matahari. Ziva menyentak kan kaki malas.

•••

"Assalamualaikum anak anak."

"Wa'alaikumsalam Pak."

"Bapak ingin menginformasi kan. Besok tepatnya hari sabtu sekolah kita mengadakan acara camping di hutan hijau. Jadi bapak harap kalian menyiapkan diri untuk mengikuti kegiatan sekolah ini."

"Dan ini," menyodor sebuah undangan.  "Tolong kalian sampaikan surat ini kepada orang tua masing-masing, minta tanda tangan nya."

Ada yang bersorak. Karena memang itu yang mereka tunggu. Namun tak sedikit juga yang terlihat biasa aja. Setelah selesai membagikan kertas tersebut. Para siswa lalu dibubar kan.

Aruna dan teman-teman memutuskan untuk membeli perlengkapan camping dan kebutuhan lain.

•••

"Bunda," sapa Aruna.

"Halo. Kok pulang sore?"

"Iya. Tadi Runa mampir Mall dulu bareng temen-temen."

"Bunda." Aruna kembali memanggil Devina.

"Apa Runaaaa."

"Em. Kan sekolah Runa adain Camping. Runa ikutan gak?" tanya Aruna hati-hati. Sebeb, Runa sangat jarang untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan sekolah.

Melihat raut wajah putri nya. Devina mengangguk pelan.

"Iya boleh. Tapi inget ya. Kamu gak boleh capek-capek. Bunda gak mau kamu pulang dengan keadaan sakit." Devina memberi amanat.

"Whoaa. Makasih Bunda." Aruna memeluk Devina erat.

"Yaudah. Runa naik dulu ya! Siap-siap buat besok!" Setelah mengucapkan kalimat itu. Aruna lari menaiki tangga.

"Jangan lupa bawa jaket Aruna!" teriak Devina."

"Siap Bund!"

•••

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Eh ganteng nya Mama sudah pulang." Shinta menghampiri Arkana di ruang tamu.

"Gimana? Capek?" tanya Shinta.

"Hm."

"Mau makan gak? Atau mandi dulu?"

"Mandi dulu."

"Oke deh. Nanti Mama siapin makanan." Shinta sangat memahami watak anak pertamanya. Sehingga dia harus banyak beraabar.

Benci jadi canduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang