Gadis lain lagi

2.6K 383 32
                                    

Hai GUYS

Lama ya

Banget malah

Udah berapa hari aku nggak up?

Kangen nggak?

Nggak kayaknya

~

"Kenalin, Ver. Ini Shelin, Brand Ambassador produk kosmetik Mama." Shelin terlihat menunduk hormat dengan wajah yang tersenyum malu-malu.

Vero hanya melirik sekilas sambil menunduk singkat. "Terus Mama, ngapain nyuruh Vero ke sini?"

"Makan siang. Sekalian nanti kamu balik ke kantor ajak Shelin ya. Shelin katanya penasaran perusahaan keluarga kita." Vero mengangguk singkat. Tak ada gunanya menolak permintaan mamanya. Toh, nanti dia juga dipaksa.

"Gimana perusahaan lancar?"

"Lancar," jawab Vero, singkat. Iva mengangguk. Mereka melanjutkan makannya. Beberapa menit dalam keheningan, mamanya mulai berbicara lagi.

"Tau nggak, Ver? Shelin ini ternyata gadis desa tau. Dia baru banget kerja di agensinya Zanna. Mama juga tau dari Zanna kalo dia punya model secantik Shelin."

Vero melirik Shelin yang masih sibuk dengan makanannya. Cantik. Memang cantik. Tapi, Vero tidak tertarik dengan cewek ini. Mungkin.

"Oh ya! Dia lebih muda setahun dari kamu. Jadi kamu nggak boleh nakal sama dia ya. Dan Shelin, kamu panggil Vero kakak, ya?"

Shelin yang sedang menatap piringnya, mendongak menatap Iva. "Kak Vero, gitu ya?" tanya Shelin. Iva tersenyum lalu mengangguk. Tangannya mengelus pelan rambut Shelin.

Vero menyelesaikan makannya. Dia menatap Shelin yang masih sibuk makan. Vero menunggu sambil memainkan ponselnya. Vero membuka aplikasi belanja online. Dia melihat beberapa buku yang cocok untuk Kenan. Bulan depan, Kenan mulai masuk TK, jadi Vero ingin membelikannya beberapa buku.

Setelah memesan beberapa buku untuk Kenan, Vero melirik lagi Shelin. Gadis itu baru saja menyelesaikan makannya. "Kalo udah. Cepetan. Gue banyak kerjaan di kantor."

Iva melotot mendengar perkataan ketus dari mulut Vero. Iva ingin memarahi anaknya itu, tapi suara Shelin mencegahnya. "Ayo, Kak. Tante aku pamit ya."

Iva mengangguk. Shelin mencium tangan Iva, berlanjut dengan Vero mencium pipinya. "Jangan ketus sama Shelin!"

"Nggak janji." Iva menatap mobil Vero yang menjauhi kantornya. Dia menggeleng, mengingat sikap ketus anaknya pada Shelin. "Dasar Vero!"

***

Vero yang sedang menyetir, berkali-kali melirik Shelin yang tampak senang melihati gedung-gedung tinggi Jakarta. Sejak berangkat dari kantor mamanya, tak sedetik pun Shelin mengalihkan pandangannya dari jendela.

"Lo kenapa sih? Seneng liat begituan?" tanya Vero. Shelin mengangguk tanpa menolehkan wajahnya. Matanya semakin berbinar saat melihat gedung yang sangat tinggi. Sepertinya, Shelin jarang sekali melihat gedung seperti ini di desanya.

"Kak, desa aku kok beda banget ya. Nggak ada gedung tinggi kayak gitu. Adanya sawah dimana-mana." Vero terkekeh pelan. Mulutnya mencetak senyum tipis. Sangat tipis sampai tidak bisa disebut senyuman.

"Kakak pernah ke desa?" tanya Shelin. Vero mengangguk. Dia memang pernah beberapa kali ke desa terpencil saat kuliah dulu. Tujuannya ya hanya liburan, tidak lebih.

Transmigration of Bad BoyWhere stories live. Discover now