Jadian

4.4K 592 38
                                    

Hai, Hello, Anyeong!

Kembali lagi dengan cerita Transmigration Of Bad Boy.

Maaf udah lama nggak up, karena terhalang kuota.

Oh ya kalian askot mana aja nih, komen siapa tau satu daerah kan? Cmiw.

Oh ya saya mau nanya ama kalian semua, arti kata arti apa ya?

~

"Tapi ini nggak papa, Ver?"

"Iya nggak papa! Ayo masuk!" Deana terkesima oleh apartemen yang baru ia masuki. Dia sekarang menempati apartemen keluarga Vero. Sebenarnya ia tak mau, tapi Vira selalu membujuknya.

Deana tak enak jika menolak tawaran Vira. Apa lagi, Vira akan berkaca-kaca jika Deana berkata tidak. Apartemennya memang tak terlalu besar. Tapi untuk ukuran seorang Deana ini sudah lebih dari cukup.

Apa lagi apartemen yang memang lama tidak ditempati ini, masih terlihat sangat bersih, jadi Deana bisa betah di sini. "Wih! Bersih juga."

"Tapi, De. Lo belum beli bahan makanan, kan?"

"Belum."

"Ya udah, beres-beresnya nanti aja, sekarang kita ke supermarket, yuk!" belum sempat Deana berbicara, tangannya sudah ditarik keluar apartemen oleh Vero.

***

"Vero! Ayo bayar, gue udah pegel, nih!"

"Iya bentar!" Vero masih diam, mengamati bahan makanan yang ada di depannya. Setelah berpikir panjang, ia memasukkan dua kemasan daging ayam dan udang ke dalam troli.

Vero berjalan lagi ke depan. Tak lama, dia berhenti lagi. Tangannya mengambil dua kemasan daging sapi dan memasukkannya ke dalam troli yang di dorong Deana.

Jika biasanya perempuan yang paling semangat belanja, tetapi kondisi mereka sangat berbeda. Dimana, Deana malah sangat malas belanja lama, sedangkan Vero dari tadi masih memilih-milih barang yang akan dibeli.

Deana sampai melongo melihat semua barang yang ada di trolinya itu. Ia hanya ingin membeli beberapa yang ia butuhkan saja. Tidak sebanyak ini. "Ver! Ih! Lama lo. Udah belum?"

"Udah." ujar Vero sembari tangannya memasukkan dua bungkus nugget ke dalam troli. Deana menggelengkan kepalanya perlahan. Ia mendorong trolinya menuju kasir.

"Semua totalnya jadi tujuh ratus delapan puluh empat ribu, mbak." Deana mengangguk. Tangannya merogoh saku celananya, mencari dompetnya berada. Tapi saat menemukan dompetnya, Vero malah membayarnya terlebih dahulu.

"Vero! Ih, orang gue yang belanja kok malah elo yang bayar, sih?"

"Sst! Nggak usah banyak cincong, ayo pulang!" Vero menenteng semua barang yang ia dan Deana beli. Vero memasukkan semua belanjaan itu ke bagasi dan masuk ke kursi kemudi.

Vero menjalankan mobilnya. Deana sedari tadi hanya diam dengan bibir mengerucut. "Nih. Gue ganti duit lo!" Deana menyodorkan uang ke Vero.

Vero menggeleng. "Nggak! Nggak usah diganti!"

"Tapi gue nggak enak, lah!"

"Ya udah lu ganti dengan cara lain! Gua nggak mau nerima apa yang udah gue kasih ke orang lain!"

"Cara lain? Cara apaan?" Vero mengangguk menjawab pertanyaan Deana. "Masakin ... gue laper ...."

"Masakin apa?"

Transmigration of Bad BoyWhere stories live. Discover now