"Iya dong papanya Rara,"

"Papah jangan lupa pesenan Bi ya," Bryan datang memenuhi layar hp Rayan

"Iya sayang"

"Bi kok kamu ngalangin si?," Rara mendorong Bryan menjauh

"Cuma sebentar Rara,"

"Papa kok mama diem aja si di rumah?"

"Lho emang biasanya begitu bukan?"

"Ih beda papah," Rara menatap kesal papahnya

"Yaudah nanti papa tanya ke Mamah ya,"

"Iya,"

"Papa gak sibuk?"

"Enggak,"

"Jalan-jalan yuk,"

"Kemana?"

"Papah pulang aja abis kerja nanti kita ke mall buat beli mainan bareng,"

"Okay, tunggu papah ya,"

"Yeay cepetan ya pah,"

Rayan mematikan sambungan telfon dan melanjutkan pekerjaannya. Rara sendiri menuju kamar orang tuanya.

"Mamah" Rara berlari dan langsung naik ke kasur

"Kenapa?"

"Nanti kita jalan-jalan ke mall sama papah,"

"Kamu udah bilang papah?"

"Udah, katanya iya"

"Yaudah sekarang kamu bobo siang ntar mama bangunin,"

"Ok mama,"

Jam menunjukan pukul 4 sore dan mobil Rayan memasuki pekarangan rumah. "Papah" pekik Bryan dan Keyra mereka langsung untuk membuka pintu

Rayan turun dari mobil dan menghampiri kedua anaknya, tidak ada istrinya yang biasa menunggunya pulang.

"Mama mana?"

"Di kamar lagi sibuk,"

"Ayo ke kamar kalian buat siap-siap,"

"Yeay,"

Rayan mengantar mereka ke kamar dan memanggil Queisha agar membantu twins bersiap.

"Rayan maaf," pria dengan dua anak itu langsung menatap ke arah cermin ada istrinya yang sedang memeluknya dari belakang dan menyembunyikan wajahnya di bahu polosnya

"Rayan maaf banget, please jangan diemin aku terus," Rayan yang hanya menggunakan handuk langsung berbalik


"Maaf aku juga lagi kesel jadi ngelampiasin ke kamu" Rayan membawa Queisha kepelukannya dan mengelus punggung istrinya

"Aku gak suka kamu diem, jangan marah lagi sama aku"

"Iya sayang"

"Kamu marah banget ya?"

"Lagi capek aja, lagian ini juga gak sepenuhnya salah kamu,"

"Jadi semua karena capek?"

"Capek, ada masalah, anak aku luka, aku jadi pusing," adu

My Perfect Husband Où les histoires vivent. Découvrez maintenant