46. Problem

7.6K 908 255
                                    

Mereka berjalan menuju kamar Rayan dan Queisha. Disana Bryan dan Keyra akan bermain di karpet bulu. Keyra tidak main seperti biasa, ia hanya menyender dan memegang boneka Barbienya memperhatikan Bryan yang main mobil juga robot.

"Hp kamu mana?" tanya Rayan duduk di kasur dengan Queisha disampingnya

"Kenapa?" Queisha menatap aneh pada Rayan

"Gakpapa, cuma mau liat"

"Gak ada apa-apa Ray"

"Yaudah sini liat"

"Emang kemana sih?"

"Aku cuma mau liat kenapa gak boleh?" tatapan Rayan menajam menatap istrinya yang menyembunyikan sesuatu 

Rayan langsung mengambil hp Queisha yang berada di nakas disamping tubuh istrinya, hingga tubuhnya sedikit meniban tubuh kecil Queisha. 

"Gak ada apa-apa Ray, Kenapa sih?" 

Rayan tidak menjawab ia langsung memeriksa seluruh isi chat istrinya. Queisha merasakan aura Rayan yang mulai membuatnya takut.

"Ngapain si bales chat kaya gini Qey?" Rayan menunjukan chat Queisha dengan cowo masa lalunya

"Aku cuma suruh dia buat berenti ganggu aku"

"Kamu harusnya bilang biar aku yang selesaiin"

"Maaf"

"Dia malah berharap lagi Qey kalo gini, aku gak suka"

"Aku cuma ngak mau kam-"

"Kamu lupa apa yang udah dia lakuin ke kita?"

"Gak gitu Ray"

"Terus gimana ha?"

"Maaf Ray, janji gak gitu lagi" Queisha menenggelamkan wajahnya di leher suaminya yang sedang cemburu 

"Cape tahu gak cemburu terus" 

"Maaf"

"Kamu pernahkan ngerasain cemburu, enak?" Rayan menarik lembut kepala Queisha agar menatapnya 

"Gak enak Ray, hiks maaf" pekik Queisha diakhir kalimatnya, hingga kedua anaknya langsung melihat ke arah orang tuanya 

"Mama nangis?" tanya Bryan 

Queisha dan Rayan langsung menengok ke arah Twins. "Enggak kok" Queisha menatap kedua anaknya 

"Ouh" 

Bryan kembali main dengan Keyra.  Rayan menatap mata istrinya yang sudah berkaca-kaca. "Jangan diulang aku gak suka" Rayan memeluk Queisha 

"Hiks maaf" Queisha memeluk leher suaminya suara tangisannya ia kecilkan 

Rayan mengelus rambutnya lembut. Ia sudah lelah cemburu dengan orang yang sama, tapi sepertinya istrinya justru bertambah nakal. 

"Apa lagi yang kamu sembunyiin?"

"Gak ada"

Rayan memidahkan Queisha ke pangkuannya. "Kamu ketemu sama diakan?"

"Ray ak-"

"Kenapa gak jujur?"

Rayan langsung beranjak pergi dari kamar. "Rayan!" panggil Queisha 

"Kalian main aja dulu ya, mama mau nemenin papa"

"Iya mama" 

Queisha mengikuti Rayan yang pergi ke ruang kerja. Rayan sudah duduk dikursinya dan membaca kertas. Queisha langsung duduk dipangkuan Rayan, dan mengambil kertas itu. 

My Perfect Husband Where stories live. Discover now