53. Capek

5.3K 603 26
                                    

Pagi ini Rayan masih mendiami Queisha. Rasa marahnya bercampur dengan rasa lelah, jadi ia melampiaskannya pada Queisha.

"Ray jangan diem aja" Queisha sejak pagi merengek seperti anak kecil dan Rayan hanya diam

"Ish kamu kalo marah ngomong jangan diem aja"

"Aku juga khawatir sama Bi, tapi maaf kemaren aku emang salah banget Ray"

"Hem,"

"Ray jangan gitu dong, kamu kok tega banget sama aku,"

"Aku ke kantor," Rayan langsung pergi dari sana dan Queisha terdiam ditempat mungkin kesalahannya sudah sangat fatal bagi Rayan

Queisha menuju kamar dan membuka laptopnya. Ia mulai membuka jasa konsultasi jadi ia tidak perlu datang untuk mendengar kelihan pasien cukup mengirimnya live chat ditemani oleh Rara yang bermain Barbie

"Mama!"

"Hei udah selesai mainnya?" Bryan bermain bola bersama salah satu penjaga 

"Udah mah, tadi Bi minta beliin bola baru sama Papa,"

"Kok aku gak ditanyain si?" Tanya Rara dengan wajah cemberut

"Aku gak tahu,"

"Mama telfon papa ya,"

"Gak usah nanti kamu pasti dibeliin mainan juga sama papa,"

"Mau telfon,"

"Ntar ya papa pasti masih di jalan,"

"10 menit dari sekarang yah mah?"

"Iya,"

❤❤❤

Rayan sedang menghadiri rapat ia sangat serius membaca proposal yang ia pegang. "Saya rasa ada kejanggalan di laporan keuangan bulan ini," ujar Jerry ia adalah salah satu atasan bagian keuangan

"Bisa bapak baca lagi itu sudah sesuai," sahut pembuat laporan

"Hasilnya berbeda dengan yang saya hitung,"

"Ini sesuai bukti yang ada pak,"

Rayan menatap ke arah sipembicara dan menatapnya tajam. "Saya rasa kamu pelakunya,"

"Maaf pak Rayan, maksud bapak apa ya?,"

"Saya sudah lama memperhatikan cara kerja kamu dan terbukti kamu melakukan pemalsuan laporan,"

"Pak saya sama sekali gak tahu soal ini,"

"Jerry yang akan ngurus kamu, rapat selesai"

Rayan berjalan keluar dari ruang rapat dan menuju ruangannya. Di hpnya terdapat notif dari Queisha.

"Papah," suara Rara langsung terdengar juga wajahnya yang cemberut

"Hei kenapa sayang?"

"Papa kok mau beliim Bi mainan, tapi Rara enggak,"

"Nanti pasti Papa beliin kok,"

"Papa tahu Rara maunya apa?"

"Tau pasti barbie kan?"

"Ih papa pinter," Rara bertepuk tangan dengan senyum lebarnya

My Perfect Husband Onde as histórias ganham vida. Descobre agora