51. Pelakunya

5.5K 687 91
                                    

Rayan menyeringai melihat orang yang sudah terikat dihadapannya. "Maaf tuan saya hanya disuruh"

"Siapa ?" tanya Rayan dan orang itu enggan menjawab

"Urus dia!"

Rayan pergi dari ruangan itu. "Bunuh?" tanya teman Rayan yang menyeringai menatap pria yang terikat

"Cari tau yang suruh!"

"Okay"

Jadi ledakan semalem berada di dua tempat satu di blok lain yang mungkin bertujuan untuk mengecoh dan satu lagi tepat di belakang rumah Rayan. Setelah di selidiki tujuan utama ledakan adalah rumah Rayan, maka dari itu dengan cepat Rayan menyuruh anak buahnya mencari.

Rayan segera keluar dari rumah besar itu dan menuju mobilnya untuk menuju rumah.
Queisha masih terus bertanya hingga tadi sebelum pergi ke kantor. Ia sangat penasaran sangat jelas terlihat diwajahnya.

"Papa!"

Mobil Rayan yang masuk ke halaman langsung disambut teriakan kedua anaknya. "Papa buka" Keyra mengetuk pintu mobil Rayan

"Iya Sayang, minggir dulu ya" Rayan berbicara dengan membuka kaca mobilnya

Bryan dan Keyra serempak langsung mundur, Rayan langsung membuka pintu. "Gendong" Keyra merentangkan tangannya dan langsung di sambut oleh Rayan

"Mama mana?" tanya Rayan

"Tadi katanya mau ke kamar mandi" jawab Bryan

Saat akan menutup pintu utama Queisha datang. "Eh kamu udah pulang" Queisha mengambil tas yang suaminya bawa

"Iya"

"Mau mandi dulu?" Tanya Queisha ia menggendong Bryan walaupun Bryan tidak memintanya

"Iya"

Mereka menuju kamar utama. "Tunggu disini ya, mama mau ambil baju buat papa" ujar Queisha pada kedua anaknya

"Siap mama" jawab Bryan dan Keyra

Queisha menuju walk in closet. "Rayan jujur sama aku semalem ledakannya di rumah kitakan?" tanya Queisha menatap Rayan yang juga menatapnya

"Iya"

"Astaga, itu siapa ngelakuin?"

"Aku belum tau"

"Kamu punya musuh Ray?, kenapa mereka ngincer rumah kita? Ada twins disini aku takut kalau mere-"

"Hus tenang Qey, aku udah nangkep yang ngelakuin itu, tapi dalangnya masih proses" Rayan memegang pundak istrinya yang terlihat sangat khawatir

"Aku takut anak-anak kenapa-kenapa"

"Aku pasti jaga kalian jangan khawatir"  Rayan membawa Queisha kepelukannya

"Hiks aku gak hiks ada yang terluka lagi"

"Ngak akan, percaya sama aku"

"Kalaupun ada yang terluka aku pastiin bukan kalian" lanjut Rayan mengecup puncak kepala istrinya

"Hiks jangan kamu juga"

"Iya, sekarang jangan nangis ya aku mau mandi"

"Heum"

"Lucu banget sih istri aku" Rayan menghapus air mata dari wajah Queisha yang memerah

"Sana mandi" Queisha mendorong tubuh suaminya agar pergi ke kamar mandi

Queisha melanjutkan niatnya untuk mengambil pakaian yang akan suaminya kenakan, setelah selesai ia menemui twins.

"Mama Rara kapan sekolah?"

"Tadi kamu sekola"

"Bukan sekola yang itu mah, yang itu loh yang lebih gede"

"Ouh sekolah dasar"

"Iya itu"

"Tahun ini kalo kamu pinter terus lulus bisa masuk ke sekolah dasar"

"Rara pinter kok mah"

"Bi juga pinter mah" sahut Bryan dan duduk dihadapan Queisha tepat disamping Keyra

"Rara pinter pelajaran apa?" tanya Queisha

"Rara pinter gambar rumah sama orang"

"Bi pinter itung angka"

"Rara juga bisa baca"

"Pinter banget anak papa" Rayan datang dan langsung menarik kedua anaknya kepelukannya

"Iya dong anak papa Rayan" bangga Keyra

"Anak mama Queisha" sahut Bryan

"Papa semalem Bi denger kaya ada suara Dor, itu suara dari mana?"

"Dari tetangga kita"

"Bi kaget, Rara hampir nangis"

"Iya pah Rara kaget banget lagi bobo"

"Sama papa juga"

"Mama?" ketiganya menatap Queisha yang sedang memainkan hpnya

"Mama juga kaget"

"Mama langsung peluk papa gak?" tanya Bryan membuat Queisha kaget

"Iya dong, papa kan selalu peluk mama" jawab Rayan

"Rara kalo bobo sama papa juga dipeluk"

"Bi juga kok, kenceng peluknya"

"Kalo mama kadang-kadang peluk guling" ujar Keyra membuat Queisha menatapnya

"Iyakan mah?"

"Iya sayang"

"Mah kita kapan liburan ke Jakarta?" tanya Bryan

"Nanti kalau ada waktu libur" jawab Rayan

"Bi mau ketemu Nenek sama kakek"

"Rara juga mau ketemu"

"Nanti ya kalau urusan disini udah selesai" ujar Rayan

"Kapan selesai? Masih lama gak?"

"Heum nunggu kalian masuk sekolah dasar"

"Okay"

"Sekarang kita makan, abis itu kalian belajar"

"Yah mama Rara mau main sama papa"

"Mainnya nanti aja, kalian mau ke Jakarta kan?, jadi harus bisa bahasa Indonesia"

"Rara udah bisa"

"Bi juga"

"Tapi masih banyak yang belum kalian tau"

"Okay mama"

❤❤❤❤❤

"Maaf menganggu tuan, salah satu dari pelaku sudah kami tangkap"

"Bagus, saya kesana besok pagi"

"Baik Tuan"

Rayan mematikan sambungan telefonnya. Pelakunya sudah ditangkap dan seharusnya semua sudah berakhir, tapi masih harus berhati-hati sampai ia benar yakin kalau pelakunya yang saat ini ada.

"Kemari sayang" Rayan menarik tubuh polos istrinya kedalam pelukannya setelah mereka melakukan kegiatan malamnya

"Good night Qey"

❤❤❤❤

29 Juni 2021

Next part 700vote, 100 coment

My Perfect Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang