R1-53: DITANGKAP POLISI?

5.4K 957 105
                                    

DISCLAIMER: PART INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR. BANYAK-BANYAKIN ISTIGFAR DAN JANGAN DITIRU YA!

***

Musik yang diputar oleh disjoki malam ini memeriahkan suasana di klub. Volumenya pun mampu memenuhi semua sudut ruangan, bahkan sangat menusuk gendang telinga. Bagaimana bisa mereka dengan nyamannya mendengarkan alunan musik sekeras itu?

Lampu disko yang menggantung di beberapa titik pun tampak bekerja dengan baik. Menambah kesan gemerlap di antara para pengunjung yang asyik berdansa, mengikuti tempo lagu yang sedang dimainkan.

Namun tidak semua tertarik untuk turut melenggak-lenggokkan badan. Ada yang hanya sekadar duduk sembari meminum minumannya, dengan mata yang lincah mengamati setiap pengunjung perempuan berbadan seksi. Mereka mengenakan pakaian yang sangat terbuka, sampai belahan dada dan paha pun sudah menjadi suatu daya tarik yang sayang untuk diabaikan.

"Anjay, ¹ti luhur nepika handap, mani mulus," decak seorang laki-laki yang begitu bergairah memerhatikan para perempuan yang menari di depan sana. Ia tampak menjilati bibir bawahnya dengan begitu menggoda. Rasanya tak kuasa menahan keinginannya untuk menyentuh perempuan incarannya itu. ¹Dari atas sampe bawah, mulus banget, gilak;

Emangna manéh geus apal awakna ti luhur nepika handap?" tanya kawannya yang sama-sama meminum wiski bersamanya. Dia sedang meledeknya. ²Emangnya lo udah tahu gimana badannya dari atas sampe bawah;

Dia terkekeh. "³Acan, sih. Tapi katingalina mah kitu." ³Belum sih. Tapi keliatannya sih kayak gitu;

Hanya terdengar suara helaan napas. Dia memilih untuk kembali mengangguk-anggukkan kepalanya, mengikuti irama lagu yang semakin heboh.

"Eh, Rio, nyaanan nu kamari téh si Aryani?" Topik pembicaraan pun berganti. ⁴Seriusan yang kemarin itu si Aryani;

Rio menoleh padanya, lalu mengangguk. "Yoi. Kumaha? Mantap?" ⁵Gimana;

"⁶Anjir pokona mah. Bodina aduhai," jawabnya dengan tangan yang membentuk sebuah bodi jam pasir. "Terus, ⁷kumaha carana manéh bisa mawa si Aryani?" ⁶Gilak banget pokoknya. Bodinya aduhai; ⁷Gimana caranya lo bisa bawa si Aryani;

Rio menjentikkan jarinya. "Biasa. Budakna gampang dibobodo," katanya dengan penuh kepuasaan. ⁸Anaknya gampang dimodusin;

"⁹Gelo manéh mah." Temannya geleng-geleng kepala. "¹⁰Teu sieun kaciduk ku polisi?" ⁹Lo emang gila; ¹⁰Nggak takut ketangkep sama polisi;

Mendapati pertanyaan itu, Rio terdiam sejenak. "¹¹Tong mamawa polisi, mun manéh ogé menikmati." ¹¹Jangan bawa-bawa polisi, kalau lo juga menikmati;

"¹²Nya kan aing mah nanya hungkul—" ¹²Iya kan gue cuma nanya doang;

Alunan musik yang tiba-tiba berhenti, membuat semua orang yang ada di klub terheran-heran. Entah kenapa, si disjoki menghentikan kegiatannya. Tak lama, pandangan mereka terpusat pada 2 orang pria berjaket, berjalan menghampiri bar.

"Selamat malam." Sapaan yang datang tiba-tiba dari belakangnya, membuat Rio menoleh. Kedua alisnya terangkat, dengan mata yang memerhatikan penampilan orang-orang di hadapannya dari atas sampai bawah. Mereka tak berekspresi, tapi tampak garang.

"Malam," balasnya setelah membenarkan posisi duduknya. Dia bingung.

Dua pria itu pun saling tatap, seperti memberi kode. Dan benar saja, beberapa detik kemudian, satu di antaranya melangkah maju, mendekati Rio dan memborgolnya tanpa izin. Laki-laki itu pun memberontak, namun mampu mereka kendalikan.

CIRCLE OF LIES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang