R1-36: KE KEDAI KOPI MARAHAN?

5.7K 1K 50
                                    

***

"Mau ke mana, Na?" Calvin yang sedang mengaduk kopinya, teralihkan oleh kehadiran Nona yang keluar dari kamar dengan penampilan yang rapi.

"Jalan-jalan. Bosen di rumah," jawabnya sembari menutup pintu kamar.

Sudah satu minggu berlalu semenjak sekolah diliburkan. Dan hari ini Nona ingin menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan keliling kota. Rasanya membosankan bila berada di rumah terus.

"Mama mana?"

"Ada tuh di belakang. Biasa, lagi masak."

"Oke." Dia pun berjalan ke arah dapur untuk menemui mamanya yang sibuk memasak pesanan katering bersama Teh Santi.

"Ini pesenan dari mana Bu?" Teh Santi bertanya sambil memasukkan satu per satu potongan daging ayam ke dalam kuali yang sudah diisi minyak.

"Perusahaan Konveksi Buana. Katanya ada acara pertemuan gitu."

Perempuan berjilbab itu manggut-manggut.

"Ma?" Panggilan Nona membuat Maya dan Teh Santi menolehkan kepala bersamaan.

"Iya Na?"

"Nona izin keluar sebentar ya? Jalan-jalan."

Maya mengangguk dengan tersenyum. "Iya. Tapi jangan kesorean pulangnya. Bisi hujan."

"Siap Ma. Ya udah, Nona berangkat," pamitnya dengan mengecup punggung tangan Maya. "Mari Teh."

"Mangga Néng. Hati-hati ya." Teh Santi terkekeh kecil.

Nona tersenyum manis menanggapinya.

Setelah meminta izin dan berpamitan, dia kembali ke ruang tengah untuk mencari kunci motornya.

"Kak, kunci motor Nona di mana...."

Saat dirinya sampai di depan, langkahnya tertahan. Badannya mematung dengan alis yang bertautan.

"Ayo Na. Let's go!" seru Calvin yang sudah siap dengan motornya.

Nona menghela napas panjang sebelum menghampirinya. "Kakak ngapain sih? Nona nggak ngajak lho."

"Kakak juga mau jalan-jalan lah."

"Tapi Nona pengen sendiri."

"Kamu ajak Kakak, Kakak bayar apa pun yang kamu beli," bujuknya dengan menaik-naikkan alisnya.

Wajah Nona berubah jadi semringah. "Beneran ya?" Telunjuknya mengancam.

"Iya. Ayo!" Dia pun kembali menutup kaca helmnya. Tangannya sudah siap sedia memutar kunci motor.

"Eh, tapi Kakak belum izin sama Mama. Nanti Mama nyariin gimana?"

Calvin terdiam. Tak lama ia merogoh ponselnya dan mengetik sebuah pesan kepada mamanya.

Ma, Calvin mau keluar sama Nona. Izin ya.

"Udah tuh," katanya dengan menunjukkan isi chat-nya kepada Nona.

"Idih, padahal lari dulu ke rumah kan bisa."

"Ribet."

"Dasar mageran," komentarnya sebelum menduduki jok motor.

"Udah dipake helmnya?"

"Udah," balasnya dengan sedikit gemas.

"Oke. Berangkat!"

Calvin terlihat sangat bersemangat. Dirinya juga sudah lama tidak memanjakan mata dan pikirannya. Sebelumnya, setiap minggu mereka sekeluarga selalu menghabiskan waktu libur bersama. Tapi, sekarang semuanya berbeda. Sosok David pun sudah tak bisa berdampingan lagi di sampingnya.

CIRCLE OF LIES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang